Senin, 03 September 2007

Susah Air, Penjualan Pompa Air Meningkat

Susah Air, Penjualan Pompa Air Meningkat

Bila Anda mengalami Masalah Air Seperti Air Berbau, Air Tercemar, Air Keruh, Sumur Kering Dan Lain-lain Kunjungi www.dunia-air.com

Jakarta, Kompas - Sejumlah sentra perdagangan pompa air di Jakarta bergeliat seiring dengan terjadinya krisis air yang melanda sebagian kawasan pinggiran Ibu Kota. Sebut saja kawasan Glodok, Pasar Senen, dan Pasar Kenari, Jakarta Pusat. Penjualan pompa air di kawasan tersebut menunjukkan kenaikan hingga dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Bahkan, sejumlah pedagang menyarankan agar pembeli memesan dulu sebelum mendapatkan pompa air yang mereka inginkan."Kalau mau beli, pesan sekarang Pak, barangnya cepat habis," kata Lina, pedagang di Pasar Kenari, Pemantauan di tiga pasar tersebut menunjukkan bahwa penjualan pompa air laris manis dan cenderung naik dalam dua bulan belakangan ini.

Menurut Lina, pompa air jenis jet pump dengan daya sedot 30 meter sampai 50 meter di bawah tanah banyak diminati masyarakat. Dalam sehari, kedua jenis pompa air itu bisa terjual sepuluh unit. Angka penjualan ini, kata Lina, kemungkinan akan naik seiring dengan kebutuhan masyarakat akan air.

Dikatakan, sejumlah warga dari bilangan Jakarta Utara hingga Tanjung Barat di Jakarta Selatan berdatangan mencari pompa air baru. "Mereka membeli pompa air ke sini. Kata mereka, airnya keruh kalau pake pompa air yang 10 sampai 15 meter," ucap Lina.

Di Pasar Kenari, deretan penjual pompa air-baru maupun bekas-ramai didatangi pengunjung. Hasan, seorang penjual pompa air bekas, menawarkan harga spesial bersama jasa pemasangannya. Menurut dia, harga pompa air bekas sekitar Rp 300.000 sampai Rp 500.000 ditawarkan menjadi Rp 1.500.000 plus jasa pemasangan. "Kami menawarkan harga segitu karena konsumen terima beres air keluar," katanya.

Menurut Rully, pedagang pompa air di Glodok, warga tampaknya berupaya mencari air lebih dalam lagi. Hal itu ditandai dengan larisnya pompa air jenis jet pump yang berdaya sedot 30 meter bak kacang goreng. Harga pompa yang dijual Rully bervariasi berdasarkan merek, mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 900.000.

Bupati dikritik

Berbarengan dengan kenaikan penjualan pompa air, bisnis jasa pengeboran juga ikut terdongkrak. Beberapa tukang bor air di kawasan Kenari menyatakan kewalahan menerima order dari masyarakat Bekasi.

"Banyak yang minta jasa pengeboran di sini," kata Mukti (48), tukang bor di Kenari. Menurut dia, dalam seminggu mereka melayani dua sampai tiga kali pengeboran, dengan jasa yang diterima antara Rp 1 juta sampai Rp 4 juta. Dikatakan, besar kecilnya tarif jasa pengeboran bergantung pada wilayah konsumen.

Sementara dari Bekasi dilaporkan, Bupati Bekasi Wikanda Darmawijaya dinilai tidak responsif dalam mengatasi musibah kekeringan yang kini dialami warganya. Salah satu indikasi tidak responsifnya bupati terlihat dari belum dicairkannya dana tidak terduga yang antara lain dapat digunakan untuk menangani bencana.


Menurut Abid, sejauh ini belum tampak keseriusan bupati dalam soal bencana kekeringan. "Bupati baru menginstruksikan PDAM (Perusaahaan Daerah Air Minum) agar mengirim air bersih ke wilayah yang kekeringan. Bagi saya, itu tidak cukup dan menunjukkan bupati tidak responsif. Sebab, bantuan PDAM jelas tidak cukup untuk menjangkau seluruh wilayah yang kekeringan sehingga perlu dana segar dalam jumlah banyak," katanya.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar