Rumah Gaya Betawi nan Simpel Cetak E-mail

Hunian bergaya Betawi memang khas. Teras rumah selalu menjadi ruang favorit untuk segala keperluan.

Lokasinya di kompleks Nirwana Town House, Kampung Limo Cinere, Depok. Namun, bagi Suharlin Lilin Harlini, konsep rumah Betawi paling menjadi dambaan. Tak salah, saat berkunjung ke tempat tinggal ini, bangunan Betawi yang unik ini sudah terlihat menonjol di antara rumah-rumah lainnya.

Mulai dari fasad depan, di sisi atap genteng terlihat ornamen rumbai-rumbai terbuat dari kayu khas bangunan Betawi. Namun, tak seperti kebanyakan hunian Betawi yang pinggiran atapnya dikelilingi rumbai kayu, ornamen tersebut hanya ditempatkan di bagian sisi atap teras.

Adapun desain atap genteng dibiarkan plong lepas tanpa penggunaan talang air. “Sengaja didesain begitu biar air hujan yang turun terasa lebih alami. Selain itu bangunan menjadi lebih enak dilihat,” kata Lilin.

Hunian bergaya Betawi dengan luas bangunan 220 meter persegi ini dibangun di atas lahan seluar 420 meter persegi. Bentuk arsitektur bangunan dan sejumlah ruangan di dalamnya didesain begitu simpel sesuai karakter si pemilik rumah.

nirwana2.jpgDi teras rumah tersedia satu set kursi kayu model Betawian. Meski pun kursi kayu ini tak begitu mewah, terlihat begitu manis berpadu dengan desain teras dan bagian depan rumah yang terbuka dengan taman tanpa pagar dan tempat parkir mobil.

Saat memasuki ruang tamu dengan pintu dobel yang cukup lebar sehingga ruangan ini terkesan menjadi lebih luas. Terlebih lagi dengan perpaduan kaca ukuran besar di sisi kanan ruang tamu.

Terdapat dua set kursi sofa dengan paduan warna teduh hijau. Sofa empuk ini dapat membuat tamu betah sambil ngobrol dengan penghuni rumah.

Rumah yang sudah ditempati sekitar dua tahun lamanya ini mempunyai lima kamar tidur. Masing-masing kamar tidur dilengkapi kamar mandi. Satu kamar tidur utama—tempat Lilin beristirahat—dengan pemandangan jendela menghadap ke depan rumah. Adapun empat kamar tidur lainnya ditempati empat anak Lilin, berposisi berjajaran dengan pandangan jendela ke belakang rumah.

Khusus kamar tidur utama mempunyai dua pintu. Satu pintu tersambung dengan lorong yang berhadapan kamar anak-anak. Satu pintunya lagi langsung tersambung dengan ruang makan yang ditempatkan berdampingan dengan taman di bagian dalam rumah.

Jadi, begitu bangun tidur di pagi hari, Lilin dapat langsung keluar kamarnya dan duduk di meja makan untuk sarapan. Makan di ruang makan terbuka semacam ini membuat acara sarapan menjadi lebih segar.

Kemudian untuk kamar anak, tiap kamar didesain sendiri oleh masing-masing anak. Tengok saja di kamar anak laki-laki pertama Lilin terdapat coretan grafiti di salah satu sisi dindingnya. “Biar dia menyalurkan bakat itu di kamarnya saja dan jangan dilakukan di luar,” imbuhnya.

Berbeda dengan kamar anak laki-lakinya, kamar tidur milik anak perempuan lebih mencerminkan nuansa kelembutan dan keceriaan. Warna-warna cat lembut berpadu merah jambu yang ceria. Beberapa hiasan dinding bermotif bunga pun ikut terpajang di kamar tersebut.

Rumah ini sengaja dibangun hanya satu lantai dan tidak bertingkat. Tujuannya, menciptakan suasana kehangatan rumah dengan seisi penghuninya. “Kebetulan saya memang suka kehangatan,” ucap perempuan yang hobi masak dan setiap harinya sibuk menjalankan usaha katering.

Dengan bangunan yang hanya satu lantai ini membuat anak-anak lebih sering berkumpul dan menjadi hangat hubungan satu sama lainnya. Mungkin dampaknya agak berbeda bila bangunannya terdiri atas dua lantai. Anak-anak bisa jadi lebih sering sendiri-sendiri di kamarnya masing-masing.

Adapun tempat favorit berkumpul keluarga adalah ruang teras depan rumah. Setiap pagi saat minum teh atau kopi atau setiap kali habis sarapan pagi, makan siang maupun makan malam, Lilin dan keempat anaknya berkumpul sambil mengobrol di teras. “Bahkan, tiap kali mau tidur malam, anak-anak saya ajak untuk berdoa terlebih dulu di sini,” sebut Lilin sambil duduk santai di teras rumah.(nuriwan trihendrawan/sindo/via)

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872