Jumat, 21 September 2007

Membangun Rumah Harga Murah di Jakarta

Membangun Rumah Murah di Jakarta

RUMAH murah di DKI Jakarta, apakah mungkin? Pertanyaan ini menjadi semacam senandung yang selalu terlontar, setidaknya dalam lima belas tahun terakhir.

DKI Jakarta, kota dengan luas 661,52 kilometer persegi, dari tahun ke tahun terasa makin sesak olehekspansi manusia, bangunan, dan jalan. Kita bisa membayangkan, tahun 1965 gedung di atas 10 lantai di Ibu Kota hanya Hotel Indonesia dan pusat perbelanjaan modern Sarinah. Jumlah penduduk Jakarta, masih kurang dari tiga juta jiwa. Dalam posisi seperti itu, sebagian jalan-jalan di sekitar segi tiga emas; MH Thamrin, Jenderal Sudirman, Gatot Subroto dan HR Rasuna Said, masih berupa hutan dan parit.

Hampir 40 tahun kemudian, Jakarta adalah hutan beton, gedung tinggi di atas 20 lantai, sudah sulit dihitung. Lalu, penduduk sudah melonjak menjadi 11 juta jiwa. Praktis Jakarta masuk 10 besar kota berpenduduk di atas 10 juta jiwa. Jakarta berada dalam satu ruang dengan New York, London, Shanghai, Beijing, Tokyo, Rio de Janeiro, dan Mexico City.

Ekspansi rumah, gedung, jalan, dan termasuk manusia, membuat tanah dan bangunan di Jakarta amat mahal. Tanah di Kebayoran Baru, misalnya, bisa mencapai Rp 10 juta lebih per meter. Satu unit rumah dengan luas tanah 1.000 meter persegi, bisa mencapai Rp 10 miliar. Di Menteng dan kawasan bukit golf Pondok Indah harganya bisa jauh lebih mahal dari itu.

Ingin rumah dengan harga di bawah Pondok Indah, Menteng dan Kebayoran Baru? Bisa ke Pantai Indah Kapuk, Pantai Mutiara, Sunter, Pluit, Kelapa Gading, Puri Indah, Vila Kebun Jeruk, Mega Kebun Jeruk, Permata Mediterania, dan sebagainya. Tetapi harga rumah di sini, dengan ukuran di atas 300 meter, sudah di atas satu miliar rupiah. Angka ini sudah menjadi semacam "horor" bagi warga kelas menengah di Jakarta.

Anda ingin rumah dengan harga jauh di bawah angka tersebut, mesti agak ke tepian Jakarta. Rumah dengan luas 300 meter, masih bisa direngkuh dengan uang Rp 320 juta. Jika ingin lebih murah, "keluar" Jakarta, Anda bisa ke Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor dan kawasan-kawasan yang sudah termarginalisasi oleh keadaan. Harga rumah di sini jauh lebih miring.

Persoalannya adalah harga miring itu kemudian menjadi kurang ekonomis, sebab penghuni rumah yang "berharga miring" itu, biasanya bekerja di Jakarta. Mereka inilah yang mengarus ke Jakarta setiap hari kerja. Mereka jugalah yang tanpa sengaja menambah keruwetan kemacetan Jakarta.

Lalu apa jalan keluarnya? Pelopor hunian di apartemen, Trihatma Haliman, membangun sejumlah apartemen. Pembangunan hunian di gedung tinggi itu untuk mengatasi problem kesulitan lahan kosong dan jarak ke lokasi kerja. Trihatma membangun apartemen dengan beberapa variasi harga. Untuk apartemen papan atas, misalnya, di bangun The Pakubuwono Residence, Apartemen Menteng, dan The Peak. Ia membangun pula apartemen kelas menengah ke atas, seperti Sudirman Park. Lalu sedikit di bawah kelas Sudirman Park, ada beberapa apartemen, misalnya di Kemayoran, Kelapa Gading, dan Tanjung Duren. Harga untuk apartemen kelas menengah ke bawah, berada pada range 200 jutaan rupiah per unit.

Dalam percakapan dengan Kompas beberapa waktu lalu, Trihatma menjelaskan, harga per unit apartemen kelas menengah tersebut sudah sulit ditekan karena harga tanah sudah melonjak terlampau tinggi, demikian pula harga material dan ongkos kerja tukang. Seandainya ada subsidi dan atau fasilitas kemudahan dari pemerintah, harga apartemen ini bisa menjadi jauh lebih rendah. Dan, itu berarti, lebih banyak warga berpenghasilan menengah ke bawah bisa menjangkau apartemen tersebut.

Usahawan properti lainnya, Ciputra, juga membangun rumah tinggal (housing) dari berbagai strata harga. Ia baru-baru ini bahkan mencanangkan hendak membangun ribuan rumah dengan harga Rp 50 juta per unit di pinggiran Jakarta. Gagasan ini tentu bagus direalisasikan. Akan tetapi, yang patut dicarikan jalan keluarnya adalah akses jalan ke Jakarta.

Akses itu hendaknya lebih dibuka, sebab jangan malah membuat kemacetan di Jakarta dan sekitarnya menjadi makin parah. Pemerintah perlu pula memikirkan hal ini agar solusi yang ditawarkan para pengembang, memberi manfaat-manfaat ganda. (AS)


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar