Minggu, 16 September 2007

Model cluster pasti diminati

Tren Properti dan Perumahan 2006

Karena model cluster pasti diminati, setiap pengembang yang membangun perumahan baru pasti akan menggunakan model cluster, kecuali untuk pengembang yang membangun rumah untuk kalangan bawah sekali.

Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama manusia. Meskipun sektor properti diprediksi berjalan agak lambat tahun ini, subsektor perumahan diyakini akan tetap berkembang.

Rumah seperti apakah yang akan banyak dikembangkan oleh developer dan diminati oleh masyarakat tahun ini? Menurut General Manager PT Ciputra Indah, anak perusahaan Ciputra Group, Sinyo Pelealu, paling banyak diminati oleh masyarakat adalah perumahan model cluster. Ini terkait dengan kebutuhan rasa aman sebab tingkat kriminalitas, khususnya di kota besar, kini semakin meningkat.

Rumah model cluster, kata Sinyo, memberikan rasa aman bagi para penghuninya. ''Rumah model cluster pasti akan diminati. Bahkan, kini tren ke sana semua. Setiap pengembang yang membangun perumahan baru pasti akan menggunakan model cluster. Kecuali untuk pengembang yang membangun rumah untuk kalangan bawah sekali,'' ungkapnya kepada Republika.

Tentang gaya rumah, menurut Sinyo, pada tahun ini adalah rumah minimalis. Namun, gaya ini bukan menjadi primadona melainkan hanya sebagai pelengkap. Sebab kalau kualitasnya tidak benar-benar bagus, rumah minimalis bisa hancur.

Rumah bergaya minimalis lebih membutuhkan presisi dibandingkan dengan gaya mediteranian atau klasik. ''Artinya, kalau horizontal, maka harus benar-benar pas. Demikian juga kalau vertikal. Sedangkan gaya medeteranian atau klasik tidak memerlukan presisi,'' jelas Sinyo.

Karena itu, rumah bergaya mediteranian (kolonial) akan menjadi kebutuhan utama masyarakat di tahun ini. Beberapa pengembang besar memakai gaya ini seperti yang dikembangkan di Bumi Serpong Damai (BSD).

Hal berbeda diungkapkan oleh praktisi dan konsultan properti, Budhi S Gozali. Menurutnya pada tahun ini rumah minimalis masih akan menjadi tren perumahan. Gaya ini bisa dipadukan dengan style modern atau klasik.

Tren gaya tersebut juga berlaku di subsektor apartemen. Budhi melihat, para pengembang apartemen akan lebih menyukai membangun dengan tipe modern minimalis. ''Saya melihat pada 2006 minimalis masih akan menjadi tren perumahan, walaupun minimalisnya nanti bisa dipadukan dengan gaya modern atau lainnya. Apartemen juga demikian,'' ungkapnya.

Menurut Budhi, di Jakarta, Budi mengungkapkan, perumahan yang strategis dan aman akan tetap jadi pilihan. Sedangkan untuk Bodetabek dan luar kota, kompleks perumahan yang konsepnya lebih baik akan lebih dicari. ''Misalnya yang fasilitasnya lebih lengkap. Ada perumahan yang setiap cluster-nya dilengkapi dengan club house tersendiri,'' kata Budhi yang juga menjabat sebagai vice president lembaga riset dan konsultan properti Coldwell Banker Indonesia.

Tentang subsektor apartemen, Budi mengatakan, apartemen yang di pusat kota atau CBD menjadi kebutuhan masyarakat di pusat kota. Untuk apartemen di sekitar Jakarta dan luar kota, yang masih bisa dipertimbangkan adalah apartemen yang mempunyai kekhasan, seperti di pinggir pantai, taman golf, gunung, atau pangsa pasar yang jelas (mahasiswa, atau dekat pusat belana).

Harga saling mendekat
Sinyo maupun Budhi menilai perkembangan subsektor perumahan yang akan cukup pesat tahun ini karena rumah merupakan kebutuhan utama. Menurut Sinyo, dibanding subsektor komersial perumahan akan mengalami perkembangan yang lebih bagus. Perumahan kelas menengah ke atas, khususnya high end, akan bersaing langsung dengan apartemen. Sebab, harganya kini semakin saling mendekati.

Itulah sebabnya pengembang perumahan kelas high end bersaing ketat dengan apartemen untuk mendapatkan konsumen. Salah satu caranya dengan memberikan diskon harga. Kebanyakan konsumen perumahan kelas atas, kata Sinyo, membeli rumah untuk kepentingan investasi. Mereka akan terpengaruh oleh tingkat suku bunga deposito. Kalau pada tahun ini bunga deposito sekitar 13 persen, tahun lalu di bawah 10 persen. Ini membuat masyarakat kelas atas mengalihkan investasinya dari sektor properti ke deposito.

''Sedikit banyak ini akan berpengaruh terhadap rumah untuk menengah ke atas dan atas. Sedangkan rumah menengah ke bawah tidak akan terpengaruh karena tingkat kebutuhan tinggi,'' paparnya.


Pasar Sekunder Tidak Terpengaruh

Kondisi ekonomi diyakini banyak pengamat akan menghambat laju pertumbuhan properti di tahun ini. Namun, menurut praktisi dan konsultan properti, Budhi S Gozali, pasar properti sekunder relatif tidak terlalu terpengaruh dengan keadaan ekonomi. Karena, properti merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

Sebagai contoh, bila ada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan keuangan mereka terpaksa menjual rumah untuk kemudian pindah ke rumah yang lebih kecil. Tapi bila ekonomi mereka sudah kembali membaik, mereka akan mencari rumah yang lebih besar lagi. ''Makanya pasar properti sekunder selalu berjalan,'' katanya kepada Republika.

Menurut Budi, faktor yang berpengaruh pada properti tahun ini adalah kenaikan BBM dan suku bunga kredit. Namun, karena properti merupakan kebutuhan pokok manusia, maka tetap dibutuhkan.

Vice president Lembaga Riset dan Konsultan Pproperti Coldwell Banker Indonesia itu menegaskan, selama kondisi keamanan terjaga, bisnis masih bisa berjalan, walaupun banyak tantangan karena kenaikan di berbagai sektor. ''Untuk properti, kita harapkan pada semester kedua suku bunga bank akan turun sehingga bisnis properti bisa lebih bergairah,'' ujarnya menambahkan.

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar