Minggu, 16 September 2007

Membangun rumah tumbuh

Rumah Tumbuh untuk Masa Depan

SETIAP orang berhak merancang dan merencanakan kehidupannya di masa depan, termasuk rencana untuk memiliki hunian atau rumah pribadi yang layak. Tak peduli orang tersebut adalah seorang lelaki yang sudah uzur dengan 12 cucu atau wanita separuh baya yang masih lajang, atau pria muda yang eksekutif sukses.

Bagi kalangan berduit tentu bukanlah masalah, karena spesifikasi rumah yang mereka idamkan dapat terpenuhi dengan mudah oleh dukungan dana yang tersedia. Namun, bagi kalangan yang kurang mampu mestilah cermat dalam menyusun rencana dan ketat dalam anggaran finansialnya.

Terjadi perbenturan dua masalah pokok, yakni keinginan memiliki rumah yang nyaman dan kemampuan finansial yang terbatas. Bagaimana mengatasinya?

Rumah tumbuh

Salahkah jika seorang lajang mempersiapkan sejak dini rumah bagi pasangan hidup dan beberapa orang anaknya kelak?

Tentu tidak salah dan bukan masalah. Yang jadi masalah ialah jika ia belum memiliki dana yang cukup pada saat ini untuk mewujudkan rencana masa depannya itu. Berarti ia mesti menunda membeli rumah? Menunggu bertahun-tahun lagi hingga dananya mencukupi? Boleh jadi bertahun-tahun kemudian harga rumah sudah membubung tinggi.

Membangun sekarang sesuai dengan kemampuan, namun "nyambung" pula jika suatu saat nanti mau dikembangkan menjadi rumah yang besar sesuai berkembangnya jumlah anggota keluarga, apakah mungkin?

Rumah tumbuh! Tepat! Yaitu rumah yang dapat dikembangkan pada suatu saat tertentu nanti guna memenuhi kebutuhan akan ruang dan privasi yang lebih memadai.

Hal penting yang wajib disimak dalam mempersiapkan dan merancang sebuah rumah tumbuh ialah soal konstruksi.

Sebuah rumah tumbuh boleh jadi dikembangkan ke samping asal memiliki areal tanah yang luas. Jika demikian, maka masalah konstruksi mungkin tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Namun, umumnya rumah tumbuh mengalami proses pemekaran ke atas, terutama jika mengingat lahan pertanahan di perkotaan yang begitu mahal dan sulit. Jika pemekaran rumah tumbuh dirancang ke bagian atas, maka masalah konstruksi patut digarisbawahi sejak awal. Konstruksi merupakan realisasi dari hitungan-hitungan teknik yang menentukan kekuatan tegaknya bangunan.

Pada kondisi rencana menambah satu level lantai rumah berarti harus menyiapkan konstruksi yang aman terhadap tambahan beban yang cukup besar, terlebih bila yang direncanakan berupa lantai pelat beton. Maka perlu diantisipasi dengan menyiapkan rancangan kolom dan balok yang kekuatannya setara untuk mendukung beban itu.

Pelat beton

Kelak, bagaimana prosedur pelaksanaan penambahan lantai pelat beton di bagian atas rumah, sedangkan semua kolom dan baloknya sudah berbentuk konstruksi beton (pada saat ini) dan berfungsi sebagai pendukung rangka atap?

Kolom beton (tiang/pilar vertikal dari beton dengan tulangan rangka besi) dan balok beton (balok horizontal dari beton dengan tulangan rangka besi) dapat dipapas minimal sete- ngah dari ketebalan yang ada sehingga terpampang besi tulangannya. Maksudnya, agar penulangan untuk pelat beton dan kolom beton lanjutan yang hendak dibuat dapat disambungkan dan saling kait dengan kuat.

Ini merupakan suatu inisiatif konstruksi praktis yang secara teknis kekuatannya relatif lebih lemah dibandingkan dengan konstruksi yang dilaksanakan secara utuh dan lengkap.

Toh inilah satu-satunya upaya yang mudah, cepat, dan hemat dalam pelaksanaan pengembangan rumah tumbuh.

Namun, selain itu, perlu pula diupayakan suatu sistem pembesian (penulangan beton) yang berkualitas dalam artian benar pelaksanaan kerjanya serta tepat spesifikasi materialnya. Pembesian mutlak akurat dan kuat, terutama pada pengembangan atau penambahan lantai atas rumah tumbuh berupa pelat beton.

Sedangkan jika pengembangannya hanya berupa lantai papan dengan rangka balok kayu, tentu lebih mudah lagi karena hanya melanjutkan pembuatan kerangka beton (kolom dan balok) yang tujuannya hanya sebagai kerangka penguat dan pengikat "tubuh" bangunan.

Tentu lebih bijak bila terlebih dahulu meminta pendapat dan saran pada konsultan atau seorang yang ahli sebelum pelaksanaan pembangunan sebuah rumah tumbuh sebab konstruksi adalah bidang yang sangat berbau teknik dan memerlukan hitungan-hitungan nan akurat.

Yang paling pelik dari pelaksanaan sebuah rumah tumbuh ialah masalah desain. Desain yang dibuat haruslah "nyambung" antara pelaksanaan awal dan pengembangannya di kemudian hari. Dan terutama pula, apakah pelaksanaan awal rumah tumbuh tersebut cukup nyaman sebagai sebuah hunian sebelum dikembangkan nantinya.

Faktor desain juga sangat menentukan banyak-tidaknya perombakan yang akan terjadi pada saat pengembangan lanjutan rumah tumbuh tersebut. Maka dibutuhkan desainer tata ruang yang cerdas serta jarak waktu yang cukup sebelum menetapkan pilihan terhadap suatu konsep rumah tumbuh, rumah "tabungan" masa kini untuk masa depan bersama keluarga.

Penting untuk senantiasa diingat tujuan dan proses pelaksanaan sebuah rumah tumbuh. Secara sederhana, rumah tumbuh ialah rumah yang dibangun serta direncanakan dengan matang untuk dikembangkan lebih luas di kemudian hari.

Desain, konstruksi, dan pemakaian material pada sebuah rumah tumbuh sejak awal dipersiapkan secara tepat untuk mendukung pengembangan rumah tumbuh itu sendiri sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Rumah tumbuh sangat berkaitan erat dengan dana yang terbatas. Kendati demikian, rumah tumbuh bukan merupakan konsep yang keliru dalam dunia arsitektur.

Ia merupakan siasat yang pas untuk merancang masa depan dalam situasi ekonomi yang kurang ngepas.

Yoppy OL Pemerhati Rumah

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar