Minggu, 30 September 2007

Rumah Betang Suku Dayak

Rumah Betang Suku Dayak
di Ambang Kepunahan





SH/Aju

TERAWAT DAN PUNAH – Rumah adat Suku Dayak Tamambaloh di Desa Bali Gundi, Kecamatan Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, adalah salah satu dari rumah adat Suku Dayak yang masih terawat baik. Namun, ada pula rumah adat Suku Dayak yang terancam punah karena termakan usia serta minimnya dana pemeliharaan seperti yang terdapat di Sungai Uluk Apalin, Kecamatan Embaloh Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.


PUTUSSIBAU – Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang terletak di pehuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia, memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Di samping dikenal sebagai kabupaten konservasi dengan kehadiran Taman Nasional Danau Sentarum sebagai sumber utama resapan air Sungai Kapuas seluas 130.000 hektare dan Taman Nasional Betung Kerihun seluas 800.000 hektare, juga memiliki banyak rumah betang (panjang) Suku Dayak.
Rumah betang Suku Dayak memiliki keunikan tersendiri. Bentuknya memanjang lurus di atas seratus meter, bertiang panggung berketinggian di atas satu meter dan beratap sirap dari kayu ulin. Di dalam rumah betang terdapat puluhan bilik dan satu bilik dihuni satu keluarga. Pintu akses ke dalam mesti melewati tangga dari bawah kolong yang terbuat dari kayu bulat dilengkapi anakan tangga demi mempermudah pijakan.
Karena keunikannya itu, Kantor Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan setempat menetapkan lima unit rumah betang di Kabupaten Kapuas Hulu sebagai cagar budaya. Rumah betang cagar budaya itu berada di Dusun Sunge Uluk Apalin, Desa Nyagau, Kecamatan Embaloh Hilir, di Melapi, Kecamatan Putussibau, di Semangkok, Kecamatan Kedamin, serta di Sungai Utik dan Bukung, Kecamatan Embaloh Hulu.
Rumah betang di Dusun Sunge Uluk Apalin merupakan salah satu rumah adat Suku Dayak tertua di Kalimantan Barat. Interiornya relatif asli, baik bentuk maupun bahan bangunannya. Rumah betang yang didirikan 65 tahun silam mencakup 54 bilik (ruang kamar) dengan panjang 286 meter, tiang panggung dari kayu ulin berdiameter di atas 50 sentimeter dan berketinggian rata-rata delapan meter.
Letaknya yang relatif dekat dari Kota Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, sekitar satu jam perjalanan darat, membuat rumah betang di Uluk Apalin cukup ramai dikunjungi wisatawan. Setiap pengunjung akan disambut ramah, tidak dipungut bayaran dan cukup mengisi buku tamu.
Selama berkunjung, setiap tamu akan disapa penghuni yang kebanyakan orangtua dengan sikap sopan dan bersahabat. Bila berkenan, pengunjung akan disuguhi minum tuak (minuman tradisional dari beras ketan) dan makan sirih karena dianggap menghargai budaya masyarakat lokal.
Rasa kebersamaan dan persaudaraan tampak setiap ada permasalahan yang menimpa salah satu penghuni. Jika salah satu anggota keluarga ada yang meninggal dunia maka masa berkabung mutlak diberlakukan selama satu minggu bagi semua penghuni dengan tidak menggunakan perhiasan, tidak berisik, tidak minum tuak dan dilarang menghidupkan peralatan elektronik.
Sayangnya, karena termakan usia, rumah betang di Uluk Apalin terancam kepunahan, karena kondisi fisik bangunannya yang sudah sangat memprihatinkan. Selain mengalami kerusakan pada fisik bangunannya, keberadaan rumah betang ini pun mengalami ancaman eksternal, akibat pengikisan air sungai di depannya yang semakin hari semakin bertambah. Demikian pula tumbuhan liar yang cukup padat di sekitar rumah betang yang sangat dekat dengan bangunan, menyebabkan kelembaban tinggi di sekitarnya, sehingga turut andil dalam mempercepat proses pelapukan bangunan.
Wartawan SH yang berkunjung ke Dusun Sunge Uluk Apalin belum lama ini menyaksikan sebagian besar atap sirap di beranda depan sudah dalam keadaan bolong. Bagian ruang tamu dan dapur yang dimiliki masing-masing satu kepala keluarga, direhap seadanya, sehingga mengurangi makna artistiknya. Demikian pula fasilitas sanitasi, seperti kamar mandi, kamar kecil, dan pipa air bersih rata-rata mengalami kerusakan, sehingga sebagian besar warga memilih mandi dan buang hajat langsung ke sungai.
Menariknya, setiap penghuni bilik selalu memiliki koleksi barang antik berupa piring keramik, gong, meriam kuno, talam tembaga, dan berbagai bentuk perhiasan Cina dan Belanda yang sudah sangat jarang dijumpai. Para penghuni rumah betang Uluk Apalin dikenal pula memiliki seni budaya cukup tinggi, bisa dilihat dari berbagai bentuk ukiran palung, mandau (parang hiasan untuk berperang Suku Dayak), tombak dan berbagai bentuk anyaman dari rotan.

Terbentur Biaya
Kanisius (59) salah satu penghuni rumah betang di Uluk Apalin kepada SH mengatakan, setiap kali warga yang berusaha berinisiatif melakukan rehab swadaya, selalu terbentur biaya, karena masing-masing kepala keluarga mesti merogoh kantong minimal Rp 15 juta. Nilai nominal yang tidak mungkin dipenuhi para penghuni yang sebagian besar bermatapencaharian berladang berpindah dan penebang kayu di hutan.
”Rahab yang dilakukan kalangan swadaya masyarakat dan pemerintah, kesannya masih bersifat tambal sulam, karena keterbatasan anggaran. Tapi fondasi rumah betang ini sangat kuat, masih mampu bertahan hingga seratus tahun mendatang, sehingga yang paling mendesak direhab adalah bagian atap, teras dan fasilitas sanitasi,” ujar Kanisius.
Rumah betang Uluk Apalin sudah berkali-kali berpindah tempat, karena terdesak ancaman abrasi. Bangunan terakhir ini sudah berusia 65 tahun. Sebagian besar bahan bangunannya berasal dari bangunan rumah betang lama. Ratusan unit tiang panggung yang masih berdiri kokoh sekarang dengan diamater di atas 50 sentimeter, diyakini telah berusia lebih dari 200 tahun!
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Lintungan Pandji menjelaskan, rehabilitasi rumah panjang di Dusun Sunge Uluk Apalin mesti melewati proses panjang, karena membutuhkan dana di atas Rp 5 miliar. Sejauh ini, memang sudah ada informasi rencana bantuan rehabilitasi bertahap dari UNESCO, kalangan swadaya masyarakat luar negeri dan pemerintah pusat, tapi perlu konfirmasi lebih lanjut.
”Pemerintah sudah bertekad keberadaan rumah betang di Dusun Sunge Uluk Apalin mesti diselamatkan dari kepunahan, karena sudah termasuk dalam cagar budaya yang mesti dilindungi. Tapi prosesnya panjang, sehingga dibutuhkan kesabaran,” kata Lintungan.
Menurut Lintungan, dalam jangka panjang program rehabilitasi rumah betang Uluk Apalin akan lebih ditekankan kepada aspek pengembangan program pariwisata. Implikasinya para penghuni secara bertahap dipindahkan ke pemukiman lain, sehingga rumah betang Uluk Apalin pengelolanya diambil alih pemerintah. Masyarakat penghuni akan diberi kompensasi yang aplikasinya dijamin tetap berpihak kepada rasa keadilan masyarakat.(SH/aju)


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Keywords Rumah Adat

tentang rumah
rumah adat jakarta
rumah adat bali
rumah adat kalimantan timur
fungsi rumah adat
arsitektur rumah adat
rumah tropis
rumah adat nias
artikel rumah adat
ornamen rumah adat
rumah adat karo
rumah adat sumatera
rumah adat sulawesi selatan
ragam hias rumah adat betawi
rumah adat batak toba
rumah bali
rumah adat jawa
rumah minang
rumah disain
rumah adat sumatera selatan
rumah adat riau
tentang adat
rumah adat minang kabau
arsitektur rumah
rumah adat lombok
gambar rumah adat batak
minimalis rumah
budaya adat
rumah adat papua
rumah adat palembang
asal usul rumah adat
rumah adat tradisional
rumah aceh
rumah tinggal
rumah adat padang
rumah kalimantan
rumah tanah
rumah adat jawa barat
bentuk rumah adat
perkawinan adat
rumah adat gorontalo
rumah adat melayu
rumah adat suku batak
rumah adat kudus
rumah adat nusa tenggara
rumah adat sumba
rumah adat sumatera utara
rumah sunda
contoh rumah
sketsa rumah
rumah adat minahasa
rumah modern
tradisi adat
rumah dan pakaian adat
rumah adat di indonesia
rumah adat joglo
artikel rumah
taman rumah
rumah adat betawi
rumah adat bugis
rumah papua
ruang rumah
rumah adat sumatra
tradisional rumah
denah rumah adat
rumah minangkabau
gambar rumah adat indonesia
rumah indonesia
masyarakat adat
foto rumah adat
warna adat
rumah adat honai
rumah adat ntb
adat indonesia
rumah idaman
rumah adat irian jaya
warna rumah
rumah bugis
adat bali
rumah adat
jenis rumah adat
rumah adat sumatra utara
rumah adat sumatera barat
rumah kayu
rumah melayu
rumah budaya
struktur rumah adat
rumah adat maluku
rumah palembang
rumah rumah adat
sejarah adat
gambar rumah adat nias
tanah adat
sejarah rumah
rumah adat irian
rumah adat dayak
rumah adat suku sunda
rumah adat nusa tenggara timur
rumah adat manggarai
gambar rumah adat jawa
macam rumah adat
rumah bangunan
rumah seni
bangunan rumah adat
rumah adat suku dani
rumah fengshui
rumah batu
pagar rumah
rumah adat banjar
rumah dapur
rumah adat indonesia
rumah adat kalimantan selatan
rumah adat toraja
rumah adat nusantara
rumah adat banten
rumah dayak
tipe rumah
rumah adat sulawesi utara
rumah adat yogyakarta
rumah adat suku minahasa
kesenian adat
rumah adat suku baduy
rumah adat bengkulu
rumah adat sunda
denah rumah
macam macam rumah adat
upacara adat
rumah adat suku irian
rumah adat daerah
arsitek rumah
rumah adat jambi
rumah adat batak
nama rumah adat
bentuk rumah
rumah adat kalimantan barat
rumah mungil
rumah nias
rumah madura
rumah adat jepang
rumah adat medan
gambar rumah
rumah adat sumatra barat
rumah adat minang
rumah adat madura
nama nama rumah adat
rumah adat sulawesi tenggara
rumah adat makassar
adat dayak
rumah adat lampung
rumah adat dki
adat batak
seni adat
rumah adat batak karo
sejarah rumah adat
perbedaan rumah adat dengan rumah modern
rumah adat suku tengger
feng shui rumah
rumah adat sulawesi
rumah adat suku dayak
gambar rumah adat
interior rumah
tarian adat
rumah adat kalimantan
suku adat
rumah adat flores
rumah jawa
hukum adat
rumah adat buton
pernikahan adat
rumah adat jawa timur
rumah adat minangkabau
ruangan rumah
rumah toraja
rumah adat aceh
adat kebudayaan
perbedaan rumah adat
design rumah
rumah betawi
rumah daerah
rumah sehat
rumah batak
rumah adat di jawa
desain rumah
rumah adat suku sasak
rumah adat manado
jawa adat
rumah sasak
photo rumah adat
gaya rumah
rumah adat dki jakarta
rumah adat jawa tengah
konstruksi rumah adat
pakaian adat
adat sunda
nama rumah adat di indonesia
rumah adat suku karo


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Prospek Bisnis Properti 2007 Masih Cerah

Prospek Bisnis Properti 2007 Masih Cerah
Friday, 8 December 2006 11:48:00
JAKARTA, investorindonesia.com
Kalangan pengembang menilai bisnis properti nasional pada tahun 2007 masih cukup cerah mengingat daya beli masyarakat sudah mulai meningkat, apalagi ditunjang dengan adanya kebijaksanaan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate 50 basis poin.


"Kebijakan BI menurunkan BI Rate sebesar 50 basis poin dari 10,25% menjadi 9,75% per tahun cukup positif bagi pengembangan bisnis properti," kata Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk (PT SA) Johanes Mardjuki di Jakarta, Jumat.

Ia mengharapkan turunnya BI Rate menjadi 9,75% dapat merangsang perkembangan bisnis properti di Indonesia.

"Dengan adanya penurunan BI Rate sebesar 50 basis poin, para pengembang mengharapkan tingkat bunga pinjaman bank turun menjadi sekitar 11 sampai 12 % yang saat ini tercatat 13,5 hingga 14 %," ucapnya.

Khusus tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan adanya penurunan BI Rate diharapkan dari 14 -15% menjadi 12,75 -13 % per tahun.

Johanes optimistis penurunan BI Rate akan menurunkan suku bunga pinjaman yang pada gilirannya akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli properti termasuk perumahan.

Dia mengharapkan agar sektor perbankan tidak segan-segan mengucurkan kreditnya kepada sektor riil sehingga pada gilirannya dapat merangsang daya beli masyarakat.


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Kamis, 27 September 2007

Harga Bahan Bangunan 2007

Jurnal Harga Bahan Bangunan

DAFTAR HARGA BANGUNAN `
( September 2007 )


PASIR
Pasir Beton (per m3) Rp 160.000
Pasir Mundu (per m3) Rp 180.000
Pasir Biasa (per m3) Rp 150.000

BATU
Batu Kali (per m3) Rp 190.000
Batu Koral (per m3) Rp 195.000

SEMEN
Semen Tiga Roda (40 kg) Rp 30.000
Semen Tiga Roda (50 kg) Rp 37.500
Semen Gresik (40 kg) Rp 29.500
Semen Gresik (50 kg) Rp 33.500
Semen Holcim (40 kg) Rp 26.000
Semen Holcim (50 kg) Rp 39.000

HEBEL
Blok Reguler Tebal 10 mm (per m3) Rp 646.500
Blok Jumbo (per m3) Rp 656.500
Anak Tangga (per m3) Rp 1.754.500
Panel (per m3) Rp 219.500

BESI BETON
Diameter 6mm (12m) Rp 12.000
Diameter 8mm (12m) Rp 24.000
Diameter 10mm (12m) Rp 37.000
Diameter 12mm (12m) Rp 55.000
Diameter 16mm (12m) Rp 100.000

PAKU
A. Paku Kayu/Triplek
ukuran 1-4cm (per kg) Rp 15.000
ukuran 5-12cm (per kg) Rp 9.000
B. Paku Beton biasa (semua ukuran)/dus Rp 9.000
Paku Beton bagus (semua ukuran)/dus Rp 25.000
C. Kawat Beton Rp 9.000

TRIPLEK

Tebal 3mm Rp 43.000
Tebal 4mm Rp 50.000
Tebal 6mm Rp 70.000
Tebal 9mm Rp 105.000
Tebal 12mm Rp 143.000
Tebal 15mm Rp 177.000
Tebal 18mm Rp 200.000

KACA
A. Kaca Bening
Tebal 3mm Rp 75.000
Tebal 5mm Rp 85.000
Tebal 8mm Rp 130.000
Tebal 10mm Rp 185.000
B. Kaca Rayben
Tebal 3mm Rp 65.000
Tebal 5mm Rp 62.500
Tebal 8mm Rp 220.000
Tebal 6mm Rp 125.000

PAPAN FIBER SEMEN
Papan Fiber Semen :
Ukuran Triplek :
Big Flat Elephant (122x244) 4mm Rp 37.500
Big Flat Elephant (122x244) 6mm Rp 67.500
Big Flat Elephant (122x244) 8mm Rp 90.000
Ukuran Papan :
Wood lank Elephant (122x244) 8mm Rp 42.500

PAPAN GYPSUM
Ukuran Gypsum :
Merk Jaya (120x240) 9mm Rp 48.000
Merk Elephant (120x240) 9mm Rp 44.000
Merk Star (120x240) Rp 39.000
Merk Aplas (120x240) Rp 33.000
Merk Knauf (120x240) Rp 41.000

KAYU
A. Reng
Meranti (2x3) per batang Rp 8.000
Meranti (3x4) per batang Rp 10.000
Borneo (2x3) per batang Rp 8.000
Borneo (3x4) per batang Rp 10.000
Kamper (2x3) per batang Rp 15.000
Kamper (3x4) per batang Rp 20.000
B. Kaso
Meranti (4x6) per batang Rp 22.000
Meranti (5x7) per batang Rp 28.000
Borneo (4x6) per batang Rp 22.000
Borneo (5x7) per batang Rp 28.000
Kamper (4x6) per batang Rp 45.000
Kamper (5x7) per batang Rp 60.000
C. Galar
Meranti (5x10) per batang Rp 45.000
Borneo (5x10) per batang Rp 40.000
Kamper (5x10) per batang Rp 80.000
D. Balok
Meranti (6x12) per batang Rp 65.000
Meranti (8x12) per batang Rp 90.000
Borneo (6x12) per batang Rp 65.000
Borneo (8x12) per batang Rp 80.000
Kamper (6x12) per batang Rp 170.000
Kamper (8x12) per batang Rp 190.000

CAT TEMBOK
A. Interior
Dulux (2,5 lt) Rp 103.700
Dulux (20 lt) Rp 756.000
Mowilex (2,5 lt) Rp 143.000
Mowilex (20 lt) Rp 596.000
Catylac (5 kg) Rp 56.500
Catylac (25 kg) Rp 275.000
Vinilex (5 kg) Rp 58.300
Vinilex (25 kg) Rp 286.000
Metrolite (5 lt) Rp 50.500
Metrolite ( 25 kg) Rp 241.500
Matex ( 4kg) Rp 72.600
Matex (25 kg) Rp 150.000
Profitex (5 kg) Rp 24.000
Profitex (25 kg) Rp 90.000
B. Eksterior
Dulux (2,5 lt) Rp 129.000
Dulux (20 lt) Rp 959.000
Mowilex (2,5 lt) Rp 138.000
Mowilex (20 lt) Rp 668.000

CAT KAYU
Dulux 1 kg Rp 51.700
Mowilex 1 kg Rp 58.000
Catylac 1 kg Rp 26.000
Glotex 1 kg Rp 27.950
Emco 1 kg Rp 35.000
Globe Supergloss Rp 19.000

GENTENG KERAMIK
Kanmuri Milenio (Double Interlocking)
- Warna Natural Rp 6.000
- Warna Standard Rp 3.400
- Warna Spesial Rp 6.500
- Warna Exclusive Rp 11.250
Kanmuri Espancia
- Warna Natural Rp 5.400
- Warna Standard Rp 8.500
- Warna Spesial Rp 9.500
- Warna Exclusive Rp 10.500
M Class (Double Interlocking)
- Warna Natural Rp 5.600
- Warna Standard Rp 8.600
- Warna Spesial Rp 9.600
- Warna Premium Rp 10.700
- Genteng Knok Natural Rp 10.500

GENTENG BETON
- Morando
- Berglazur Rp 2.200
- Natural Rp 1.500
- Moner Rp 2.900

IDEAL
- Berglazur Rp 2.250
- Natural Rp 2.200

GENTENG METAL
Sun Roof Venus
Ukuran 38,5 x 80 cm S/S Rp 21.500
Ukuran 38,5 x 80 cm D/S Rp 22.500
Sun Roof Pluto
Ukuran 38,5 x 80 cm S/S Rp 17.500
Ukuran 38,5 x 80 cm D/S Rp 19.500

ASBES
Jabesmen
150x105 (per lembar gelombang kecil) Rp 22.000
180x105 (per lembar gelombang kecil) Rp 25.000
210x105 (per lembar gelombang kecil) Rp 29.000
240x105 (per lembar gelombang kecil) Rp 36.000
270x105 (per lembar gelombang kecil) Rp 44.000
300x105 (per lembar gelombang kecil) Rp 48.000

SENG GELOMBANG
Seng Plat
Tebal 0.20 Rp 20.000
Tebal 0.25 Rp 25.000
Tebal 0.30 Rp 29.000
Tebal 0.40 Rp 65.000
Seng Gelombang
Tebal 0.20 Rp 35.000
Tebal 0.30 Rp 50.000
Tebal 0.40 Rp 35.500

PIPA PVC
- Wavin 0,5 inci Rp 12.000
0,75 inci Rp 18.700
1 inci Rp 20.000
2 inci Rp 45.000
3 inci Rp 87.000
4 inci Rp 145.000

- Rucika 0,5 inci Rp 24.835
1 inci Rp 43.520
2 inci Rp 50.540
4 inci Rp 168.320
8 inci Rp 635.895

- Lucky 0,5 inci Rp 8.500
0,75 inci Rp 12.600
1 inci Rp 15.000
2 inci Rp 33.300
3 inci Rp 64.000
4 inci Rp 102.300

- Unggul 0,5 inci Rp 8.300
0,75 inci Rp 10.900
1 inci Rp 15.000
2 inci Rp 26.600
3 inci Rp 39.500
4 inci Rp 54.500

- Maspion 0,5 inci Rp 10.000
0,75 inci Rp 14.000
1 inci Rp 19.000
2 inci Rp 44.000
3 inci Rp 88.000
4 inci Rp 145.000

KERAMIK LANTAI ARWANA

20x20
Tua Rp 30.000
Muda Rp 29.000
30x30
Putih Rp 24.000
Marble Rp 27.000
Fancy Rp 31.000
40x40
Putih Rp 29.000
Marble Rp 32.500

LANTAI KAYU
Kronotec (per meter) Rp 225.000
HDM Glossy (per boks) Rp 550.000

KERAMIK DINDING
20x20
Roman (putih) Rp 30.000 Rp 38.500
(motif) Rp 33.000 Rp 37.500

Masterina (putih) Rp 25.000
(motif) Rp 30.000

KIA (putih) Rp 27.500
(motif) Rp 32.500
20x25
Mulia (warna muda) Rp 30.000
(warna tua) Rp 35.000
IKAD (warna muda) Rp 38.000
(warna tua) Rp 45.000

Roman Rp 35.000 Rp 38.500
25x33 Roman Rp 37.000 Rp 40.000
33x50 Roman Rp 58.000 Rp 64.000
30x30 Hercules (putih) Rp 25.000
Acura (putih) Rp 24.000
KIG (warna) Rp 35.000
KIA (warna) Rp 35.000
60 x 60 Platinum Rp 107.500 Rp 113.000
30 x 60 Platinum Rp 64.000 Rp 69.000
58 x 58 Platinum Rp 95.000 Rp 98.500

SANITARI
KLOSET DUDUK
Sanremo Classis CCST Rp 1.189.325
Lexington Rp 3.174.375
Granada 3000 CCST Rp 1.061.000
Granada II Space CCST Rp 1.303.150
Projecta Rp 945.000

KLOSET JONGKOK
Rapi EX Squat Rp 141.575

WASTAFEL/LAVATORY

San Remo 55 Lava & Pedestal Rp 499.000
Studio 3000 Lava & Pedestal Rp 368.500
Studio 50 Lavatory Rp 194.500
Studio 45 Lavatory Rp 169.125

GRANIT

Impero 40x40 Rp 96.000 Rp 110.000
Granito 40x40 Rp 165.000 Rp 180.000
Inesa 40x40 Rp 105.000 Rp 125.000
Niro 40x40 Rp 100.000 Rp 135.000
Essenza 40x40 Rp 155.000 Rp 167.000

KUNCI
Firo Rp 265.000
Napoli Rp 20.000
Romaco Rp 60.500
Ferza Rp 27.500
Top Rp 25.000
Paloma Rp 381.400
Yale Rp 110.000
Beluci Rp 110.000

http://duniarumah.com/


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Rabu, 26 September 2007

Bangun Rumah Tepi Danau di Gading Serpong

Singapura Bangun Rumah Tepi Danau di Gading Serpong


Laporan Wartawan Kompas R Adhi Kusumaputra


JAKARTA, KOMPAS--Singapura melirik properti di Serpong. Paramount Serpong, salah satu dari dua pengembang yang membangun kawasan Gading Serpong, membangun sekitar 500 unit rumah di tepi danau. Danau asli seluas 5,4 hektar itu akan menjadi daya tarik karena di seputar danau akan dibangun jogging track, water rccreation, shopping promenande, clubhouse dan restoran.

"Rumah di tepi danau yang dinamakan Serenade Lake ini merupakan ’bayi cluster pertama’ bagi pengembang Paramount di kawasan Paramount Lakes di Gading Serpong. Kami sedang membangun dam di sepanjang satu kilometer, sepanjang cluster Serenade Lake untuk melindungi rumah-rumah tersebut dari banjir," kata Erik Witiandika, anggota tim promosi Paramount Lakes kepada Kompas, Kamis (12/4) sore.

Cluster Serenade Lake seluas 24 hektar itu akan berisi 500 unit rumah seharga antara Rp 400 juta (84/128) dan Rp 800 juta (143/216). Serenade Lake merupakan cluster pertama Paramount Lakes di Gading Serpong.

Paramount Serpong merupakan grup usaha Paramount International dari Singapura. Saat ini Paramount Serpong mengantungi izin lokasi 800 hektar, 300 hektar di antaranya masih lahan kosong.

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Eksekutif Muda di Apartemen

Apartemen, Kenyamanan di Tengah Kesempitan

Jakarta, Kompas


Kirim Teman | Print Artikel
Kompas
Bosan di ruang tertutup, penghuni apartemen asyik dengan laptopnya di areal kebun apartemen

Oleh: Clara Wresti

Evelina Setiawan (35) kesal. Baru pulang dari kantor, dia sudah mendapat pengaduan dari mertuanya kalau jemuran kotor lagi. Ini sudah yang kesekian kalinya, pakaian yang sedang dijemur di teras kotor lagi, gara-gara tetangga yang tinggal di atas membuang air sembarangan.

”Rupanya pembantu di atas punya kebiasaan menyiram teras rumah agar debu tidak beterbangan. Kalau tinggal di rumah yang menempel di tanah, ya tidak masalah. Tetapi ini di apartemen. Kalau dia ciprat-ciprat air di teras, kami yang di bawah juga kebasahan,” sungut Evelina yang tinggal di Apartemen Kedoya Elok, Jakarta Barat.

Ha-ha-ha, inilah cerita masyarakat kita tinggal di apartemen. Ada tetangga menggoreng terasi atau ikan asin. ”Usus melintir, kepala pusing. Apalagi kalau ada yang meramu obat china. Baunya makin tidak karuan,” cerita Evelina tentang pengalamannya tinggal di apartemen.

Lain lagi dengan Anastasia Bintang (35), seorang eksekutif muda di bidang periklanan. Walau pernah diganggu tikus yang masuk lewat saluran air, Bintang sangat menikmati tinggal di Apartemen Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan. Saking senangnya, kalau sudah bosan dengan unit apartemennya yang lama, dia pindah ke menara lain karena Apartemen Taman Rasuna memiliki 15 menara.

Selama empat tahun belakangan, Bintang sudah tiga kali pindah menara. Padahal, pindah menara cukup sulit walau letaknya masih satu kompleks. Bintang harus berjuang sendiri mengangkut barang-barangnya karena tidak ada yang membantu.

Bintang juga harus menyewa mobil untuk memindahkan barang ke pintu masuk menara yang lain. ”Sewa mobilnya saja Rp 200.000, padahal cuma menyusuri basement doang,” tutur Bintang.

Setelah sampai di tower yang dituju, perjuangan belum selesai. Bintang harus mengangkat sendiri barang-barangnya naik ke atas lantai apartemennya. Karena berat, Bintang menggunakan troli untuk membawa barangnya masuk ke lift. Menurut Bintang, troli bekas hypermarket yang sudah tutup itu bahkan sampai disewa-sewakan.

Sangat berbeda

* Tinggal di apartemen memang sangat berbeda dengan tinggal di rumah konvensional, rumah yang menempel di tanah.

Banyak aturan atau kebiasaan yang bisa dilakukan di rumah tidak bisa dipraktikkan di apartemen. Begitu juga sebaliknya.

Biar begitu, buat warga kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, tinggal di apartemen mulai menjadi hal yang lumrah.

Apartemen menjadi pilihan bagi warga Ibu Kota karena bisa menjawab masalah jarak dan kemacetan lalu lintas. Warga Ibu Kota tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam di jalan raya untuk pulang ke rumah.

”Bandingkan saja waktu yang harus dia tempuh jika dia bekerja di Sudirman, sementara rumahnya di Bekasi atau di Tangerang. Jika dia tinggal di apartemen, tidak sampai satu jam dia sudah kumpul keluarga. Kelebihan ini juga yang membuat second market dari apartemen tetap tinggi,” kata David, seorang agen properti dari Era.

Selain itu, apartemen juga memberikan privasi bagi penghuninya karena kemungkinan untuk digosipkan tetangga sangat kecil. ”Kapan mau ngegosip. Ketemu saja enggak pernah. Paling-paling saya ketemu dengan tetangga di lift atau saat menunggu mobil di lobi. Itu pun saya tidak tahu, dia itu penyewa atau pemilik apartemen,” kata Evelina.

Soal fasilitas kolam renang atau pusat kebugaran, Evelina mengaku tidak pernah memanfaatkannya. ”Begitulah konsumen kita. Mereka hanya mau membeli apartemen yang fasilitasnya lengkap. Tetapi setelah ada, mereka tidak memanfaatkannya karena terlalu sibuk. Paling-paling yang memanfaatkan tidak sampai 10 persen jumlah penghuni, itu pun sebagian besar anak-anak dan pembantu,” ucap dia.

Walau harga apartemen sangat tidak murah, kelebihan apartemen pada lokasi dan fasilitas membuat pembeli seolah tidak peduli pada harga. Tengok saja harga apartemen Airlangga yang mematok harga 1.818 dollar AS per meter persegi ketika pertama kali dirilis (Kompas, 16/10/2003). Apartemen Dharmawangsa membuka harga 2.700 dollar AS per meter persegi. Bahkan, Apartemen Da Vinci yang terletak di Jalan Sudirman melepas apartemennya dengan harga minimal Rp 22 miliar, sudah lengkap dengan furnitur. Semua apartemen itu laku keras.

Hebatnya, biar harga apartemen selangit, banyak konsumen yang membeli tidak cukup hanya satu unit. Evelina yang juga menjabat Marketing General Manager Kelapa Gading Square mengatakan, ada klien yang memborong semua unit yang ada di satu lantai. Dengan membeli semua unit yang ada di lantai itu, mereka mendapatkan kelegaan dan privasi sendiri.

”Di sini jelas terlihat bahwa masyarakat kita tidak terbiasa tinggal di tempat yang sempit. Mereka ingin tinggal di tengah kota, tetapi juga ingin mendapatkan ruang yang luas. Ini sebenarnya bertentangan dengan konsep apartemen,” jelas Evelina yang juga seorang arsitek.

Konsep apartemen

* Apartemen sebenarnya unit tempat tinggal yang cocok untuk para eksekutif muda, yang bekerja dari pagi hingga malam hari, sehingga tidak menghabiskan banyak waktu di rumah.

Dengan tinggal di apartemen yang terbatas, para eksekutif muda ini juga tidak perlu membuang banyak tenaga untuk membereskannya.

”Ada yang salah dengan konsep apartemen di sini. Budaya masyarakat kita yang tidak bisa hidup tanpa pembantu juga dibawa ke apartemen. Lihat saja, hampir semua apartemen di sini menyediakan kamar pembantu dan kamar mandi khusus pembantu. Padahal, harga apartemen itu dihitung per meter persegi. Ada juga apartemen yang menyediakan dapur basah dan dapur kering. Jadi sebenarnya apartemen di Indonesia adalah rumah biasa yang ditumpuk ke atas,” kata Evelina.

Chaterin Suliawan (34), seorang eksekutif yang juga tinggal di Apartemen Taman Rasuna, mengaku tidak betah ketika pertama kali menempati unit apartemennya. ”Habis luasnya cuma 80 meter persegi. Mau meletakkan barang susah sekali. Tetapi lama-kelamaan saya terbiasa dengan unit mungil ini. Apalagi saya sudah menikmati kelebihan tinggal di apartemen,” kata Chaterin.

Evelina yang telah tinggal di apartemen sejak dia masih kuliah mengatakan tinggal di apartemen sangat memudahkan aktivitasnya sebagai wanita karier sekaligus ibu rumah tangga. ”Paling tidak saya tidak pernah kehujanan turun dari mobil. Di rumah biasa, kalau mau masuk harus buka pagar dulu. Iya kalau tidak hujan, kalau hujan, kan kuyup,” ucap dia.

Walau begitu, beberapa orang menganggap tinggal di apartemen tidak cocok bagi keluarga yang mempunyai anak kecil. Omar Halim (68) memilih tinggal di rumah biasa saat anak-anaknya masih kecil. ”Jika di apartemen, kesempatan anak-anak berinteraksi sosial tidak banyak,” kata penghuni Apartemen Istana Harmoni, Jakarta Pusat, ini.

Begitu juga yang dirasakan Caca Cahyani (31). Setelah ia memiliki seorang anak, apartemen yang luasnya 80 meter persegi ini dirasakan sangat sempit. ”Aku ingin mempunyai rumah yang memiliki halaman sendiri. Kalau di apartemen tidak bisa punya halaman. Kalau ke teras, anginnya kencang sekali. Nanti masuk angin lagi,” kata Caca yang tinggal di lantai 30 Apartemen Taman Rasuna. (Lusiana Indriasari/ Susi Ivvaty)

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tips Memasang Rangka Atap Baja Ringan

Rangka Atap Baja Ringan
- Pabrikannya Cepat, namun Mesti Cermat

PERNAH Anda bayangkan betapa dahsyatnya akibat dari serangan rayap di rumah Anda? Lemari pakaian jadi hancur dan seluruh pakaian beraroma lembab. Atau lemari makan yang bolong bagian belakangnya dan serbuk kayu bercampur tanah bertebaran menimbulkan rasa jijik.

LEBIH parah lagi kalau pasukan rayap itu menyerang rangka atap rumah kita yang mengusung beban genteng keramik yang demikian berat. Bayangkan jika ratusan keping genteng tersebut ambruk ke bawah menimpa seisi rumah hanya karena ulah pasukan rayap yang imut-imut berwarna putih.

Ringan

Kini ada solusi untuk mengatasi masalah rayap tersebut, yakni rangka atap baja ringan (light steel frame). Sesuai namanya, material untuk rangka atap ini memang terbuat dari bahan dasar baja dengan campuran zinc dan aluminium (zinc-alum). Material ini sudah diproduksi secara massal di Indonesia setidaknya oleh tiga perusahaan/industri, yang antara lain adalah lisensi dari perusahaan/industri berbasis di Australia.

Rangka baja ini terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil) yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam struktur rangka atap.

Untuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording, profil baja ringan ini biasanya berbentuk "I" atau "U" terbalik dan memiliki ukuran yang lebih besar. Sedangkan reng ialah pengikat kuda-kuda dan gording yang posisinya melintang di atas kuda-kuda dan gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga membentuk suatu kerangka yang kokoh. Lempengan reng adalah profil yang paling kecil bentuk dan ukurannya. Fungsinya sebagai penahan genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai pengatur jarak setiap baris genteng agar lebih rapi dan lebih "mencengkeram".

Kelebihan dari material atap ini ialah bobot beratnya yang demikian kecil dibandingkan dengan material rangka atap lainnya. Dengan daya tahan terhadap tekanan dan tarikan yang lebih unggul daripada material rangka kayu serta bobot materialnya sendiri yang demikian ringan, rangka atap baja ringan mungkin menjadi pilihan utama para developer dan pemilik rumah di kemudian hari.

Terbukti beberapa developer di luar Pulau Jawa memakai baja ringan ini sebagai perangkat atap, semisal Perumahan Puri Mutiara dan Bukit Baruga di Makassar. Juga beberapa rumah mewah tertentu.

Pabrikasi

Dengan sistem pabrikasi (perakitan) yang begitu efisien dan praktis, rangka atap baja ringan dapat memenuhi tuntutan akan efisiensi waktu dalam penyelesaian suatu gedung.

Pabrikasi dalam konteks ini ialah suatu sistem perakitan bukan di lokasi/titik terpasang perangkat terkait sehingga memungkinkan akurasi yang sangat tepat akan berbagai ukuran yang ada pada gambar kerja.

Rangka atap baja ringan (dalam kasus ini) diset sesuai spesifikasi yang tertuang dalam gambar detail mengikuti bentuk dan ukuran yang terinci. Dalam bentuk yang hampir atau telah utuh setelah diikat dan disatukan oleh jepitan sekrup atau sejenisnya, material rangka atap dinaikkan pada posisinya di atas pasangan dinding bata atau balok beton. Setelah berada pada dudukan yang tepat, lalu dilakukan "pengikatan" mengikuti prosedur teknis selanjutnya.

Dengan sistem pabrikasi ini, rangka atap baja ringan dapat dikerjakan terlebih dahulu atau bersamaan dengan dimulainya pekerjaan awal pembangunan suatu gedung, misalnya, saat dilakukan galian fondasi atau pelaksanaan tiang pancang. Dan, ketika pemasangan dinding bata telah mencapai level tertentu yang diinginkan, rangka atap baja ringan siap ditempatkan pada posisinya.

Kekurangan

Namun, sistem pabrikasi yang efisien dan praktis tidak berarti lepas dari berbagai kendala atau kekurangan. Meskipun perakitan telah mencapai kesempurnaan dan presisi yang tinggi, problem lain telah menanti.

Masalah yang paling umum ialah tidak adanya presisi pada garis level pasangan dinding bata atau balok beton yang menjadi tempat dudukan kuda-kuda rangka atap baja ringan tersebut. Dengan demikian, diperlukan revisi berupa penambalan, pengganjalan, ataupun pembobolan dan pemangkasan di bagian-bagian yang tidak level.

Pada kasus lain, sering dijumpai pemuntiran pada bagian rangka atau profil baja tertentu akibat kecerobohan pemasangan. Dan, yang sangat fatal adalah kelalaian dalam peletakan posisi profil baja yang berfungsi sebagai reng. Hal itu mengakibatkan kurang rapinya pemasangan genteng pada tahap selanjutnya.

Selain itu, masalah biaya menjadi kekurangan yang lain. Mahalnya harga pemasangan rangka atap baja ringan ini yang berlipat kali dibandingkan dengan rangka atap dari material kayu membuat golongan menengah-bawah belum dapat menikmati kenyamanan temuan arsitektur yang inovatif ini.

Namun, di sisi lain, patut juga dihitung nilai keuntungan dari penggunaan material baja ringan ini ketimbang material kayu yang sering diganggu rayap sehingga memerlukan perawatan dan bahkan penggantian menyeluruh pada jangka waktu tertentu.

Harus cermat

Tidak pelak lagi, pengerjaan rangka atap baja ringan ini dituntut konsentrasi dan kecermatan tinggi. Pelaksanaan dengan intensitas yang begitu tinggi (misalnya pada perumahan dengan jumlah unit yang sangat banyak) dan apalagi dituntut deadline waktu senantiasa menimbulkan berbagai kesalahan di lapangan.

Keterburu-buruan merupakan awal dari keserampangan pelaksanaan pekerjaan. Padahal, untuk pekerjaan rangka atap yang sifatnya struktural, diperlukan ketelitian dan kehati-hatian.

Diperlukan pengawasan yang ekstra ketat pada saat pemasangan rangka atap tersebut. Maka, hendaknya dihindarkan penyerahan kepercayaan sepenuhnya kepada tukang atau mandor bangunan saja.

Kenyataan di lapangan menunjukkan demikian banyak kecerobohan dan ketidaktelitian pengerjaan rangka atap baja ringan ini di berbagai lokasi perumahan, juga di Jawa.

Beberapa saran

Ada beberapa saran yang hendaknya dipertimbangkan sebelum memakai material baja ringan produksi suatu pabrik/industri tertentu sebagai rangka atap.

Masing-masing produsen memproduksi material baja ringan ini dengan profil yang berbeda bentuk atau cetakannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih material baja ringan yang kuat berdasarkan perhitungan struktur bentuk profilnya.

Sebaiknya dihindarkan jatuhan adukan semen pada profil saat melakukan plesteran dinding atau ketika pemasangan nok genteng. Adukan semen yang jatuh, selain mengganggu kebersihan dan kerapian perangkat kuda-kuda, memiliki daya lekat yang sangat kuat dan dapat, yang mengakibatkan kerusakan pada lapisan coating material baja tersebut.

Lapisan atau coating berfungsi sebagai pelindung material baja ringan dari proses korosi atau karat. Dengan lapisan tersebut, daya tahan material baja ringan terhadap karat menjadi empat kali lipat daripada baja biasa.

Karena itu, sangat penting untuk tidak melakukan goresan apa pun terhadap lempengan (profil) rangka atap baja ringan. Proses karat biasanya akan muncul pada lubang-lubang bekas bor untuk pemasangan sekrup lantaran di bagian ini lapisan coating telah terkelupas.

Tetapi, kita tak perlu cemas benar. Setiap produsen material baja ringan ini menyediakan garansi bagi produk mereka. Pilihan garansi bervariasi antara 5 hingga 25 tahun. Sangat meyakinkan dan cukup menciptakan rasa tenang di hati kan?

Yoppy OL Pemerhati Masalah Rumah


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tampil Artistik Rumah Mungil

Tampil Artistik Rumah Mungil

KEGAIRAHAN dunia properti saat ini ditandai dengan pembangunan yang saling bertolak belakang, apartemen atau kondominium eksklusif super mewah dan pembangunan rumah-rumah mungil yang sederhana, yang sama-sama laris manis.

MASYARAKAT kita selalu bercita-cita memiliki rumah sendiri. Rumah mungil pun tak jadi halangan. Setiap pengembang yang menawarkan kavling rumah mungil hanya dalam waktu sepekan mampu terjual ratusan unit rumah. Masalahnya, banyak pengembang memanfaatkan momentum tersebut dengan membangun rumah mungil dengan fasilitas rumah dan lingkungan ala kadar sehingga RSS pun dipelesetkan menjadi rumah sangat sederhana sempit sumpek sekali sehingga susah selonjor.

Konotasi rumah mungil seperti itu sudah waktunya diubah. Konsumen adalah raja, manusia juga yang selayaknya diberikan yang terbaik. Rumah harus indah, sehat, dan bersahabat dengan lingkungan. Itulah kata kunci membangun rumah ukuran apa pun, termasuk membangun atau memilih rumah mungil. Rumah mungil yang dipasarkan biasanya memiliki luas maksimal 100 meter persegi dengan ukuran variasi 6 X 15 m, 7 X 15m, atau 8 X 12 m, dan bentuk bangunan rumah standar.

Indah tidak harus selalu mahal. Kreativitas desain yang arif dan cerdas justru mampu mewujudkan rumah mungil yang hemat bahan bangunan dan menyiasati segala keterbatasan, baik dana maupun lahan. Konsep indah dapat diterjemahkan dalam bentuk denah rumah yang lugas dan mudah pemeliharaan. Keterbatasan lahan mendorong pembangunan rumah mungil bertingkat.

Denah ruang terbuka dan minim dinding pembatas, baik tembok, dinding, atau pintu, membuat ruang terasa lapang. Penggabungan fungsi ruang disesuaikan dengan kebutuhan penghuni.

Carport, teras, dan taman depan difungsikan sebagai ruang tamu, ruang bermain anak, parkir kendaraan, bahkan rapat RT/RW. Ruang dalam dioptimalkan sebagai ruang keluarga dan ruang makan. Fungsi ruang keluarga, ruang belajar, dan kamar tidur anak-anak juga dapat ditempatkan di lantai atas hingga ke kolong atap (attic). Taman dan teras belakang dimanfaatkan sebagai ruang makan terbuka, ruang keluarga, dan ruang belajar anak, dengan waktu berbeda.

Kamar mandi merupakan ruang yang memerlukan penanganan dan pemeliharaan khusus, mulai utilitas sanitasi, peranti utama, dan pemilihan bahan. Bahan lantai dari keramik atau teraso bertekstur kasar dimaksudkan agar tidak terpeleset dan berukuran kecil untuk memperluas kesan ruang. Keterbatasan luas dapat dibuat kamar mandi kering dengan shower box tertutup berdinding kaca atau tirai plastik. Penempatan septic tank meski ditempatkan di taman depan, namun jaraknya masih relatif dekat dengan pompa air sehingga untuk jangka panjang dapat mencemari air tanah. Untuk itu, perlu dipertimbangkan ulang penempatan septic tank kolektif dialihkan di taman-taman lingkungan.

Penataan dapur serba praktis menyatu dengan ruang makan atau di teras belakang (ruang makan terbuka).

Konsep umum rumah menyediakan kamar tidur dan kamar mandi pembantu di belakang, di bawah, atau di atas dekat ruang servis, mencuci, dan menjemur. Kini desain ruang servis, mencuci, dan menjemur, kamar tidur dan kamar mandi pembantu serta dapur kotor ditempatkan di bagian depan rumah, bersebelahan dengan ruang keluarga menghadap carport.

Tampilan artistik rumah tidak membutuhkan bahan mahal. Dinding rumah dari batako dan batu bata dengan penyelesaian dinding ekspos atau kombinasi plesteran atau kamprotan dengan pengerjaan hati-hati dan rapi, atau dapat pula memakai dinding pelat baja. Keramik KW-2, KW-3, atau teraso yang unik juga tak kalah menariknya mempercantik lantai rumah. Ketidakpresisian bahan masih dapat disiasati dengan nat-nat lebar.

Isi perabotan rumah harus serbaguna, sesuai dengan prioritas kebutuhan keluarga, dan proporsional antara ukuran perabot dan luas ruang. Meja, sofa, dipan, bawah wastafel, hingga kolong tangga dioptimalkan sebagai tempat penyimpanan barang dan tersebar sesuai dengan kebutuhan fungsi ruang sehingga tidak perlu membuat gudang.

Penyelesaian lantai, dinding, dan perabotan dengan warna dan/atau bahan senada pada ruang luar hingga ruang dalam memberikan kesan luas ruang imajiner. Gradasi perpaduan warna yang tepat di setiap ruang juga turut mempengaruhi kesan luas ruang sekaligus memberikan efek psikologis (terapi kejiwaan) kepada penghuni rumah. Kesatuan tema dan warna akan membantu rumah terkesan teratur dan lapang, antara lantai (gelap), dinding dan perabotan (sedang), dan atap plafon (terang).

RUMAH mungil juga harus sehat. Rumah merupakan tempat terapi kesehatan fisik dan mental penghuni, baik di kala sehat, dalam penyembuhan, atau tengah sakit. Rumah tempat relaksasi memulihkan kesegaran tubuh.

Krisis listrik dan tarif listrik yang terus naik harus diantisipasi dengan prioritas pemakaian perangkat listrik dan desain rumah hemat energi. Optimalisasi sinar matahari sebagai sumber pencahayaan alami rumah sepanjang pagi-sore hari dan sinar rembulan dan bintang di malam hari.

Optimalisasi sinar matahari dan sirkulasi udara dapat dibuat dengan bukaan pintu dan jendela dengan lebar dan panjang hingga menyentuh lantai, tinggi plafon minimal 2,75 meter, serta skylight di atas ruang makan, kamar mandi, atau kamar tidur atas akan memberikan perluasan ruang imajiner.

Setiap ruang diupayakan mendapat sinar matahari dan udara segar yang baik untuk kesehatan rumah dan penghuni serta kocek penghuni. Rumah bahkan dapat meminimalkan pemakaian penyejuk udara (AC), kipas angin, dan lampu, terutama di siang hari.

Pemasangan cermin pada salah satu dinding, seperti di teras, ruang keluarga, dan kamar mandi, akan menambah luas imajiner ruangan. Dekorasi dinding dengan lukisan, foto keluarga, sertifikat, plakat, atau benda etnik sebagai titik perhatian menambah hidup suasana ruang sekaligus memberikan terapi kejiwaan kepada penghuni.

Halaman sempit dapat difungsikan sebagai taman resapan air (taman kering) dengan struktur sederhana dari bawah ke atas, batu apung, ijuk, koral, pasir kasar, dan tanah/koral/ kerikil, dengan ketebalan beragam sesuai kondisi tanah.

Penanaman pohon di taman depan (yang paling memungkinkan) dibandingkan dengan taman belakang merupakan pemasok oksigen sekaligus memberikan keteduhan dan kesejukan kepada penghuni. Di pagi hari, penghuni tetap disarankan membuka jendela dan pintu untuk menjamin ketersediaan sinar matahari dan udara segar masuk menghangatkan ruang dan menggantikan udara pengap dalam rumah.

Rumah mungil akan lebih nyaman jika masalah ketersediaan dan kualitas air bersih yang diperoleh dari PAM, pompa tangan, atau pompa mesin diperhatikan dengan baik, apalagi jika terjadi kesulitan air bersih di musim kemarau. Lalu, bagaimana sistem pengelolaan sampah juga perlu dipelajari dengan cermat, apakah dikelola sendiri (daur ulang) atau disediakan tempat penampungan sementara.

Kini, Anda pun dapat menikmati rumah mungil yang indah, sehat, dan bersahabat dengan lingkungan.

NIRWONO JOGA Arsitek Lansekap


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tips Pengembangan Denah Rumah Tipe 45/180

Tips Pengembangan Rumah Tipe 45/180

Pertanyaan:

Rumah asli tipe 45 di atas lahan 180 meter persegi. Saya ingin merenovasi rumah tersebut menjadi dua lantai.

Di lantai bawah saya ingin ada:

A. Satu kamar utama (4 x 4 meter persegi dengan kamar mandi utama 2,5 x 3 meter persegi).

B. Kamar tidur anak (mungkin bisa menggunakan ruang yang pernah ada).

C. Taman.

D. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang, makan.

E. Kamar pembantu dan kamar mandinya (optional, bisa di atas).

F. Dapur.

Adapun di lantai atas saya ingin ada:

A. Kamar tidur untuk tamu

B. Ruang keluarga

C. Tempat jemuran/setrika

JAWABAN:

Berdasarkan denah rumah yang ada maka konsep pengembangan rumah meliputi pembagian ruang yang cermat dan efisien. Keterbatasan luas lahan mendorong pemanfaatan ruang cenderung multifungsi, seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan taman belakang memungkinkan untuk disatukan dalam suatu acara keluarga yang membutuhkan ruang lebih besar.

Ruang makan semi-terbuka yang berada di teras belakang membuat penghuni akan terasa nyaman dan dekat alam saat bersantap di meja makan bersama keluarga. Makan di pagi hari dan malam hari di ruang makan semi-terbuka memberikan suasana yang berbeda, mulai dari harmonis hingga romantis. Sirkulasi mengalir membuat penghuni tidak merasakan hambatan dalam beraktivitas di dalam maupun keluar rumah.

Ruang belajar anak maupun ruang kerja bapak dan ibu tetap dapat memanfaatkan ruang-ruang yang sudah ada, semisal ruang makan di teras belakang yang asri atau ruang keluarga di lantai atas. Para orangtua dapat bekerja sambil tetap membimbing anak-anak belajar dan berdiskusi.

Penerapan konsep rumah ramah lingkungan memberikan kesempatan desain rumah dengan berbagai bentuk bukaan jendela, pintu, dan skylight, untuk memperlancar sirkulasi udara segar dan sinar Matahari ke setiap ruangan dalam rumah. Rumah pun terasa segar, tidak pengap atau lembab, hemat energi pencahayaan dan pemakaian kipas angin/pengkondisi udara. Rumah pun sehat.

Keberadaan taman memainkan peranan penting bagi penghuni rumah. Taman merupakan arena bermain alami yang mengasyikkan, aman dan nyaman bagi anak-anak. Taman juga dapat difungsikan menjadi taman terapi untuk menjaga kesehatan orang-tua. Pohon buah-buahan memberikan nilai produktif pada taman. Selain itu, taman masih dapat dilengkapi dengan bangku taman, kolam ikan mini, dan berbagai tanaman pot produktif (tanaman apotek hidup, sayur-sayuran).

Kamar pembantu dan kamar mandi pembantu, serta ruang servis (cuci, jemur, setrika) ditempatkan di lantai atas dalam satu area untuk memudahkan aktivitas tanpa mengganggu kegiatan lainnya.

Pemakaian bahan bangunan harus dilakukan secara selektif pula. Penggunaan bahan yang tidak berbahaya dan bebas bahan beracun membuat rumah juga menjadi sehat secara fisik, tanpa harus kehilangan nilai estetika. Kini di pasaran hampir sebagian besar material yang tersedia dengan merek terjamin telah memenuhi syarat kesehatan dan ramah lingkungan. Selamat mencoba.

Nirwono Joga Arsitek

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Kredit Rumah Murah Sulit Terwujud

Tanpa UU Sekuritas, Kredit Rumah Murah Sulit Terwujud

Bandung, Kompas - Keinginan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk mendapatkan kredit rumah murah terus meningkat. Namun, keinginan itu sulit dipenuhi karena lembaga pembiayaan perumahan jangka panjang yang memberikan kredit dengan bunga rendah belum terbentuk. Hal itu disebabkan ketiadaan payung hukum, terutama Undang-Undang Sekuritas.

Demikian Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Menkimpraswil) Soenarno di Bandung, Jumat (23/5).

Menurut Soenarno, rencana pembentukan Undang-Undang (UU) Sekuritas sudah lama digulirkan. Sebagai tindak lanjut, Departemen Keuangan telah membentuk sejumlah kelompok kerja (pokja) dengan melibatkan beberapa instansi terkait untuk dilakukan pengkajian dan perumusan Rancangan UU (RUU) Sekuritas.

Namun, hingga kini pokja belum berhasil merumuskan RUU. Padahal, sangat diharapkan paling lambat akhir 2003, RUU tersebut selesai dibahas dan ditetapkan jadi UU. Pada awal 2004 sudah dapat dibuat sistem dan lembaga pembiayaan perumahan jangka panjang.

Modal kerja lembaga itu direncanakan diambil dari aset properti yang ada di Badan Penyehatan Perbankan Nasional, seperti tanah dan bangunan. Nilainya sekitar Rp 20 triliun. "Dari itu, Depkimpraswil menginginkan Rp 5 triliun di antaranya dijadikan sebagai modal kerja lembaga perumahan jangka panjang. Dananya disimpan di bank dan bunganya dipakai untuk KPR (kredit pemilikan rumah)," katanya.

Jika sampai waktu yang ditentukan UU itu belum terbentuk, otomatis kredit rumah murah pun sulit terwujud. "Jalan keluar yang ditempuh adalah memperpanjang program subsidi KPR pada tahun 2005," ujar Soenarno.

Memang, subsidi KPR termasuk program yang efektif untuk memenuhi permintaan KPR. Hanya saja, suku bunga kredit yang dibebankan kepada konsumen masih cukup tinggi, yakni 12 persen. Sisanya sebesar enam persen ditanggung pemerintah dalam bentuk subsidi selisih bunga. (JA


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Rumah Harga Murah

Rumah Murah dan Gambaran Buram Properti Indonesia

SUNGGUH menggelisahkan pembangunan properti di beberapa kota besar, terutama Jakarta dan sekitarnya. Pembangunan apartemen, kondominium, dan perumahan menengah ke atas demikian gencar. Jika memerhatikan pembangunan gedung pencakar langit yang kini tumbuh subur di Jakarta, sebagian besar didominasi oleh pembangunan apartemen.

SEBALIKNYA, pembangunan rumah susun untuk kalangan berpenghasilan menengah ke bawah, juga rumah sehat sederhana, hampir tidak tampak sama sekali. Jika dibuat perumpamaan, pembangunan apartemen dan perumahan menengah ke atas berlari cepat karena ditarik oleh mesin, sebaliknya pembangunan perumahan menengah ke bawah berjalan amat lamban karena hanya dihela manusia.

Di forum lain pusat perbelanjaan untuk kalangan menengah ke atas terus dibangun secara amat bernafsu. Di mana- mana, di ibu kota berpenduduk 10 juta jiwa ini, mal atau plaza muncul bak jamur di musim hujan. Sebaliknya, pembangunan pusat perbelanjaan untuk golongan berpenghasilan kecil terus menyusut. Pasar tradisional, yang selama ini ajang mereka berbelanja, berada dalam kondisi buruk. Sebagian bahkan sudah tutup karena manajemen yang miskin dan pengunjung yang kurang.

Jika ini terus berlangsung, perbedaan yang amat mencolok antara warga berpenghasilan menengah ke bawah dan menengah ke atas akan terus melebar. Ini pada gilirannya akan melahirkan kerumitan baru, dikotomi yang amat tajam antara warga kaya dan miskin. Tidak jelas apakah masalah ini disadari dengan baik oleh para pengambil keputusan di negara ini. Tidak jelas juga apakah para pengembang yang gegap gempita membangun perumahan menengah ke atas menyadari potensi bahaya dari pembangunan apartemen menengah ke atas. Jika tidak, kekhawatiran akan munculnya persoalan sosial ekonomi akibat kesenjangan tersebut sangat beralasan.

Catatan ini hendaknya tidak diterima seperti angin lalu. Mari kita menyadari, kini begitu banyak konflik yang muncul silih berganti di negara ini. Hampir seluruhnya berlatar ekonomi. Letupan besar di Jakarta pada 13-14 Mei 1998 sungguh karena masalah ekonomi. Warga yang kaya sibuk dengan kekayaannya, sibuk membangun konglomerasi dari hulu ke hilir. Rakyat yang lapar dan kesulitan membangun rumah akhirnya memperoleh alasan meluapkan kemarahan kepada warga lainnya. Jadilah tanggal 13-14 Mei 1998 sebagai huru-hara yang menyesakkan.

Konflik bersenjata di Aceh, sekadar menyebut contoh lain, sungguh karena persoalan ekonomi juga. Orang Aceh merasa tanah mereka kaya raya, ada berbagai jenis tambang mahal yang diisap di situ, tetapi kok mereka tidak kaya? Kok infrastruktur di Aceh tak mengesankan? Perselisihan di wilayah lain juga lebih kurang sama.

Para pengembang yang hiruk-pikuk membangun rumah dan apartemen mewah hendaknya ikut pula menyadari bahwa tatkala mereka begitu riuh membangun kawasan permukiman elite, banyak warga miskin yang meratap pilu karena tergusur. Ada yang terbuang dari kolong jembatan, ada pula yang terempas dari permukiman mereka di tanah-tanah yang selama ini terkesan tidak bertuan. Ini semua perlu diwaspadai sebagai fenomena rawan.

DI era Akbar Tandjung sebagai menteri negara perumahan, gagasan membangun rumah murah, yang populer dengan sebutan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, gegap-gempita dipopulerkan. Para pengembang yang tunduk pada anjuran Akbar Tandjung cukup bersemangat membangun. Pengembang perumahan yang membangun rumah sangat sederhana (kini muncul dengan nama rumah sehat sederhana) di antaranya adalah perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) dan sejumlah perumahan yang dibangun Ciputra. Namun, setelah Akbar Tandjung turun dari panggung kabinet, ihwal rumah sehat sederhana ini terbenam. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah yang mestinya ikut memerhatikan masalah perumahan untuk rakyat jelata secara serius terkesan tidak bisa berbuat optimal.

Kesan lain, pemerintah bersikap terlampau lunak kepada para pengembang. Pemerintah, dengan otoritas yang dimilikinya, mestinya dapat "memaksakan" pembangunan perumahan yang berimbang. Berimbang di sini berarti, pengembang tidak hanya membangun rumah untuk orang kaya, tetapi juga untuk warga berpenghasilan amat kecil. Tentu membangun rumah seperti ini sangat merugikan jika dihitung dari aspek materi. Namun, pengembang yang cerdas dapat melakukan subsidi silang dengan perumahan yang dibangunnya. Pemerintah pun, untuk tindakan ini, wajib menyediakan subsidi atau stimulasi lain yang mampu mendorong pengembang membangun rumah bagi warga kecil.

Apa boleh buat, untuk merealisasikan program rumah untuk rakyat kecil ini, pemerintah mesti menyubsidi dan bertindak tidak populer, dengan sedikit "memaksa" para pengembang. Jika hal ini tidak dilakukan, sulit mengharapkan pengembang bersedia membangun rumah untuk rakyat kecil. Ini sungguh hanya bisa ditembus dengan keputusan politik dari rezim yang berkuasa.

SUBSIDI untuk membangun rumah rakyat kecil atau memberi kompensasi positif kepada pengembang yang membangun rumah murah memang tidak bisa dielakkan, terutama untuk wilayah di Jakarta. Bukan apa- apa, kini tak banyak lagi lahan kosong di Jakarta yang bisa dibanguni perumahan sederhana, atau sebutlah semacam rumah susun. Kalaupun ada lahan kosong, harganya minta ampun! Lahan di pinggiran kota per meter persegi bisa jadi Rp 3 juta per meter. Seribu meter persegi berarti Rp 3.000.000.000. Ini baru tanah mentah yang belum diolah, belum dimatangkan. Hendak mencari satu hektar? Siapkan Rp 30.000.000.000.

Angka-angka di atas baru harga tanah. Bagaimana dengan biaya membangun rumah susun? Anggarannya pasti lebih besar. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana hendak membangun rumah susun di atas tanah yang harganya segini? Anda bercanda! Rumah susun dimaksud hanya bisa dibangun jika ada subsidi dari pemerintah. Di luar itu tidak ada cerita.

Tanah dengan harga seperti itu adalah tanah di kawasan pinggiran, yang para pengembang besar enggan menengoknya. Bagaimana dengan tanah di tepian jalan kawasan segi tiga emas? Harga tanah di kawasan ini setidaknya Rp 10.000.000 per meter persegi. Membangun rumah susun di sini, dengan luas 10.000 meter persegi, sama dengan mengalokasikan Rp 100 miliar. Belum termasuk bangunannya. Uang siapa yang bisa digunakan kalau bukan uang pemerintah? Persoalan lain, kini tidak mudah mencari tanah dengan luas seperti itu di Jakarta. Tentu saja masih banyak tanah kosong di jantung Jakarta, tetapi dengan luas yang terbatas, misalnya 1.000 meter persegi. Mencari tanah satu hamparan, misalnya seluas 20.000 meter persegi dan lebih, sudah sangat sulit.

Analis dan periset properti Panangian Simanungkalit menyatakan, jalan keluar yang mungkin dilakukan untuk membangun rumah bagi rakyat kecil ialah dengan melakukan dua terobosan. Pertama, keputusan politik pemerintah untuk mendorong pembangunan rumah sehat sederhana dan rumah susun. Kedua, pemerintah membangun apartemen murah/ rumah susun, misalnya di sekitar Manggarai, Tanah Abang, sepanjang koridor Dr Satrio- Cassablanca, dan di beberapa kantong kawasan segi tiga emas. Harga tanah di sekitar kawasan ini masih murah, sekitar Rp 3 juta per meter persegi, tetapi lokasinya tertutup oleh gedung-gedung tinggi. Cara membuka lahan itu dengan mendobrak isolasi, membangun akses atau jaringan jalan baru. Di sini ada sejumlah rumah yang mau tak mau mesti direbahkan.

Tambahan pula, bukan saatnya lagi membangun rumah susun enam sampai delapan lantai. Harga tanah di DKI Jakarta sudah terlampau mahal sehingga rumah mutlak dibangun makin vertikal. Rasanya sudah saatnya rumah susun itu dibangun dengan konstruksi 25 lantai ke atas, seperti banyak ditemukan di negara-negara komunis, seperti RRC dan Kuba. Atau di kota-kota dengan daratan amat sempit, seperti Singapura, Makao, dan Hongkong. Kalau harus menggunakan petugas pembersih atau pemelihara gedung, itu sudah konsekuensi logis dari pembangunan gedung tinggi. Penanganannya sungguh menyangkut urusan manajemen.

TATKALA masih menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Jusuf Kalla pernah mencanangkan apa yang kemudian populer dengan sebutan program sejuta rumah. Jusuf, seperti diutarakannya kembali kepada Kompas hari Kamis (12/8) malam, mengatakan, pembangunan sejuta rumah itu bukan candaan, bukan mimpi.

Ia menjelaskan salah satu pos anggaran untuk membangun sejuta rumah itu ialah dengan memanfaatkan dana subsidi yang dipunyai pemerintah, yakni sebesar Rp 0,5 triliun. Dana ini bisa diberikan kepada Bank Tabungan Negara (BTN) untuk dikelola. Dari sini pemerintah dapat mulai membangun rumah di seluruh provinsi.

"Sepanjang pengetahuan saya, pembangunan sejuta rumah itu mestinya sangat mungkin dilaksanakan. Pertama, ada dana dari pemerintah. Bahkan, Bank Indonesia bersedia turun tangan membantu perumahan rakyat kecil itu. Kedua, ketika itu banyak tanah kosong milik Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang bisa dibanguni rumah susun atau rumah sederhana. Ketiga, para pengembang dan kontraktor sudah menyampaikan kesediaannya membangun. Nah, kurang apa lagi? Akan tetapi, saya merasa aneh, kok program ini tidak jalan, padahal ini tampaknya hanya masalah koordinasi," kata Jusuf Kalla.

Persoalan bangsa ini sejak dulu memang tidak jauh dari masalah tersebut. Bangsa ini mudah membuat program, tetapi pengejawantahan ke bawah selalu tidak mudah.

Contoh kasus yang dingkapkan Jusuf Kalla itu sangat riil. Uang ada, kontraktor dan pengembang ada. Pembeli juga amat banyak, tetapi mengapa tak dibangun juga? Mengapa kita sangat lemah mengeksekusi sebuah rencana? (Abun Sanda)


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Kenaikan Harga Rumah Selalu di Atas Inflasi

Kenaikan Harga Rumah Selalu di Atas Inflasi

PADA awal tahun 1990, Muammar Ali Riyad (40) membeli sebuah rumah dengan luas tanah 120 meter di sebuah perumahan kelas menengah di Jalan Raya Joglo, Jakarta Barat. Nilai rumah dengan luas bangunan 71 meter itu Rp 45 juta.

Ali ingat betul bahwa kurs dollar AS pada Januari tahun 1990 "hanya" Rp 1.801 per dollar AS. Gajinya sebagai pegawai percetakan Rp 430.000 per bulan. Kini gajinya sudah mencapai Rp 4,3 juta. Pada masa itu ia ingat betul bahwa sejumlah perumahan berani memberi hadiah undian mobil bagi pembeli yang beruntung.

Pada tahun 1991, Ali terkejut karena harga rumah dengan tipe yang sama dengan rumahnya sudah melonjak menjadi Rp 95 juta. Selanjutnya tahun 1997 (ketika kurs mencapai Rp 2.384 per dollar AS) harga rumah itu menjadi Rp 230 juta dan sekarang melonjak lagi menjadi Rp 370 juta. Menurut Ali, dengan harga tersebut pegawai seperti dia sulit membeli rumah dengan tipe seperti itu. Harga rumah yang sudah Rp 370 juta tampaknya akan naik lagi karena kini muncul perkiraan kenaikan harga rumah sebesar 15 sampai 20 persen (Kompas, 24/2).

Jika perkiraan kenaikan harga ini terjadi, rakyat kecil atau masyarakat dengan golongan penghasilan menengah ke bawah akan makin sulit mendapatkan rumah layak huni. Selama ini, rakyat kecil di Ibu Kota sudah makin sulit mendapatkan rumah di wilayah Jakarta yang terjangkau oleh kantong mereka. Harga rumah melonjak seiring dengan melambungnya harga tanah per meter persegi serta harga pendukung pembangunan rumah, seperti paku, semen, pasir, seng, keramik, kaca, kayu, dan biaya tenaga kerja. Faktor menentukan lainnya, inflasi dan kenaikan harga kerap jauh lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan pendapatan para calon konsumen rumah.

SOLUSI yang ditempuh warga berpenghasilan menengah ke bawah adalah membeli atau tepatnya mengkredit rumah di pinggiran Jakarta. Tetapi, dalam perkembangannya kemudian, warga tidak mampu lagi membeli rumah di tepian Jakarta. Sebab, rumah di tepian Jakarta pun makin mahal dan makin mahal lagi. Maka, tak ayal rumah yang dibeli adalah rumah yang terletak jauh dari Jakarta, biasanya berjarak antara 35 kilometer-70 kilometer.

Jauhnya jarak rumah ini pada gilirannya membuat persoalan makin pelik. Mereka harus bangun pagi untuk mencapai lokasi kerjanya di pusat Kota Jakarta. Mereka menembus kemacetan pinggiran Kota Jakarta yang beberapa tahun terakhir makin edan. Perjalanan dari perbatasan Jakarta-Bekasi ke Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, yang enam tahun lalu paling lama satu jam kini menjadi tiga jam.

Perjalanan yang lama dan jauh bukan hanya membuat lalu lintas makin macet dan biaya perjalanan makin mahal, tetapi juga membuat para pekerja itu sudah lelah ketika tiba di kantor. Tenaga mereka banyak terkuras selama dalam perjalanan.

Jika masalah ini hendak dikuak lebih lebar, pasti akan merembet ke mana-mana, termasuk soal pemiskinan warga. Warga yang berdomisili jauh dari Jakarta, tetapi mencari makan di jantung Jakarta, menanggung beban kelelahan, stres, dan ongkos tinggi untuk merengkuh lokasi kerja. Hasil perasan keringat mereka hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali yang dapat didepositokan karena habis terpakai untuk biaya transportasi. Inilah soal mendasar yang agaknya sama sekali kurang mendapat perhatian publik, korporat, dan pemerintah.

Dalam situasi begini, ada gagasan bernas untuk mengajak warga yang berdomisili jauh di tepian Kota Jakarta untuk memilih berdiam di apartemen. Dengan tinggal di apartemen, warga tidak perlu melakukan perjalanan jauh. Bahkan, lebih dari itu, mereka bisa berjalan kaki ke kantor dan menghemat ongkos transpor.

Persoalannya, tidak semua warga siap tinggal di rumah tinggi yang tidak bersentuhan dengan tanah. Tidak semua warga bisa mengerti bahwa mereka mesti lebih banyak berbagi dengan warga lain kalau berdiam di apartemen. Di sisi lain, harga apartemen, terutama di sentrum Kota Jakarta, amat jauh dari jangkauan. Ada apartemen yang dilepas dengan harga Rp 2 miliar ke atas. How high can you go?

Beberapa pengembang kelas atas sebetulnya mencoba menembus persoalan harga dengan membangun apartemen yang lebih murah, misalnya di Pos Pengumben, Kemayoran, Tanjung Duren, dan Kelapa Gading. Tetapi, karena harga untuk ukuran kecil (40-an meter) masih di atas Rp 200 jutaan, tawaran ini tidak terlampau banyak mendapat sambutan publik menengah ke bawah. Para pengembang sendiri tidak bisa mematok harga lebih rendah karena harga tanah yang mereka peroleh pun sudah sangat tinggi.

Solusi paling bagus ialah kalau pemerintah turun tangan dengan memberi banyak insentif dan subsidi bagi warga dan pengembang. (AS)


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Selasa, 25 September 2007

peluang investasi properti

Peluang Investasi Sektor Properti Akhir 2007

Kami Perusahaan Pengembang 6 Perumahan di Depok Menawarkan Peluang Investasi Dengan Nilai 2.4 M.

Bagi Yang Berminat Bisa Hubungi:

Cheriatna / Dini

021-73888872 atau cheriatna@gmail.com



Pertimbangan Sejumlah Faktor ketika Investasi Properti



Roy Sembel PhD
Pengamat ekonomi

Empat faktor yang patut dipertimbangkan ketika hendak berinvestasi di sektor properti adalah cash flow, lokasi, kualitas properti, dan komitmen pengembang. Saat sektor properti sedang booming seperti ini menjadi saat yang tepat untuk berinvestasi. Namun, dibutuhkan kejelian dan ketelitian sebelum memutuskan untuk menanamkan investasi di unit properti. Jika tidak, bukan keuntungan yang akan didapatkan tapi kerugian yang dipetik.

Menurut pengamat ekonomi, Roy Sembel PhD, tidak semua investasi di bidang properti bisa menguntungkan. Itu sangat tergantung dari empat faktor. Pertama adalah tersedia cash flow, atau tidak. ''Karena investasi di bidang properti akan ditanamkan untuk jangka beberapa tahun, maka kalau ada cash flow akan sangat membantu,'' katanya kepada Republika.

Faktor kedua adalah lokasi. Semakin bagus, atau strategis lokasi apartemen, potensi apartemen tersebut untuk menghasilkan keuntungan semakin besar. Meskipun belum tersedia cash flow, kalau lokasinya strategis, maka dalam jangka menengah atau panjang, nilainya akan semakin bertambah.

Menurut Roy, lokasi tidak bisa disamaratakan di satu tempat. Misalnya, Jakarta maupun Bali merupakan lokasi yang sangat besar. Pertanyaannya adalah Jakarta yang mana, atau Bali yang mana? Tidak semua lokasi di Jakarta itu bagus. Demikian pula tidak semua tempat di Bali itu jelek.

''Kalau di Jakarta lokasinya nun jauh di sana dengan akses yang sulit, maka tidak terlalu menguntungkan. Di Bali juga Bali yang mana dulu. Perlu dicocokkan antara karakteristik unit properti dengan lokasinya. Kalau karekteristik propertinya elit, maka harus dibangun di lokasi yang elit pula,'' papar Roy.

Faktor ketiga adalah kualitas propertinya itu sendiri. Semakin bagus kualitasnya, potensi untuk memberikan hasil yang bagus menjadi semakin besar, dan demikian pula sebaliknya.

Direktur Program Magister Manajemen Universitas Bina Nusantara Jakarta ini menuturkan, faktor terakhir yang harus diperhatikan sebelum memutuskan berinvestasi di sektor properti adalah komitmen dari pihak yang terlibat dalam suatu proyek properti (pengembang).

Jika orang-orang yang tergabung pada perusahaan pengembang tersebut cukup terkenal, dan memiliki reputasi dan kredibilitas yang bagus, peluang untuk mendatangkan keuntungan akan semakin besar.

''Jadi, patokan empat faktor ini berlaku untuk semua unit properti, baik apartemen, perumahan, maupun yang lain. Selama faktor-faktor itu terpenuhi, peluang untuk mendapatkan keuntungan dengan berinvestasi di sektor properti menjadi semakin besar,'' jelasnya.

Roy melihat, secara umum pertumbuhan sektor properti di Indonesia saat ini masih bisa terus berkembang di masa depan. Salah satu indikatornya adalah tingkat suku bunga yang kini hanya 8,06 persen.

Sebelum terjadi krisis ekonomi beberapa tahun lalu tingkat suku bunga mencapai 10 persen. ''Artinya suku bunga saat ini bisa menjadi bantalan yang cukup untuk mencapai pertumbuhan properti yang lebih baik dibandingkan saat sebelum krisis. Apalagi dengan pembangunan infrastuktur yang memadai,'' terangnya.

Sektor properti, kata Roy, memang berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi. Jika ekonomi bagus, bisa dipastikan sektor properti juga akan bagus. Sebaliknya jika ekonomi lemah, maka propertilah yang pertama kali akan lemah. ''Properti memang sangat sensitif dengan ekonomi. Bisa dikatakan sektor properti adalah tulang punggung ekonomi,'' tuturnya.
(tar )


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tren Eksterior Rumah di Jabodetabek

Tren Eksterior Rumah di Jabodetabek
Mediterania dan Minimalis
Paling Diminati Konsumen


JAKARTA – Bila punya waktu senggang cobalah berjalan-jalan di Perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK), di kawasan Jakarta Utara. Atau coba pula ke kompleks perumahan Kota Wisata di Cibubur. Khususnya, bagi Anda yang berdomisili di sekitar kawasan Serpong atau Tangerang, cobalah meluangkan waktu mengitari perumahan Bumi Serpong Damai (BSD). Bila Anda jeli, maka kita akan menemukan kesamaan dari tipe, bentuk dan desain eksterior rumah-rumah yang tersusun rapi?

Ya. Itulah tema Mediterania yang saat ini sangat digemari konsumen, khususnya masyarakat di sekitar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Memang selain tema Mediterania masih ada tema lainnya semisal Art Deco, Gothic, dan gaya Yunani. Namun Mediterania-lah yang kini tengah menjadi tren.
Mengapa tema ini diminati? Dhony Rahajoe, Manajer Promosi Perumahan BSD, berpendapat, selera masyarakatlah yang menentukan segalanya. Menurutnya, tema Mediterania memang belum lama menjadi tren di sektor properti, khususnya perumahan kelas menengah dan atas.
“Penyebabnya karena ada perubahan kultur pada masyarakat kita khususnya golongan menengah atas. Dulu bentuk Mediterania sama sekali tidak dilirik, dan konsumen juga tidak terlalu mempermasalahkan bentuk dan eksterior dari rumah yang akan dihuni. Prinsipnya, asal rumah aman dihuni. Tetapi kini konsumen semakin selektif dan mulai memperhatikan keindahan,” kata Dhony Rahajoe.
Dhony mengakui, dibandingkan tema lainnya, Mediterania memang terkesan lebih ceria karena warna-warna yang menyertainya umumnya warna pastel. Bentuk eksterior dan desain rumah juga lebih rileks dan tidak kaku seperti rumah kebanyakan, dengan ornamen-ornamen khusus di sana-sini. BSD sendiri, jelas Dhony, selalu mengikuti perkembangan selera konsumen sebelum membangun suatu cluster tertentu yang mengusung tema tertentu.
“Seperti pada Taman Chrysant 2 yang bentuk rumahnya bergaya Yunani, kita tidak mungkin langsung membangun seluruh rumah. Bisa-bisa nanti tidak laku. Awalnya, kita coba bangun beberapa rumah dengan gaya Yunani. Eh, ternyata laris manis. Lantas kita putuskan membangun cluster khusus dengan seluruh bangunan bergaya Yunani,” katanya.

“Sold”
Sementara itu, Perumahan elit Pantai Indah Kapuk (PIK) yang punya produk terbaru yaitu cluster Bukit Golf Mediterania, juga mengusung tema Mediterania. Indra Bramono, General Affairs Manager PT Mandara Permai, developer yang mengembangkan PIK, dalam perbincangan dengan SH mengakui, lebih dari setengah rumah-rumah yang ditawarkan dan berjumlah sekitar 1.800 unit sudah sold alias terbeli.
“Konsepnya adalah Mediterania, di mana masing-masing cluster punya akses cuma satu, sehingga eksklusivitas oke. Bukit Golf Mediterania juga dilengkapi jogging track di antara rumah yang satu dengan lainnya dengan lebar 3 meter. Lalu ada dua country club, di masing-masing sudut Utara, Timur, Barat dan Selatan,” paparnya.
Di kawasan yang sedang dikembangkan ini, PT Mandara Permai mengusung konsep PIK sebagai mixed use area atau areal multi fungsi yakni sebagai pusat komersial dan hunian eksklusif. Di tengah hunian ada shopping arcade dengan konsep city walk. Lantas di belakang shopping arcade ada townhouse atau rumah tinggal eksklusif. Ada pula Diamond Circle yang di dalamnya bakal dibangun pusat belanja, apartemen, perkantoran, dan lain-lain. Untuk mengembangkan cluster yang prestisius ini, Indra mengungkapkan pihak Mandara Permai menggandeng developer lainnya, yakni Agung Podomoro dan Agung Sedayu Grup. Ia cukup optimis cluster Bukit Golf Mediterania akan mencapai prestasi dari perumahan PIK yang sudah lebih dulu hadir, dimana dari sekitar 1.600-an unit rumah mewah sekitar 90 persennya sudah dihuni.
Tema Mediterania juga cukup kental terasa di Perumahan Kota Wisata yang berlokasi di kawasan Cibubur. Itu karena manajemen Kota Wisata sengaja merangkum konsep Lima Benua untuk desain rumah di sana. Mulai dari gerbang masuk, jenis, bentuk, eksterior serta suasana rumah disesuaikan dengan nuansa internasional. Pesona Monaco, Sentra Eropa, Orlando, Pesona Beverly Hills, hingga Mediterania, menyatu dalam cluster-cluster yang ada disini.
“Kota Wisata merupakan pionir untuk konsep Lima Benua. Jadi tipe-tipe rumah kita disain bernuansa mancanegara termasuk Mediterania,” kata Handrean Hidayat, Sales Manager Kota Wisata.
Kota Wisata dibangun oleh konsorsium PT Duta Pertiwi (anak perusahaan Grup Sinar Mas) bersama dengan Marubeni (Jepang), Land and House (Thailand) dan LG (Korea Selatan).

Minimalis
Belakangan, tema lainnya yakni tema Minimalis, juga kian digemari. Tema yang berangkat dari Negeri Matahari Terbit, Jepang, itu, cukup berbeda dari tema Mediterania. Pada tema ini tidak banyak ornamen atau desain khusus pada bentuk bangunan rumah dan bangunan lebih terkesan simple namun tetap indah dipandang. Dari segi warna, pada tema Minimalis juga tidak terlalu mencolok karena memanfaatkan warna-warna silver, abu-abu, termasuk warna putih dan pastel.
Salah satu perumahan kelas atas yang memanfaatkan tema Minimalis adalah Perumahan Mahogany yang juga berada di kawasan Cibubur. Perumahan yang kini sedang dipasarkan oleh developer PT Suryamas Dutamakmur itu menghadirkan sesuatu yang berbeda bagi konsumen kelas atas, apalagi jika bukan tema Minimalis. Di sini harga rumah berkisar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.
Sedangkan di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Perumahan Kayu Putih Residences yang harga rumah terendahnya sekitar Rp 1 miliar, juga mengusung tema Minimalis. Asal tahu saja, rumah-rumah yang dipasarkan oleh developer Premiere asal Prancis tersebut, juga diserbu oleh peminat. Luar biasa bukan?
Gambaran di atas menunjukkan, perumahan khususnya bagi kelas menengah atas, terus mengalami dinamika/perubahan. Tema Mediterania dan Minimalis, adalah selera terkini dari kultur budaya masyarakat. Ini juga membuktikan bahwa sektor properti utamanya perumahan adalah juga menjadi cermin dari selera masyarakat kita.


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Sabtu, 22 September 2007

Kenaikan Harga Bahan Bangunan di Daerah Gempa

Waspadai Kenaikan Harga Bahan Bangunan di Daerah Gempa

Kompas Ichwan Susanto Depo Bangunan

KLATEN, KOMPAS–-Memasuki tahap rehabilitasi rumah korban gempa 27 Mei 2006 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, harga material bahan bangunan diperkirakan bakal naik secara signifikan. Ini karena pembangunan ratusan ribu rumah warga setempat yang hancur bakal diikuti dengan peningkatan kebutuhan semen, besi, beton, pasir, genteng dan batu bata, serta material lainnya.

Ini diungkapkan Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jateng, Sudjadi, Jumat (23/6) malam di sela-sela ruwatan tolak bala di Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten Jawa Tengah. “Sesuai hukum ekonomi, jika permintaan suatu barang yang jumlahnya terbatas itu tinggi, maka akan diikuti pula dengan kenaikan harga,” ujarnya.

Ia mengatakan kenaikan harga bahan bangunan terjadi secara tidak wajar pada suatu daerah yang usai dilanda bencana. Kenaikan harga di luar harga eceran tertinggi itu bakal sangat memberatkan warga yang sedang tertimpa kesusahan.

Sudjadi mencontohkan bencana di Klaten meluluh-lantakkan rata-rata 200.000 bangunan. Jika dihitung secara kasar tiap bangunan bertipe 36 yang masing-masing membutuhkan 60 sak semen, kebutuhan total semen mencapai 12 juta sak.

Pangsa pasar yang sangat besar ini dapat memancing spekulan untuk menimbun bahan material maupun penjual untuk melempar barang ke pasar dengan harga yang sangat tinggi.

Untuk mengantisipasi ini, awal Juli ini, REI dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jateng akan membuka depo bahan bangunan di Klaten. “Kami sudah berbicara dengan Kadin yang sepakat untuk membuka depo material di beberapa titik di Klaten,” ujar pengembang rumah sederhana sehat di Semarang ini.

REI dan Kadin telah melobi ke beberapa asosiasi produsen bahan bangunan untuk memberikan bantuan pasokan material dengan harga ringan. Yang dimaksud Sudjadi dengan harga ringan yaitu sesuai harga pabrik.

“Depo ini untuk antisipasi kenaikan harga yang tidak wajar. Barang yang akan kami suplai seperti semen, besi-beton, dan keramik,” ujarnya. Untuk bahan bangunan nonpabrik seperti pasir, batu, dan gamping; REI dan Kadin tak dapat mengeremnya.
IMB

Di sisi lain, Gubernur Jateng Mardiyanto meminta kepada masing-masing pemerintah kabupaten yang rumah warganya rusak/hancur akibat gempa untuk mendapatkan izin pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB). Daerah itu Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, Purworejo, dan Magelang.

“Kami harap ada kebijakan khusus, saya pikir wajar jika (kemudahan IMB) diberikan dalam keadaan darurat seperti ini,” ujarnya.

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

”Cluster” Makin Diminati Masyarakat

Bisnis Perumahan Tetap Marak
Sistem Pemasaran ”Cluster” Makin
Diminati Masyarakat

JAKARTA – Harapan cerah diperkirakan bakal menaungi sektor perumahan nasional. Penjualan rumah baru diperkirakan bertumbuh sebesar 24,6 persen.

Lihat saja hasil riset yang dilakukan oleh konsultan properti Panangian Simanungkalit and Associates (PSA). Disebutkan, total rumah yang terjual untuk tahun 2003 berjumlah 137.550 unit, meningkat diban-dingkan tahun lalu yang jumlahnya 110.400 unit. Dari jumlah tersebut, penjualan rumah segmen menengah dan atas seluruhnya mencapai 11.000 unit (tahun 2002) atau sekitar 10 persen dari total rumah.
Cerahnya pasar properti Indonesia juga ditunjukkan oleh survei yang dilakukan PT Procon Indah. Dibandingkan tahun 2001, sepanjang tahun 2002, tingkat hunian pasar apartemen meningkat 3,7 persen menjadi sebesar 63,5 persen. Sementara itu tingkat penjualan untuk kondominium juga meningkat tipis sebesar 2,1 persen menjadi 79,2 persen.
Akan halnya para pengembang (developer) menyambut tahun 2003, juga dengan sikap optimistis.
Daksa Group, Jaya Property, Bumi Serpong Damai (BSD), dan developer lain, telah berancang-ancang untuk segera tancap gas membangun rumah-rumah tipe menengah dan atas. Optimisme tersebut bukannya tanpa alasan. Meskipun secara makro ekonomi Indonesia tahun lalu belum pulih dan hanya tumbuh sekitar 3,66 persen, tetapi penjualan rumah justru tumbuh dua kali lipat sebesar 10 persen.
Tidak salah jika konsultan properti Panangian Simanungkalit menyebut di sektor properti nasional terjadi apa yang ia sebut sebagai ”anomali ekonomi”. Meminjam istilah ekonom UI, Chatib Basri, properti Indonesia memiliki hidden economy alias ekonomi yang tidak terlihat. Secara kasat mata kita saksikan, pameran properti tetap saja penuh sesak dipenuhi pengunjung. Transaksi jual-beli rumah baru terus berlangsung, seakan tak terpengaruh oleh kondisi ekonomi yang belum pulih. Pengalaman penulis mengikuti pameran, tidak jarang untuk tipe rumah tertentu harus rela antri menunggu rumah bisa ditempati (indent). Rata-rata orang harus indent 3-4 bulan.

Menjamur
Menyimak lebih jauh trend perumahan khususnya rumah kelas menengah-atas di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), tampaknya para pengembang semakin banyak yang menerapkan sistem klaster (cluster) dalam pembangunan rumah. Menjamurnya rumah-rumah dengan model ini dengan kasat mata terlihat jelas. Jika Anda melaju ke arah Cileungsi melalui Cibubur, terlihat jelas spanduk-spanduk yang menawarkan rumah untuk beragam klaster seperti Kensington, Ca-lifornia, Windsor, San Fransisco, Florida. Semuanya itu masuk ke dalam pengembangan perumahan Kota Wisata.
Bertetangga dengan Kota Wisata, perumahan Legenda Wisata juga membangun tiga klaster baru. Masing-masing terdiri dari sekitar 200-300 unit rumah. Harganya? Cukup menguras isi kantong, berkisar antara Rp 300 juta hingga lebih dari Rp 1 miliar.
Lain lagi dengan Kota Bunga di Puncak Bogor yang membangun klaster baru seperti Kyoto sebanyak 70 unit dan Oriental sebanyak 12 unit seharga antara Rp 250 juta-Rp 6 miliar.
Masih di seputar Jakarta, rumah-rumah yang berkelompok seperti itu juga kita jumpai di perumahan Bumi Serpong Damai (BSD). Tidak kurang dari 14 hingga 15 cluster tersebar di sini.
Kini banyak sekali pengembang yang melakukan hal yang sama yakni membangun dengan sistem klaster. Makin banyak dibangun artinya makin disukai orang. Pertanyaannya, apakah kelebihan sistem klaster itu sehingga semakin disukai masyarakat?

Privasi
Menurut Donny Rahajoe, Humas Bumi Serpong Damai (BSD), adanya klaster menawarkan sejumlah kelebihan yang sulit dijumpai pada model perumahan biasa. Pertama, katanya, adanya taman besar di mana para penghuni klaster tersebut dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti pesta barbeque, sebagai taman lingkungan.
Selain itu privasi bagi penghuni menjadi lebih terasa karena pada sistem klaster ini kendaraan tidak bisa seenaknya keluar masuk. Biasanya hanya penghuni yang memiliki akses dan ada satpam atau petugas keamanan yang menjaga.
”Dengan klaster, keselamatan anak-anak lebih tinggi karena lalu lintas menjadi tidak ramai, polusi suara dapat ditekan, mendukung program lingkungan karena adanya taman dapat untuk resapan air, di samping keakraban yang semakin terjalin karena di sini rumah-rumah dibangun tanpa pagar,” ujarnya kepada SH di Jakarta, Jumat (28/3).
Donny menyebutkan bahwa pihaknya sejak lama telah membangun perumahan dengan sistem klaster. Hanya saja belakangan ini kebutuhan semakin tinggi dan BSD pun semakin banyak pula membangun rumah sistem klaster.
Jika awalnya BSD punya Taman Tirta Golf, sekarang bertambah dengan dibangunnya Taman Telaga Golf, Taman Edelweiss, Taman Chrysant, Taman Giriloka, Puspitaloka, Bukit Golf, dan sebagainya.
Berapa banyak rumah dalam satu klaster, Donny berujar, untuk klaster lama isinya bisa mencapai 600 rumah. Ia mengistilahkan sebagai super blok. Tetapi kini dengan lebih mengedepankan efisiensi ruang dan pasar, paling-paling dalam satu klaster berisi 30-100 rumah. Tipe rumah umumnya kelas menengah dengan luas tanah antara 150 hingga 1000 meter persegi.
Sejauh ini BSD, kata Donny, sudah membangun sekitar 15.000 unit rumah. Dari jumlah itu yang telah dihuni sekitar 13.000 unit pada luas areal 1.400 hektare. Bicara soal jumlah penghuni, di BSD seluruhnya mencapai 70.000 jiwa.
”Ini artinya tingkat hunian di BSD di atas 70 persen. Ini luar biasa untuk ukuran kawasan perumahan seluas BSD,” katanya.
Mengapa demikian, Donny mengklaim Bumi Serpong Damai memiliki kombinasi magnet-magnet yang membuat orang tertarik tinggal di perumahan satu ini. Selain memiliki hunian yang nyaman, BSD memiliki tidak kurang 45 sekolah, mulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN), sekolah internasional, hingga perguruan tinggi seperti Swiss German University, Institut Teknologi Indonesia, dan yang akan menyusul adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Supra (dahulu STIE Kalbe).
Akses yang terjamin dengan adanya tol Pondok Aren-Ulu-jami, dan kemungkinan dibangun pusat perbelanjaan (trade center) di kawasan ini, membuat BSD memiliki daya tarik tersendiri tidak saja bagi masyarakat lokal, namun juga bagi kalangan ekspatriat atau orang asing yang ingin menetap di Jakarta.

Pilihan
Pengamat properti, Panangian Simanungkalit kepada SH di Jakarta, Jumat (28/3) berpendapat, sistem klaster memiliki nilai plus. Karena dengan klaster pembeli memiliki pilihan beragam (multiple choice).
”Misalnya, developer memiliki lahan yang tidak terlalu luas semisal 20 hektare, ia dapat memecahnya menjadi masing-masing seluas 5 hektare untuk setiap klaster yang berbeda-beda. Ini akan bisa memberi daya tarik kepada kawasan itu dan masyarakat memiliki pilihan tempat tinggal,” katanya.
Keuntungan lain dari sistem klaster katanya, adalah faktor keamanan. Dengan klaster aspek keamanan kawasan bisa dijaga karena biasanya pintu masuk dan keluarnya dibatasi. Ini katanya berbeda dengan perumahan yang dibangun secara massive atau massal, di mana akses keluar masuknya pun relatif lebih banyak.
Seperti pada perumahan Alam Sutera di kawasan Tangerang, yang memiliki klaster perumahan seluas 5-8 hektare atau 150-250 rumah, masing-masing klaster hanya memiliki satu buah gerbang masuk yang dijaga 24 jam. Kompleks perumahan ini mengutamakan keseimbangan antara keamanan terpadu dan kehidupan sosialisasi yang akrab di alam yang tertata alami dan indah.
Dengan kata lain, sistem klaster tetap menjadi incaran, baik bagi kalangan developer maupun masyarakat. Trend klaster ini diperkirakan akan berlanjut di tahun 2003, seiring dengan menggeliatnya sektor properti dan konstruksi menyusul semakin menurunnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kita lihat saja.
(SH/rudy victor sinaga)

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tinggal di "Cluster" Menjadi Lebih Akrab

Tinggal di "Cluster" Menjadi Lebih Akrab


Bagi yang keluarga-keluarga kaum urban kelas menengah atas, banyak yang tidak lagi menginginkan ekadar tinggal dengan rumah seadanya. Bentuk rumah yang bagus dan lingkungan yang mendukung kini jadi pilihan.

Tinggal di perumahan dengan bentuk rumah yang dibatasi pagar tinggi, seakan memenjarakan mereka yang tinggal. Sekarang tren tinggal di rumah yang tanpa pagar antara satu rumah dengan yang lainnya, amat digandrungi. Terutama bagi keluarga yang pernah tinggal atau melihat suasana rumah di mancanegara, khususnya di Amerika Serikat.

Kompleks perumahan seperti itu dikenal dengan sebutan cluster . Kompleks perumahan dengan pagar yang amat luas mengelilingi cluster tersebut. Sementara antara rumah satu dengan lainnya, sama sekali tidak diberi pagar pembatas. Sedangkan garasi yang disediakan bisa untuk satu kendaraan atau lebih, ini bergantung dari tipe cluster-nya.

Dari segi estetika, rumah tanpa pagar ini memang jadi lebih indah dan terkesan luas. Apalagi bila tanaman yang ada di halaman disesuaikan dengan tanaman tetangga, sehingga seperti sebuah irama alam yang indah. Hal ini juga yang diakui oleh Setianto, salah seorang manajer produksi dari sebuah perusahaan telekomonikasi yang memilih tinggal di Bukit Sentul. "Karena perumahan kami jauh dari kota Jakarta, maka kami lebih suka tinggal di cluster dimana antar tetangga hubungannya jadi sangat akrab," katanya.

Berbicara soal hubungan, tinggal di cluster seperti ini memang unik. Bukan rahasia lagi kalau antartetangga sering terjadi persaingan diam-diam. Seperti misalnya seseorang membeli kendaraan baru, segera saja ada tetangga yang iri dengan keadaan itu. Kalau kondisi perumahan dengan pagar tinggi, hal ini tidak terlalu kentara, tapi di sini bisa saja jadi persoalan yang lumayan berat. Tapi apakah itu menjadi masalah yang berat?

"Ternyata nggak tuh. Karena tidak ada pagar maka persaingan jadi lebih terbuka, tapi itu juga yang membuat sikap antartetangga juga lebih terbuka dan lebih menerima kenyataan," kata Setianto yang sudah dua tahun tinggal di tempat tersebut.

Selain keakraban, Setianto sangat menyukai suasana di perumahan yang demikian. "Sekalipun rumah kita kecil, tapi begitu membuka pintu, rasanya kita punya halaman yang sangat luas. Bayangin saja, terasa satu cluster bisa menjadi halaman kita," ujarnya sambil membenahi tanaman kamboja Jepang yang menjadi kesukaannya.

Dalam membangun taman di rumahnya, Setianto mendapat pengarahan dari pihak pengembang untuk memilih tanaman yang seirama dengan tanaman di rumah sebelah. "Kita memang tidak boleh menanam tanaman yang cepat menjadi besar, namun sebaiknya mengutamakan menanam bunga-bungaan," jelasnya.

Karena ruang lingkup dalam kompleks perumahan itu dibatasi dengan pagar besar, otomatis kondisi jalan di depan rumah juga terkendali. Sehingga tidak ada kendaraan umum lalu lalang kecuali mobil penghuni. Keadaan ini menurut Setianto, sangat cocok buat mereka keluarga muda dengan anak yang masih kecil-kecil.

Biasanya di perumahan seperti ini ada taman yang jadi fasilitas umum. Di sana disediakan tempat bermain anak-anak dan tempat santai keluarga. Sebuah kompleks perumahan malah menyediakan juga tempat serba guna yang berbentuk bangunan yang bisa digunakan untuk kegiatan warga. Mirip dengan kompleks perumahan yang dilakukan oleh pihak militer., dengan model rumah yang berbentuk barak dan tanpa pagar, lalu dengan sistem penjagaan dengan satu pintu keluar masuk.

Salah satu contoh cluster seperti ini adalah Pondok Hijau Golf (PHG) yang dibangun oleh PT Summarecon Agung Tbk. Kawasan tersebut, menurut Direktur Eksekutif Summarecon Serpong, Sharif Benyamin, akan menjadi kawasan paling eksklusif di Summarecon Serpong.

Ditambahkan, PHG memiliki konsep hunian kissing the golf course, yang saat ini sedang menjadi salah satu tren perumahan. Artinya, penghuni dapat secara langsung menikmati keindahan lapangan golf. Hal tersebut dimungkinkan karena hunian di tempat itu langsung menghadap ke lapangan golf, dan tidak terhalang oleh bangunan lain. Seperti layaknya cluster lain di Summarecon Serpong, PHG memiliki konsep kawasan tertutup dengan sistem keamanan satu pintu, yang dilengkapi dengan club house, kolam renang, serta arena bermain anak.

Satu hal yang menjadi kelebihan kompleks perumahan seperti itu, seperti dirasakan Setianto, karena modelnya terbuka, maka jika ada saluran got yang mampet segera saja bisa diketahui dan diatasi bersama. Begitu juga dengan aksi sosial, bila ada warga yang tertimpa kemalangan seperti sakit atau kematian, semua warga segera turun tangan. "Tempat untuk melayat cukup luas, karena semua halaman terbuka untuk tamu," kata Setianto yang memiliki dua anak yang masih duduk di sekolah dasar.

Di saat hari besar seperti Lebaran dan Natal, bagi warga yang tinggal disana tidak terlalu pusing ketika harus pulang kampung. Sistem keamanan yang terpusat membuat warga merasa nyaman seklipun harus meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. "Saya bisa tahu rumah siapa yang kosong, terkadang mereka yang pergi titip dengan tetangga, kalau tidak pun keamanan sudah menjaganya," ucap Setianto sambil menyapa salah seorang tetangganya yang baru saja pulang dari bepergian akhir pekan.

Selain Summarecon Serpong, saat ini beberapa pengembang di sekitar Jabodetabek memang sibuk membangun perumahan dengan gaya cluster. Tipenya berbeda-beda, ada yang ukuran luas dengan satu lantai, ada yang dua lantai, ada yang ukuran kecil dengan halaman memanjang dan ada yang ukuran mewah dengan halaman sangat luas. Contohnya bisa dilihat di Summarecon Serpong, Bumi Serpong Damai, Lippo Karawaci, Bukit Sentul, Puri Beta, Bintaro, dan masih banyak lagi. Anda pilih yang mana? [Ars/B-8]

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Harga Memanfaatkan Jasa Arsitek Murah atau Mahal ?

Memanfaatkan Jasa Arsitek

Risiko membangun rumah dengan denah yang salah bisa membuat suasana rumah tak nyaman. Misalnya, membangun rumah tanpa perhitungan aliran udara keluar dan masuk. ''Akibatnya, di dalam rumah terasa panas,'' kata Eddy W Utoyo, ketua bidang Pengabdian Masyarakat IAI Pusat. Bila kondisi ini menahun bisa membuat penghuni rumah penyakitan.

Karena itu, Eddy mengakui banyak orang yang enggan berkonsultasi ke arsitek lantaran faktor biaya. ''Takut mahal? Hanya lima persen biaya pembangunan,'' ujarnya.

Menurut Direktur Utama Jakarta Design Center ini, membangun rumah memanfaatkan jasa arsitek lebih ekonomis. Ekonomis yang dimaksudnya, menempatkan barang yang tepat sehingga akan membuat rumah menjadi mahal nilainya. ''Barang yang murah ditempatkan secara tepat akan bernilai tinggi.''

Bila Anda memutuskan membangun rumah dengan memanfaatkan arsitek, datanglah ke biro konsultan. Ceritakan tentang kondisi dan luas tanah berikut rencana rumah yang akan dibangun. ''Saat mendengarkan, arsitek sudah membayangkan bagaimana sirkulasi udara dan pencahayaannya,'' jelas Eddy.

Kemudian, diperhitungkan berapa biaya pembangunan rumah. IAI mempunyai harga patokan biaya pembangunan per meter perseginya berdasarkan bahan-bahan bangunan yang akan digunakan.

Arsitek membuat prarencana denah dengan harga bangunan. Kemudian ditetapkan persentase untuk jasa arsitek. Pada rumah yang luasnya di bawah 36 meter persegi, konsultasi diberikan gratis. Lebih dari 50 meter persegi biayanya 5-8 persen biaya pembangunan rumah. Biaya jasa arsitek itu sudah termasuk pengawasan pembangunan secara berkala.

Bila prarencana denah itu disetujui, dibuatlah gambar kerja yang menyangkut gambar pemasangan fondasi hingga instalasi listrik. Total gambar yang diterima calon pemilik rumah sekitar 15 buah. ''Gambar ini siap dibawa ke kontraktor,'' jelas Eddy. poy

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi