Minggu, 16 September 2007

Sauna Ala Jepang Dalam Rumah

Mandi ala Jepang
(Ami Mizuno-Kansai, Jepang Barat)

Dear Zeverina,

Saya ikutan dong bagi-bagi cerita.. Panggil saya, Ayu, nama sebenarnya and e-mail tolong dirahasiain ya!

Saya tinggal di Kansai (Jepang Barat). Saya sudah tinggal di Jepang hampir sepuluh tahun. Saat ini di Jepang sedang musim gugur, gunung-gunung berubah warna kuning kemerahan seperti terbakar..indah sekali!

Enaknya musim gugur yang mulai dingin begini cerita tentang mandi yac.mandinya orang Jepang dengan air hangat! Orang Jepang suka sekali mandic...tapi sehari-hari sih umumnya mereka mandi satu kali sehari yaitu pada malam hari sebelum tidur. Pagi hari biasanya karena repot nggak ada yang mandi, cuma cuci muka langsung pergi..akibatnya kalau kita berhadap-hadapan dengan mereka di densha (kereta listrik) walah-walah baunya minta ampun deh!

Mandi sehari-hari (ofuro) yaitu mandi berendam di bak. Baknya kecil tapi lebih dalam dibandingkan bath tub, sehingga kalo berendam posisinya nggak berbaring tapi duduk. Batas air bisa sampai pundak. Caranya kita bersihkan badan dulu di luar sambil duduk di dingklik, setelah bersih baru masuk ke bak dan berendam di air hangat. Setelah mandi airnya nggak dibuang tapi dipakai oleh orang berikutnya. Begitu seterusnya sampai orang terakhir airnya nggak diganti-ganti.

Peraturannya yang masuk pertama kepala rumah tangga (bapak), yang masuk paling akhir ibunya. Masuk rame-rame juga bisa, cuma tempatnya sempit. Kalau ada tamu, sebagai penghormatan, tamunya duluan. Sebagai orang Indonesia yang nggak biasa mandi pakai air bekas orang, saya punya pengalaman diomelin ibu mertua karena mengganti air di bak. Saat itu, tahun baru dimana kami sekeluarga berkumpul di rumah mertua. Selain bapak-ibu mertua ada juga ipar-ipar. Karena sudah menjadi anggota keluarga suami, maka saya dapat giliran mandi pertengahan.

Berhubung nggak tega lagi kalo mandi pakai air bekas merendam badan orang lain, airnya saya ganti, olala, akibatnya ibu mertua ngomel katanya airnya sayang dibuang-buang..hik..hik! Untungnya berhubung masih baru jadi menantu, saya dibelain sama bapak mertua..he he...Lama kelaman saya tahu kalau air bekas mandi ini juga nggak dibuang..tapi dipakai buat nyuci baju.

Trik pengiritan ini bukan monopoli keluarga suami, tapi hampir semua rumah tangga di Jepang. Jadi mesin cuci dilengkapi dengan slang yang bisa menyedot air bekas di bak dan ada tombol pilihan pakai air bak buat nyuci saja atau nyuci sekaligus bilas. Sekarang saya juga berhemat air seperti itu, tapi giliran mandi tidak berlaku di rumahku.

Kalo ingin mandi sehari-hari di bak yang luas, kita bisa datang ke sento, pemandian umum. Setelah pintu masuk, ada tempat membersihkan badan berderet-deret lengkap dengan dingklik dan cermin dan bak air panas yang besar kayak kolam kecil. Semua mandi di dalam satu bak besar yang sama telanjang bulat, nggak risih karena nggak saling kenal tuh, jadi cuek aja! Tentu saja laki-laki dipisah dengan perempuan.

Di hotel pun kadang-kadang disediakan fasilitas seperti ini selain kamar mandi di dalam kamar. Ketika berkeliling Jepang, adik saya yang nginap di hotel yang nggak punya kamar mandi di dalam kamar (biar ngirit), waktu mandi masuk ke bak harus telanjang bulat rame-rame, dia menolak eit tunggu dulu! kalau harus bulat-bulat mah nggak lah yau katanya mendingan nggak mandilah!

Musim gugur dan musim dingin adalah masa-masa cari hangat-hangatnya berendam saat mandi. Orang Jepang sengaja pergi berwisata ke tempat-tempat onsen, air panas (hot springs). Paket-paket wisata ke onsen plus makan-makan dan melihat pemandangan musim gugur banyak diminati. Suatu saat, sebelum menikah, saya pergi ke Hakone, tempat wisata yang terkenal salah satunya dengan onsennya.

Peserta wisata, orang-orang asing dari berbagai negara, kebanyakan dari Cina dan Korea. Pas sampai, semua peserta langsung masuk onsen. Teman sebangkuku di bus, orang Indonesia, kayaknya nggak minat ikutan nyemplung di onsen, jadilah kita masuk ke dalam toko cinderamata/oleh-oleh disebelah onsen yang masih satu kompleks.

Lantai dua toko tersebut rupanya tempat istirahat, banyak keluarga dengan anak-anaknya yang beristirahat disitu, rambutnya basah, mungkin setelah kecapaian bermain di onsen jadi ngantuk. Kamipun ikut-ikutan beristirahat sambil menunggu teman-teman yang lagi berendam..eh ternyata dari balik jendela terlihat pemandangan teman-teman wisataku yang lagi berendam di onsen, baik yang perempuan maupun yang laki-laki.

Di pintu masuk onsen dipisah antara laki-laki dan perempuan, di dalam terpisah oleh bilik bambu...tapi dari atas open blak-blak yang laki-laki dan yang perempuan semua kelihatan... Jepang ... Jepang begitulah. Kamipun cekikikan! Untung aku nggak jadi nyelup, selamat deh!

Onsen yang dilengkapi dengan pemandangan keluar disebut rotenburo. Jadi kayak mandi diluar gitu! Kalau sudah biasa mandi seperti ini jadi bisa menikmati, sambil mandi melihat pemandangan salju, gunung atau pantai..santai, hangat. Orang Jepang mandi di rotenburo sambil minum sake dan ngobrol ..mandinya bisa berjam-jam. Ada juga onsen yang bersambung dengan rotenburo, di dalam ada onsen di ruang tertutup, kalau keluar bisa mandi di rotenburo.

Saking keasyikan di rotenburo, pas masuk kembali ke onsen, saya dan teman rada bingung kok orang-orang yang tadinya rame pada nggak ada eh, ternyata waktunya pembersihan. tiba-tiba saja bapak tua masuk bawa selang dan sikat. karuan saja saya dan teman terbirit-birit ke ruang ganti.(Buat temanku di Indonesia kalau pas baca pasti inget ya apa kabar? Saya kembali lagi nich ke Jepang). Bersama temanku ini juga saya pernah menggeser kaca jendela yang kemudian jatuh masuk ke dalam kolam onsen yang terkenal mengandung zat penyembuh alami radium. Untungnya saat itu sudah malam, jadi nggak ada orang di dalamnya dan segera dibersihkan oleh yang punya onsen. syukur juga ya nggak kena marah.

Kalau siang, katanya onsen ini bisa dimasuki bersama-sama laki-laki dan perempuan, biasanya bapak-bapak dan ibu-ibu setengah baya. Khasiat onsen memang terkenal untuk awet muda dan kesehatan karena mengandung mineral dan zat-zat penyembuh.

Sekian dulu kisah tentang mandi ala Jepang. lain kali akan saya ceritakan tentang kisah lain yang semoga dapat menambah memperkaya pengetahuan teman-teman baik di Indonesia maupun di negara lain tentang budaya di Jepang khususnya. Salam hangat!

*******

Sauna sehabis badminton
(Janto Marzuki- Stockholm, Swedia)

Dear Zev,

Mencoba menulis dengan judul baru ya? Masih ada kaitannya dengan kesehatan dan kisah nyata kok.

Meskipun berada terpencil diujung utara daratan Eropa, seminggu sekali, kami merasa sedikit terhibur, sehingga sering lupa kalau kami saat ini sedang berada cukup jauh dari tanah air.

Dari sudut makanan, seperti impian untuk makan mie-bakso, kapan saja kami dapat merealisasikannya. Mie-bakso yang gurih, sedap dan baksonya yang kenyal2 yang rasanya tidak kalah dibanding dengan mie-bakso Indonesia, tidak peduli itu mie atau baksonya Mie Naga, bakwan SMA2 Surabaya, Stasiun Malang atau bakso Alun2 Madiun. Di Stockholm, mie-bakso ’kami’, mie nya asli dari China, sedang baksonya kami dapat memilih, halus atau kasar buatan Perancis. Untuk sayurnya, seperti daun bawang, seledri dan sawi, kiriman ’cargo’ dari Thailand sedang bawang gorengnya dari Denmark. Mau pakai tahu? No problem, tersedia tahu yang halus sekali, sehalus sutera buatan Belanda! Semuanya dapat kami peroleh dari beberapa supermarket Asia yang tersebar di Stockholm. Tentunya semuanya tanpa formalin, zat pewarna pakaian, borax dan racun serangga. Semoga ...

Kangen untuk dapat bertemu sejenak dengan masyarakat Indonesia tapi males mengundang atau bersih2 rumah? Tidak masalah, inipun dapat kami lakukan setiap hari sabtu di Stockholm. Kami dapat berkumpul tanpa ada paksaan, rame2 berolahraga badminton. Bebas, maksud saya tanpa ada absen, datang boleh tidak datang tidak ada yang marah. Sesampainya dilapangan badminton, juga tidak perlu mendaftar, ikut turun kelapangan boleh, hanya ’kongkow2’ minum espresso, cappucinno atau kopi yang dapat dibeli dikantin dan sambil menyantap makanan kecil bawaan dari rumah juga ok. Kalau masih merasa muda dan ada tenaga, dapat main single, kalau mau lebih rame ya main double, tidak punya racket, sekali kali pinjam salah satu teman juga mungkin, atau hanya mau ikut mandi sauna saja tidak ada yang melarang. Tanpa dipungut beaya.

Malahan, kalau lagi ’pas’ harinya, dikesempatan ini kami sering dapat mencicipi yang namanya pisang goreng, lumpia, bakwan jagung, bikang, wajik, lapis, kue bolu, tahu isi dan makanan kecil khas tanah air lainnya bawaan/masakan ibu2 Indonesia yang tinggal di Stockholm. Hmm, nikmat ..

Persyaratan lain untuk dapat ikut main, cukup dapat jalan dan pegang racket, dah lolos! Acara badminton ini juga untuk segala umur. Yang pernah ikut berpartisifikasi mulai dari bayi yang mulai merangkak, pemuda/pemudi kita di Stockholm, ’ahli masak ex perhotelan Bandung’ yang lagi dapat kontrak di hotel/restoran disana, mahasiswa kita yang mengambil S2 atau S3 nya, staf dan diplomat kita dari KBRI, masyarakat kita yang tinggal di Stockholm termasuk para ’sesepuhnya’ (=pensiunan) yang beberapa diantaranya sudah mulai mendekati 70 th! Tapi jangan diremehkan lo ya, beliau2 para ’sesepuh’ ini, semuanya pernah menjadi juara. He..he..tapi itu 30 th yang lalu! Dah, pokoknya bebas dan relax.

Dulunya, sekitar 30 th yang lalu, sewaktu masyarakat Indonesia masih belum banyak yang tinggal di Swedia, mahasiswa kita yang jumlahnya masih dapat dihitung dengan jari, dengan patungan sering mengadakan kegiatan main badminton seminggu sekali, yaitu untuk dapat saling tukar informasi dan sedikit meringankan rasa kangen jauh dari tanah air. Setelah selesai main badminton, biasanya mereka lanjutkan dengan makan bersama dirumah salah satu mahasiswa yang tempat tinggalnya tidak jauh dari lapangan tersebut. Belanja bahan makanan mereka lakukan sehari sebelumnya.

Setelah beberapa tahun rutinitas setiap minggu ini berjalan, dari mulut ke mulut, bertambah besarlah peminatnya, antara lain juga dari staf di KBRI dan kemudian atas inisiatif salah satu bpk dutabesar kita di Stockholm, KBRI bersedia menyesponsori untuk menyewa lapangan badminton agar ditempat dan dikesempatan tersebut dapat kami, semua masyarakat Indonesia yang di Swedia dapat ikut berpartisipasi.

Semuanya ’välkomna’ (welcome)! Komunitas masyarakat Indonesia yang tinggal di Swedia, mahasiswa kita yang lagi belajar disana juga dari staf dan diplomat KBRI di Stockholm untuk dapat berkumpul dan saling bertatap muka. Meskipun kadang terjadi ’break’, tidak ada badminton beberapa tahun, yaitu sekitar 1998 sewaktu tanah air dilanda krisis ekonomi, tetapi untunglah tradisi yang pernah terbentuk dan terjadi selama ini dapat diteruskan lagi. Terakhir, diganti harinya kehari sabtu. Terima kasih, bpk/ibu di KBRI Stockholm atas sponsornya!

Juga di acara badminton ini, sering kami dapat bertemu dan berkenalan dengan wajah2 baru. Bagi mahasiswa kita yang baru datang dan mempunyai masalah atau menginginkan informasi tertentu, biasanya ’pakar2’ atau ’lurah2’ kita yang telah lama menetap di Swedia selalu dapat membantu memecahkannya. Sebaliknya, tidak kalah pentingnya bagi masyarakat kita di Swedia, terutama yang telah lama tinggal di Stockholm, badminton setiap hari sabtu ini merupakan salah satu ajang yang sehat untuk dapat bertemu satu sama lain dan kesempatan yang bagus untuk dapat meng ’update’ informasi dari tanah air.

Bagi para diplomat kita yang pernah mendapat penempatan di Stockholm saya kira tidak akan melupakan waktu2 yang penuh kenangan ini. Banyak lo dari mas2 diplomat kita yang dulu sering ikut bermain badminton, sekarang jabatannya cukup tinggi di Deplu, malah banyak yang telah menjadi Duta Besar atau IrJen. Tentunya berkat main badminton, badan menjadi lebih sehat, awet muda dan fit! (Mungkin ada yang tanpa sengaja baca tulisan ini, salam ya mas!)

Sedangkan kami yang tinggal di Stockholm, tetap saja seperti dulu. Saya sendiri, penulis, yang dulu, 25 th yang lalu sering menjadi juara 17 agustusan, mendingan kalau naik pangkat, ee nggak tahunya malahan sekarang telah bener2 turun tahta menjadi seorang pensiunan! Tak apa, memang hidup sudah ada yang ngatur ..

Disetiap tempat olahraga (’hall’) di Swedia, selalu disediakan ruangan untuk ganti pakaian. Diruang ganti, yang terpisah untuk pria sendiri, wanita sendiri, adalah ruangan yang luas dan terbuka, kering, bersih, nyaman dan terang. Diruangan tersebut kita dapat ganti pakaian ke/dari pakaian olah raga dan kemudian menggantungnya digantungan yang telah disediakan. Dibawah gantungan tersebut biasa disediakan bangku2 untuk kita dapat duduk. Masih berhubungan dengan ruang ganti, juga akan disediakan tempat mandi ’shower’, toilet serta sauna atau bastu.

Sauna, adalah bahasa Finlandia, yang artinya kamar atau ruangan yang dapat dipanaskan, sedangkan bahasa Swedia nya adalah bastu. Mandi sauna atau bastu, menurut aturan Swedia berarti kita masuk kekamar/ruangan kecil dimana disitu disediakan bangku2 bertingkat yang kita dapat duduki dengan memakai alas biasanya handuk dan telanjang (iya betul, telanjang bulat!). Sebagai alat pemanas ruangan, dipasang alat pemanas khusus untuk sauna yang mana diatas alat tersebut biasa dipenuhi dan ditutupi dengan batu2 lava.

Disamping itu, biasanya diruang tersebut disediakan ember yang berisi air, dimana air tadi dapat kita siramkan kebatu lava sehingga ruangan menjadi beruap, lembab, dan terasa lebih panas kalau kita menghendakinya. Ruangan sauna, yang dinding serta atapnya terbuat dari kayu dan ukuran sekitar 2x3 m, bisa menampung sampai 8 orang. Untuk mandi sauna ini, tidak pandang sauna untuk laki2 atau perempuan, aturannya sama.

Cara mandi sauna, sebagai berikut, diawali dengan badan kita guyur dengan air (’shower’) sebentar agar kulit bersih dari keringat dan kotoran, kemudian setelah badan kita keringkan dengan handuk, kita baru masuk ruangan/kekamar tempat sauna. Tentunya ruangan sauna ini telah mencapai panas yang ideal setelah dipanasi sebelumnya dengan alat pemanas yang ada diruangan tersebut. Panas ruangan sauna yang ideal adalah sekitar +85 C. Kalau ruangan sauna telalu dingin, waktu yang kita butuhkan untuk badan dapat berkeringat terlalu lama. Sedang kalau suhu ruangan terlalu panas, melebihi +95 C, terasa ruangan kering dan terlalu panas, sehingga susah untuk bernafas, akibatnya kita tidak dapat duduk santai diruangan tersebut.

Setelah beberapa menit diruang sauna, kita dapat keluar sebentar sambil kita basahi tubuh kita di ’shower’, setelah itu masuk lagi keruang sauna, dan prosedur ini dapat kita lakukan/ulangi beberapa kali. Mandi sauna, membuat pori2 kulit kita terbuka, semua keringat/kotoran keluar dan seluruh badan/kulit menjadi bersih, peredaran darah semakin lancar. Apalagi kalau kita melakukannya dimusim dingin, sehabis mandi sauna badan terasa lebih segar.

Penduduk Swedia bagian utara juga di Finlandia, banyak memiliki/membangun pondok kecil terdiri dari hanya satu ruangan khusus untuk tujuan mandi sauna yang tempatnya dipinggir danau. Dimusim dingin, dimana suhu luar tidak jarang jauh dibawah titik beku (-40 C), setelah semua air danau membeku menjadi es, dan tebal es didanau telah mencapai lebih dari ½ meter, tradisi unik mandi sauna mereka, ’shower’ nya dengan cara mencebur kelubang/sumur didanau es! Sumur/lubang tersebut (2x3 m), mereka persiapkan/buat sebelumnya dengan cara menggergaji es didanau tersebut. Sedang air danau yang dibawah lapisan es, suhunya paling +3C!

Juga masih termasuk tradisi mandi sauna mereka, sewaktu mereka duduk2 diruang sauna yang panas tersebut, sambil ngobrol mereka ’cambuki’ badan mereka, terutama bagian punggung dengan ranting ranting kecil dari pohon ’björk’ (eng: birch twig). Menarik kan ...

Dikamar sauna inilah, kita sempatkan untuk ’ngrumpi’, semampu kita berusaha untuk memecahkan masalah yang terjadi disekitar kehidupan kita sehari hari. Yang mulai dari masalah sepele seperti anak yang lagi kena flu, resep soto, harga ticket paling murah untuk mudik sampai ke harga BBM ditanah air, pergantian menteri juga masalah global seperti teroris, bom di Irak, pokoknya tidak ada masalah didunia yang tidak dapat kami pecahkan diruangan sauna ini. Mandi sauna, biasanya kita lakukan selama 30 menit dan ini gratis tidak dipungut beaya.

Sayangnya, banyak dari kita yang baru datang di Swedia, masih susah atau malu2 untuk dapat ganti pakaian diruangan terbuka, apalagi sampai mandi dan bersauna bersama. Yah, biasa, alasannya ganti pakaian dan mandinya nanti saja kalau sudah sampai rumah. He..he..malu ach nggak mandi..

Ayo, kapan main ke Stockholm? Kami tunggu! Salam.

******

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar