Rabu, 19 September 2007

Membangun Rumah dan Lingkungan

Membangun Rumah dan Lingkungan

Abun Sanda

Empat tahun terakhir muncul kecenderungan di kalangan pengembang menengah ke atas membangun apartemen, rumah bandar, atau kompleks perumahan dengan sentuhan lingkungan hidup. Proyek properti yang dikembangkan itu tidak terletak pada areal amat luas, tetapi pada lahan sekitar nol koma tujuh hektar sampai lima hektar.

Untuk proyek besar, ada beberapa contoh, misalnya Waterplace di Surabaya, The Pakubuwono, Dharmawangsa dan Somerset Berlian di Jakarta. Untuk proyek dengan areal di bawah satu hektar tersebar di banyak lokasi di Jakarta. Hal ini selalu menarik, misalnya, di beberapa proyek rumah bandar yang elok di kawasan Kemang dan di sekitar Jalan Prapanca. Lalu, beberapa proyek fantastis di segi tiga emas Cipete, Menteng, dan Kebayoran Baru.

Proyek rumah bandar di kawasan Cipete, sekadar menyebut contoh, menarik karena bisa menjadi salah satu representasi dari proyek properti yang menekankan lingkungan hidup. Sekitar 30 persen areal diperuntukkan bagi dua puluh unit rumah bandar. Sisanya, 70 persen, untuk areal terbuka.

Di areal terbuka itu terdapat jalan untuk lari pagi, kolam renang mini, ruang kebugaran, dan kolam ikan. Lalu kebun untuk sekitar seratus pohon buah dan pohon hias tegak pula di sana. Begitu luasnya areal untuk ruang terbuka tersebut menyebabkan kawasan ini tampak sangat berwarna. Daun-daun pohon, dengan aneka jenis buahnya, menyatu dengan aneka warna warni kembang. Berada di kawasan ini selalu terasa tenang dan damai. Suara air yang mengalir deras di beberapa sudut menyatu dengan suara burung dan kokok ayam. Deru kendaraan bermotor tak mampu menyelusup ke panggung hunian ini karena lebatnya pepohonan.

Suasana dengan latar lingkungan hidup bertambah pekat karena di kompleks rumah bandar ini terdapat banyak batu gunung/sungai: baik yang diletakkan di tepi jalan, alas kolam ikan, ataupun yang dibiarkan tegak di beberapa sisi pohon rindang. Faktor lain, sebagian fisik rumah bandar dibangun dari kayu-kayu yang tahan air, misalnya kayu ulin dan jati.

Grace Santoso, staf rumah bandar di Cipete, menyebutkan, para penghuni rumah bandar hidup rukun dan penuh kebersamaan. Kalau pohon mangga, pepaya, rambutan, sawo, atau pisang berbuah semua saling berbagi dalam semangat kebersamaan itu.

Grace menyatakan, tidak mudah membangun kompleks rumah bandar dengan penekanan pada lingkungan hidup. Sebab, banyak pengembang yang tidak tahan melihat areal terbuka. Begitu melihat lahan terbuka, yang berkelebat di benak mereka adalah membangun sebanyak mungkin rumah atau rumah bandar yang baru.

Proyek properti yang juga menekankan lingkungan adalah Apartemen Waterplace di Surabaya. Begitu diumumkan bahwa proyek ini menekankan lingkungan hidup, publik langsung menyebu dengan antusias.

Pada era sekarang, tren yang amat disukai publik adalah lingkungan hidup. Siapa yang memberi komitmen besar pada masalah ini, dialah yang akan merebut pasar. Faktor ini hendaknya disadari semua pengembang.

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar