Senin, 10 September 2007

Arsitektur Islam di Hotel Syariah

Arsitektur Islam di Hotel Syariah



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Isteri saya, mahasiswi Arsitektur UNSRAT, tengah menyusun tugas akhir, "Hotel Syariah di Manado." Referensi yang diambil adalah Hotel Sofyan di Jakarta. Namun setelah diamati, dengan melihat lokasi, konsep syariah masih sebatas manajemen dan beberapa ornamen interior.

Yang menjadi masalah kami adalah bagaimana merancang bangunan publik (hotel) yang bernuansa syariah (dengan konsep arsitektur Islam).

Dari hasil sharing dengan beberapa teman, ada beberapa konsep bangunan bernuansa syariah, antara lain:

1. Penataan tempat tidur menghadap kiblat (kepala membujur ke arah utara) atau paling tidak ke arah barat sebagai tanda kepasrahan kepadaNya.
2. Pemisahan ruang bagi laki-laki dan perempuan dewasa.
3. Kloset tidak mengahadap/ membelakangi arah kiblat.
4. Masjid/ musholla sebagai sentra bangunan sebagai tanda pusat dinamika masyarakat Islam dan lain-lain.

Pertanyaan:

1. Mohon dijelaskan dan ditambahkan jika ada kaidah-kaidah lain berkaitan dengan arsitektur Islam.
2. Mohon ditunjukkan referensi literatur/ artikel lain yang mendukung tentang bangunan syariah sebagai rujukan kami
3. Apakah memungkinkan saya kirimkan draft proposal yang sudah diseminarkan agar Ustadz bisa memberikan tambahan dan koreksi? Melalui alamat mana?

Namun, untuk permohonan terakhir di atas, jika ustadz tidak terepotkan. Kami sangat berharap masukan ustadz, sebab kami berfikir konsep ini (Hotel Syariah) bisa memperkaya khasanah dakwah di Kota Tinutuan (Bubur Manado) dan Bumi Nyiur Melambai (Sulawesi Utara) umumnya.

Mohon maaf, jazakumullahu khairan katsiiran.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Niabra
Jawaban

Assalaamu'alaikum wr wb

Pak Niabra dan isteri yang saya hormati,

Beruntung dan bersyukurlah anda yang berusaha memperjuangkan nilai-nilai Islam dari sisi akademis. Karena hingga hari ini masih banyak di antara kita yang masih berjuang untuk urusan perut. Lebih realita. Sementara dunia akademis adalah dunia idealis.

Saya sangat setuju dengan analisa anda mengenai: 1. Tempat tidur menghadap kiblat, 2. Pemisahan areal pria dan wanita, 3. Kloset tidak mengarah ke kiblat dan poin ke4. Masjid sebagai pusat kegiatan.

Namun memang ada beberapa kendala realita yang kita temui di lapangan. Istilah saya kita harus pertimbangkan manfaat dan mudhorotnya. Hingga menurut anda Hotel Sofyan masih mengalami beberapa masalah konsep. Saya hanya berusaha untuk obyektif saja.

Tidak banyak investor yang benar-benar ingin membuat secara idealis. Lagipula banyaknya kendala membuat kita harus bijaksana. Seperti tidak mungkinnya semua tempat tidur menghadap kiblat. Yang jelas ini sunah. Sementara bagian yang utama adalah efisiensi biaya.

Demikian juga dengan poin ke 2 hingga 4. Semuanya masalahbiaya. Bukanberarti saya mata duitan. Tapi bukankah kita diajarkan juga tentang mubadzir di surat Ali Imron? Innal Mubaadziriina kaanu ikhwaana syayathin. Sesungguhnya perbuatan mubadzir itu saudaranya setan. Inilah yang saya sebut manfaat dan mudhorot. Jika justru karena itu bangunan membengkak, tidak efisien dan boros maka investor akan lari. Modal lama kembali atau tidak kembali.

Pak Niabra, buang air kecil memang dilarang menghadap kiblat, namun ini di ruang terbuka. Jika ruang tertutup dibolehkan. Ini ijma ulama. Silahkan konfirmasi ke rubrik Ustadz Menjawab.

Untuk masjid mungkin mudah. Karena cukup mengalokasikan satu areal khusus yang mudah dijangkau dari segala arah. Jadilah ia pusat kegiatan yang sentral.

Baiklah, itu sedikit uraian saya. Hingga kita harus bijak dalam menilai bangunan. Untuk pertanyaannya saya jawab pointers:

1. Kaidah yang mendukung arsitektur Islam sebetulnya kita pelajari saja dari kebiasan kaum muslim. Seperti sholat ada tempat wudhu. bagaimana pengaturan najisnya tidak ada Rasul mengeluarkan hadits tentang disain. Yang ada 'antum a'lamu umurid duniyakum'. Engkau lebih mengetahui urusan dunia mu. Begitu pesan Rasul. Dan ini tugas kita para arsitek. Untuk kaidah yang lain silahkan gali sendiri dengan analisa dan sintesa yang akurat. Seperti areal persiapan untuk pelaksanaan hari-hari besar Islam, wc wanita dan pria, dll.

2. Memang ini kekurangan kita di dunia arsitektur Islam. Namun menurut saya arsitektur adalah ilmu yang netral. Sebagaimana hadits Rasul di atas. Jadi gunakan buku 'Time Saver' ala Amerika boleh. Atau buku 'Neufert' karangan arsitek Jerman yang di Indonesia terkenal dengan nama 'Arsitek Data'.

Tak ada masalah. Mereka memang beda akidah. Tapi hal ini bukan urusan akidah. Ini urusan dunia. Inilah yang saya sebut netral. Karena buku-buku tersebut berbicara ideal.

Jika memang mampu, mari kita para arsitek muslim membuat literatur arsitektur Islam. Contoh, buku tentang standard arsitektur bangunan Islam. Berapa ketinggian kran wudhu, berapa standard lebar dan panjang sajadah, berapa ukuran kubah masjid yang ideal, dll.

3. Bisa saja draft-nya dikirim ke saya. Dengan alamat: Perumahan Jati Agung 1, Blok B 4 no 12, Pondok Gede - Bekasi. Saya akan coba luangkan waktu untuk sharing. Bukan koreksi. Karena lebih nyaman didengarnya. Karena saya juga masih harus banyak belajar.

Selamat berjuang saudaraku di bumi nyiur melambai nan permai. Semoga dakwah di bumi Manado semakin berjaya. Salam dari kami di bumi Pondok Gede. Tempat markas nya parajamaahhaji. Jaga terus semangat anda. Ingat. Kalian diiringi oleh malaikat yang senantiasa mendoakan orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Untuk itu sertakan kami juga dalam doa kalian. Semoga kita dimasukkan Allah ke Jannatu Na'im. Aamiin Ya Robbal 'alamiin.

Akhirul kalam, Wassalaamu'alaikum wr wb
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar