Jumat, 14 September 2007

Rumah, Kembali ke Gaya Neoklasik

Rumah, Kembali ke Gaya Neoklasik

Arsitek Bintaro Arsitek Bintaro

TREN rumah kini kembali ke gaya neoklasik-salah satu gaya yang terkenal adalah arsitektur Romawi, yang kaya dengan tiang tinggi dan besar, yang memberikan kemegahan. Selama ini, rumah-rumah bergaya klasik umumnya sering kita lihat pada rumah-rumah mewah di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan, dengan ukuran rumah yang besar dan tanah sampai ribuan meter persegi-yang menjadi lambang kesuksesan pemilik rumah.

NAMUN kini orang mulai rasional. Memiliki rumah berukuran besar dan tanah yang luas membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Karena itu, orang cenderung memiliki rumah yang proporsional, tidak terlalu luas, tapi juga tak terlalu kecil.

"Jika rumah terlalu luas, sedangkan penghuninya sedikit, rumah menjadi tak hangat lagi. Bayangkan, orang punya rumah besar seluas 1.000 meter persegi, tapi ketika ayah pulang, dia tak tahu anaknya ada di kamar yang mana saking banyaknya kamar. Padahal rumah adalah tempat keluarga berkumpul. Karena itu, tren rumah kembali ke rumah sedang. Gaya klasik dengan kemegahannya itu menjadi tren rumah kelas menengah, bahkan juga rumah- rumah kecil," kata Ir Jo Eddy, arsitek lulusan Universitas Trisakti Jakarta dalam percakapan dengan Kompas, pekan lalu.

Ini berarti gaya klasik Romawi atau sering disebut gaya neoklasik dengan tiang tinggi ini tidak monopoli rumah- rumah bernilai miliaran rupiah, akan tetapi juga bisa dinikmati kelas menengah karena rumah- rumah bergaya neoklasik seperti itu, dengan luas bangunan 151 meter persegi dan luas tanah 300 meter persegi, harganya bisa ditekan di bawah Rp 1 miliar.

Namun, kemegahan yang sama dapat diperoleh pemiliknya. Bandingkan dengan rumah- rumah mewah bergaya neoklasik di Pondok Indah, yang nilainya bisa mencapai miliaran rupiah, bahkan belasan miliar rupiah.

Gaya neoklasik menekankan pada kehadiran tiang tinggi dan besar dengan ornamen dan profil yang khas. Kusen jendela dan pintu dibuat melengkung sehingga terkesan megah dan elegan.

Warna yang dipakai pun umumnya warna putih, krem, atau warna earth. Lampu-lampu jalan di lingkungan perumahan disediakan lampu hias, tidak seperti lampu jalan biasa yang standar. Ini pun mempengaruhi suasana sekitar perumahan. "Orang yang melihat rumah bergaya neoklasik seperti ini dari luar, akan terkesan dengan kemegahannya," ujar Jo Eddy.

Tren rumah bergaya klasik ini bahkan juga merasuk ke rumah-rumah kecil dengan luas bangunan 36 meter persegi dengan luas tanah 72 meter persegi yang harganya seratusan juta rupiah hingga dua ratusan juta rupiah. Rumah ini sebenarnya berlantai satu, tapi karena tinggi tiangnya sampai enam meter, maka dari luar, rumah itu terkesan memiliki dua lantai. Jendela di atas teras rumah merupakan jendela hiasan, namun mengesankan rumah kecil itu lebih besar dari ukuran sebenarnya. Jendela yang dibuat pun bentuknya lengkung, sementara halaman depan tetap ada.

Arsitek lainnya, Ir Dhony Rahajoe, yang bekerja di sebuah perusahaan pengembang terkenal, menambahkan, gaya rumah sesungguhnya mirip mode (fashion) pakaian. "Sebagian besar mengikuti tren. Sehingga, jika selera masyarakat mengarah pada gaya tertentu, maka pengembang mengikuti selera pasar. Yang tak berubah hanya fungsinya. Ada ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dan halaman," katanya.

Pada awalnya, gaya rumah di Jakarta menekankan pada gaya modern dengan dominasi beton. Rumah-rumah di Pluit yang dibangun 30 tahun lalu, misalnya, mengedepankan unsur cetakan beton. Ketika kesadaran orang akan gaya rumah makin tinggi, banyak pengembang yang menawarkan gaya tropis, gaya country yang menonjolkan genting dan kayu sebagai unsur utama rumah, seperti yang terlihat pada beberapa rumah di kawasan Bintaro. Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, banyak rumah didesain dengan gaya mediterania dan gaya Spanyol yang menonjolkan warna-warna cerah.

Selera pasar kini tampaknya beralih ke gaya neoklasik yang menonjolkan tiang-tiang tinggi hingga enam meter. Sejumlah pengembang melihat selera pasar ini dengan kreatif. Rumah yang terkesan megah tidak harus rumah berukuran besar dengan luas tanah ribuan meter persegi.

Akan tetapi, rumah-rumah kelas menengah bahkan rumah kecil pun bisa bergaya neoklasik! (ROBERT ADHI KSP)

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

1 komentar: