Selasa, 04 September 2007

Mandi sauna alami di Kampoeng Organik

Mandi sauna alami di Kampoeng Organik


Mandi sauna ternyata tidak hanya dapat dinikmati di pusat-pusat kebugaran atau spa yang mewah dan mahal. Di Kampoeng Organik, para pengunjung dan penghuni kampung dapat merasakan kenikmatan mandi sauna berbahan alami.

Sebuah rancangan bangunan terbuat dari kain blacu berlapis dua, berukuran kurang lebih 1 m x 1 m x 1 m, berbentuk kubus itu diikatkan di keempat sudutnya pada atap dua buah pondok rumbia yang bersisian. Maka jadilah sebuah ruangan khusus untuk para penikmat mandi sauna di Kampoeng Organik.

Bahan-bahan yang digunakan untuk manti sauna adalah tumbuhan alami, seperti daun bambu, daun sereh, daun gandarusa, daun pandan dan salam, serta jahe. Untuk menghasilkan uap dari bahan ramuan tersebut, sauna tersebut dilengkapi dengan sebuah alat penanak nasi listrik (rice cooker).

“Masing-masih ramuan bahan sauna ini memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda,” jelas Nur Kumala Sari atau yang akrab dipanggil Kumkum kepada beritabumi.or.id tanggal 25 September 2004. “Misalnya, daun bambu kuning berkhasiat untuk anak yang sulit berjalan, daun gandarusa untuk mengatasi pegal-pegal, daun pandan dan salam sebagai penenang atau relaksasi, daun sereh untuk melonggarkan saluran pernapasan, dan daun nilam untuk mengharumkan badan.”

Menurut Kumkum, mandi sauna baik untuk mengeluarkan racun di dalam tubuh. Dengan mandi uap bahan alami ini, pasien akan berkeringat dan bersama keringat keluarlah racun-racun dari dalam tubuh. Mandi sauna ini baik juga untuk menghilangan pegal-pegal dan rasa letih, serta melancarkan peredaran darah.

“Saya merasa badan lebih segar setelah mandi sauna ini,” ujar Era yang datang dari Bogor selesai mandi sauna. “Setelah sekitar setengah jam kemudian, pegal-pegal di punggung saya hilang. Sekarang, badan saya rasanya jadi enteng.”

Praktek mandi sauna berbahan alami ini digelar oleh kelompok Saman (Sehat Mandiri) selama berlangsungnya Kampoeng Organik (23-26 September 2004) di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan.

“Setiap peminat mandi sauna diberikan waktu sekitar 15 menit, tergantung keadaan orang tersebut,” tambah Kumkum. “Jika si pasien cepat berkeringat, maka kami akan menghentikan sauna. Kami selalu memantau peserta selama berada di dalam bilik sauna, dan memberikan minum air putih.”

Setiap peserta mandi sauna dikenakan biaya Rp 5.000 untuk waktu rata-rata 15 menit. Praktek sauna ini sebenarnya merupakan adaptasi dari Laos, yang telah lebih dulu mengembangan praktek mandi sauna secara mandiri.

“Di Laos, dapat dikatakan hampir setiap rumah tangga melakukan praktek ini,” tambah Kumkum. “Sementara di Indonesia, praktek yang mirip mandi sauna juga sudah lama berkembang, seperti jika kita pilek maka kita akan menutup wajah dalam sarung dengan memberi penguapan. Namun, mandi sauna seperti di Laos ini baru kami kembangkan di beberapa daerah, termasuk di Flores.”

Tujuan praktek ini, menurut Kumkum, tidak lain adalah untuk mempopulerkan pengobatan mandiri dengan kemampuan sendiri dan tanaman berkhasiat yang ada di sekitar kita.

Siapa ingin mencoba?
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar