Sabtu, 08 September 2007

Garis Organik Kayu Lapis

Garis Organik Kayu Lapis

Jamaludin Wiartakusumah

Pemahaman mendalam terhadap karakteristik material sangat mendukung desain modern. Kayu lapis sebagai temuan teknologi material abad ke-20 telah menjadi media potensial dalam perkembangan desain modern.

Kayu lapis yang dapat dibuat melengkung sampai batas optimal memungkinkan dibuatnya desain baru yang sesuai dengan desain modern.

Inovasi ini memungkinkan kayu yang telah dipakai sejak zaman primitif dapat hadir di kancah desain modern dengan bentuk baru yang mutakhir. Bentuk lengkung dalam desain umumnya disebut organis, karena meniru bentuk-bentuk yang ada (dan hidup) di alam.

Upaya membuat desain mebel dengan kayu yang dilengkungkan berawal dari pemahaman terhadap karakteristik serat kayu.

Sukses pertama desain dengan bahan kayu solid yang dilengkungkan dicapai Gebruder Thonet dari Austria pada tahun 1885. Dia berhasil membuat kursi makan dengan struktur rangka yang dibuat melengkung.

Thonet juga membuat terobosan modern dalam bidang konstruksi, yaitu dengan cara terurai (knock down) hingga faktor pengiriman menjadi lebih efisien. Satu meter persegi peti dapat memuat 12 unit kursi makan dalam keadaan terurai.

Serat kayu yang dipanaskan akan lentur dan mudah dilengkungkan. Tetapi, ukuran pada bagian yang dilengkungkan akan mengecil karena serat jadi bertumpuk. Cara lain yang kemudian banyak dipakai pada industri kayu lapis modern adalah dengan proses pendinginan. Metode terakhir ini membuat serat pada bagian kayu yang dilengkungkan tidak berubah ukurannya.

Sukses dalam pengolahan kayu lapis yang dilengkungkan dan diproduksi dalam skala industri dicapai arsitek Finlandia Alvar Aalto pada tahun 1931/1932. Dia berhasil melakukan percobaan membuat kursi dari bahan kayu lapis yang dilengkungkan dengan ketebalan minimal. Kursinya dinamai Paimio atau model no.41.

Bentuk kursi yang ergonomis dan karakteristik masyarakat setempat yang efisien memungkinkan tidak perlu lagi penambahan material pengempuk seperti bantalan jok.

Sukses selanjutnya dicapai Arne Jacobsen dengan kursi Myren (semut) dan kursi seri 3107 yang didesain pada 1955 dan terus diproduksi sampai sekarang. Kursi Jacobsen ini merupakan kursi kayu lapis pertama yang diproduksi secara modern.

Gagasan kayu lapis lengkung terus menginspirasi desainer generasi selanjutnya seperti Eero Saarinen dan Sori Yanagi untuk menghasilkan bentuk-bentuk baru.

Bentuk lengkung pada sandaran yang biasa dari bahan busa dengan salut, diganti oleh Philipe Starck dengan kayu lapis lengkung seperti tampak pada karyanya, Costes (1982), yang memakai pelapis kayu mahoni.

Minimalis

Desain modern menghendaki efisiensi material dan bentuk. Desain kursi berbahan kayu lapis selain memungkinkan penggunaan material yang efisien dan penggunaan bentuk lengkung, juga memungkinkan tercapainya bentuk ergonomis. Selain itu, tentu saja desain yang kreatif membuatnya juga dapat tampil dalam bentuk kontemporer.

Seperti kursi Trinidad karya Nana Ditzel. Kursi ini terinspirasi bentuk daun palem yang kemudian diadopsi ke dalam sandaran dan dudukan kursi dari bahan kayu lapis yang dilubangi, seperti ruang di antara daun palem.

Desain postmodern juga dapat menggunakan material kayu lapis, seperti yang ditunjukkan Robert Venturi lewat karyanya, Queen Anne, yang mengambil siluet dari kursi klasik. Meskipun tampak meriah karena menggunakan hiasan bergaris dan bunga, kursi itu hanya berbahan kayu lapis yang dilengkungkan.

Pemakaian bahan yang minim menghasilkan bentuk minimalis hingga membuat ruang lebih leluasa. Dudukan atau sandaran yang hanya selembar kayu lapis dengan ketebalan 9 milimeter tentulah akan sangat menghemat penggunaan bahan. Dari segi pelestarian lingkungan hidup, bahan kayu lapis lebih unggul dibandingkan dengan material plastik karena tidak akan mencemari lingkungan.

Prospek Indonesia

Indonesia yang produsen raksasa kayu lapis dapat mengembangkan kelebihan kayu lapis ini ke dalam bentuk desain yang tidak kalah dibandingkan dengan desain dari luar sekaligus berupaya menghemat hutan tropis.

Produsen mebel Tanah Air sudah selayaknya mengembangkan desain dengan pendekatan hemat bahan baku yang dapat dilakukan dengan media kayu lapis lengkung.

Meskipun sanggup menghasilkan bentuk desain kontemporer, teknologi proses pembuatan kayu lapis lengkung ini sesungguhnya tidaklah sesulit atau serumit kelihatannya. Cukup dengan mesin pres dan cetakan dari kayu, membuat kayu lapis lengkung sudah dapat dilakukan.

Material lain yang umum dipakai sebagai kombinasi dengan kayu lapis lengkung adalah besi tubular berdiameter kecil pada bagian struktur dan kaki. Penggabungan kayu lapis lengkung dengan material besi memungkinkan tercipta beragam bentuk dengan bahan yang efisien dan desain tak kalah menarik.

Desainer maupun arsitek lulusan sekolah desain dalam negeri telah dapat membuat desain kursi berbahan kayu lapis yang melengkung organik dan menghasilkan garis indah yang liris.

Jamaludin Wiartakusumah Dosen Desain Itenas Bandung
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar