Jumat, 17 Agustus 2007

Modern Minimalis, Garis Lurus yang Indah

Modern Minimalis, Garis Lurus yang Indah

Oleh: Jamaludin Wiartakusumah

Salah satu pendekatan desain terhadap mebel dan interior, yang relatif bertahan hingga kini, populer dengan sebutan minimalis. Gagasan ini sebenarnya telah dirintis sejak akhir abad ke-19, antara lain terlihat pada gerakan estetik De Stijl di Belanda dan sekolah Bauhaus, Jerman, pada tahun 1920-an.

Desain minimalis yang kemudian bergerak ke berbagai cabang desain ini adalah kelanjutan dari gerakan seni minimal (minimal arts). Minimalis berhubungan dengan jumlah sedikit, yang dalam estetika modern berarti cukup. Istilah minimalis dipakai untuk menggambarkan gerakan modern yang ditandai dengan penolakan terhadap ornamen dalam desain sehingga memunculkan bentuk dan struktur yang sepenuhnya elemental.

Di sini perabot hanya dibuat sesuai dengan bentuk dan strukturnya, tanpa tambahan ukiran yang tak memiliki aspek guna langsung. Material diolah dengan jujur, sebaik mungkin, dan dibuat dengan teknik yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pemakainya dari segi kegunaan semata. Sebuah desain yang bersih dan fungsional. Minimalis identik atau bahkan disebut sebagai roh dari desain modern.

Minimalis tak hanya ditemukan pada zaman modern. Berbagai kebudayaan tradisional dunia memiliki tradisi menciptakan benda fungsional dengan bentuk dan tingkat kerumitan sederhana, tetapi kualitasnya tinggi. Bentuknya pun indah karena tercipta dari upaya memenuhi fungsi.

Oleh karena manusia modern lebih mengedepankan kelurusan akal budi, terwujudlah garis-garis lurus pada desain modern. Desain mebel pun dibuat sesederhana mungkin, sejauh bisa memenuhi kebutuhan optimal manusia modern.

Dalam mebel modern yang berkarakter dan berbentuk minimalis, segala ornamen hiasan menjadi benda ”haram”. Bahkan beberapa elemen tambahan, yang sebelumnya dianggap fungsional, dicari-cara agar dapat ditiadakan dengan mengganti dari bagian struktur atau bentuk.

Misalnya, laci dibuka dan ditutup dengan ditarik dan didorong lewat sesuatu yang kecil, tetapi memungkinkannya dioperasikan. Pegangan pintu lemari atau laci dibuat dalam berbagai bentuk dan warna, selain karena fungsi untuk membuka-tutup daun pintu atau laci, juga menjadi satu-satunya hiasan perabot modern. Orang juga membuat lekukan pada sisi bagian depan atas/bawah laci agar pegangan dapat dihilangkan dan laci jadi ”bersih”.

Ketika hiasan dihilangkan sama sekali, lalu apa elemen estetis mebel minimalis? Para perintis desain modern mengajak orang mengapresiasi sesuatu yang dihadirkan oleh karakter permukaan material secara jujur, apa adanya.

Desain yang bersih hiasan memberi keleluasaan visual sekaligus spasial. Material (alam) yang dipakai sebagai bahan baku mebel memiliki kualitas estetika sendiri, tanpa perlu diberi ukiran yang malah menghilangkan ”jati diri” materialnya.

Keindahan dititipkan pada bentuk sederhana, permukaan material apa adanya, didukung komposisi estetik yang diterapkan pada desain tersebut. Serat kayu yang meliuk-liuk di permukaan diolah agar muncul menjadi kekayaan visual.

Oleh karena kayu berserat indah relatif mahal, sedangkan desain yang baik menghendaki material berkualitas, maka kayu dibuat dalam bentuk lembaran setebal 1 milimeter (veneer) dan ditempelkan pada permukaan kayu lapis pembentuk struktur.

Segi empat

Sementara kata modern sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti sekarang, kini. Istilah ini dipakai untuk membedakan waktu sekarang dengan periode sebelumnya. Ini juga untuk menandai sesuatu yang baru, termasuk semangatnya, dan tentu saja berkonotasi lebih baik daripada zaman sebelumnya.

Istilah desain modern menunjuk pada pendekatan terhadap desain abad ke-20 dan seterusnya. Desain yang dibuat sejak abad itu mempunyai ciri yang berbeda sama sekali dengan desain sebelumnya. Desain modern ingin meninggalkan semua ciri pada desain masa lalu.

Kalau desain masa lalu meriah dengan segala hiasan, dekorasi, atau ornamen, maka dalam desain modern semua hiasan itu dianggap ilegal. Dari segi bentuk, desain modern yang rasional menitipkan gagasan pada garis yang lurus-lurus saja.

Konon penganut desain modern terbagi dalam dua ”sekte”. Pertama, mereka yang percaya desain dapat dibuat dalam bentuk segi empat atau kotak dengan konstruksi penggabungan dari beberapa garis lurus. Ini bahkan berlaku untuk mebel yang berhubungan atau dipakai langsung tubuh manusia, seperti kursi. Kedua, dipelopori keturunan Viking yang percaya bentuk alam itu melengkung-lengkung. Tak ada sudut di alam ini. Maka, kursi dibuat dengan garis organis seperti pada manusia, melengkung seksi.

Teknologi

Mebel modern masa kini tak hanya mengandalkan bentuk sederhana, tetapi juga lebih menekankan pada kemampuan teknologi dalam produksi, terutama meminimalkan kuantitas material dengan memaksimalkan bentuk yang dapat dicapai.

Pesatnya teknologi material dalam bidang plastik dan turunannya, seperti fibreglass/resin, fibreglass-reinforce poliester, polypropylene, thermoplastic, dan harga akhir yang rasional, maka dia menjadi materi yang digemari desainer dan konsumen mebel.

Kursi, misalnya, tak hanya dikembangkan desainer semata karena industri material, tetapi juga adanya pasar yang terbuka, seperti merebaknya kafe yang umumnya didesain dengan pendekatan langgam mutakhir.

Maka, sifat plastik yang plastis memungkinkan aspek kenyamanan ergonomis dapat dicapai tanpa bantuan busa. Dengan penghargaan pada alam dan kelestarian lingkungan, di Skandinavia—sejak tahun 1950-an— mebel berbentuk organis dibuat dari kayu lapis tipis yang dilengkungkan dengan manis. Sementara untuk sofa dan kursi tamu, bentuk yang mendekati kotak tetap dipakai.

Untuk lemari dan meja, bentuk empat persegi panjang atau kotak dipakai dalam desain mebel karena dianggap paling mudah dikenali. Dari perabotan di dapur (seperti meja dan rak piring) sampai meja teh di ruang tamu, didominasi bentuk empat persegi panjang.

Keberadaan mesin dan industri amat mendukung sehingga muncul istilah kemasan modern (package modern), yakni mebel yang dapat dibongkar pasang (knockdown) dengan bahan kayu lapis atau particle board, dan permukaan plastik melamik meniru kayu.

Interior modern dengan pendekatan tropis atau resor memilih material kayu yang bersih ornamen dengan penyelesaian warna gelap, seperti cokelat, salak, kopi, atau mahoni.

Interior yang dilengkapi mebel modern minimalis menciptakan suasana lega, lapang. Ruang yang terbatas menjadi nyaman karena obyek visual minim. Mata juga tak diganggu dengan bentuk dan detail yang rumit. Konon, ruang bergaya minimalis dapat menjadi terapi jiwa bagi penghuninya.

Jamaludin Wiartakusumah Pengajar Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Nasional

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar