Kamis, 30 Agustus 2007

Generasi Kedua Pebisnis Properti Makin Berkilau

Generasi Kedua Pebisnis Properti Makin Berkilau

Munculnya para pemain properti berkapital besar dalam tujuh tahun terakhir membuat peta kekuatan bisnis properti di Indonesia lebih melebar. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu bahwa para pemain besar tersebut sebagian di antaranya adalah generasi kedua.

Beberapa di antara mereka berusia 50 tahun-52 tahun. Lalu sebagian besar di antaranya berusia 25 tahun-40 tahun. Ciri khas mereka adalah kurang menyukai panggung, hemat bicara, irit anggaran, tetapi sangat agresif dalam berbisnis. Mereka mempunyai jaringan amat luas di dalam dan luar negeri. Dalam usia belia, mereka rata-rata mempunyai hubungan istimewa dengan para pengambil keputusan di kalangan pemerintah dan korporasi besar. Sebagian di antara mereka sangat dipercaya pengelola bank sehingga kredit dalam jumlah triliunan rupiah bisa keluar tanpa proses panjang.

Hemat kata, ciri sebagian di antara orang-orang muda itu ialah smart dalam berbisnis, tidak suka berpolitik, mempunyai jaringan luas, dan hidup sederhana. Kesederhanaan mereka kerap memunculkan kesan kurang asyik.

Apabila dipetakan, generasi kedua tersebut masing-masing mempunyai kekuatan berbeda. Ada yang jago dalam hal jaringan dan utak-atik finansial, ada yang jenius mencari lokasi dan mengegolkan proyeknya. Ada juga yang cerdas memilih tema proyek, mampu merangkum segenap gagasan besar dan menelurkannya dalam bentuk megaproyek.

Dalam konteks tersebut, menjadi tidak proporsional kalau menyebut pemain A yang kini yang terbesar di antara pemain besar, pemain B urutan kedua, pemain C urutan ketiga, dan pemain D, E, dan F hanyalah kelas menengah. Pasalnya, masing-masing mempunyai keunggulan sendiri. Parameter "besar, sedang, dan menengah" pun belumlah jelas. Kalau dalam tulisan ini ada yang disebut pertama, kedua, ketiga, hal itu untuk memudahkan saja.

Pemain besar properti yang masuk dalam lingkup generasi kedua properti Indonesia di antaranya adalah Eiffle Tedja, Nirwan Dermawan Bakrie, Trihatma Kusuma Haliman, James Tjahaja Riady, Rudy Margono, Ronald Kusumaputera, Hardiman Teja, Muchtar Widjaja, Harun Hajadi, Rina Ciputra-Budiarsa Sastrawinata, Priyamanaya, dan Suhendro.

Eiffle Tedja (30), putra sulung pasangan Alexander dan Melinda Tedja, adalah pemilik beberapa megaproyek di Surabaya dan Jakarta. Proyek yang dikemas Eiffle dan orangtuanya dengan bendera Grup Pakuwon, antara lain, adalah superblok Tunjungan Plaza, superblok Pakuwon Surabaya Barat, perumahan dan apartemen skala besar, Blok M Plaza, dan Gandaria City.

Parameter bahwa Eiffle diharapkan orangtuanya memegang tongkat estafet kepemimpinan Pakuwon adalah kehadirannya di semua proyek besar Pakuwon, peran besar dia di korporasi, dan putusan-putusan yang diambilnya. Para staf grup juga suka kepada Eiffle karena anak muda yang belum lama ini menikah itu selalu ramah, bersahaja, dan banyak gagasan.

"Ah, saya masih anak kemarin, belum layak menjadi eksekutif properti," begitu ia biasa menjawab kalau diajak wartawan berbicara. Eiffle, juga saudara perempuannya yang menjadi eksekutif utama Pakuwon, Irene Tedja, mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Anak muda yang pernah bekerja di Hongkong selama empat tahun ini menguasai empat bahasa asing.

Trihatma Haliman (51) kini menjadi pemain properti yang amat kuat. Analis properti Panangian Simanungkalit menyebut Trihatma sebagai begawan baru properti Indonesia. "Proyeknya di Jakarta ada di semua wilayah dan semua dalam skala raksasa. Kalau bicara kapitalisasi, bisa dikatakan Trihatma yang paling besar di antara pemain besar," ujar Panangian.

Trihatma, putra almarhum Anton Haliman, adalah pekerja keras yang amat disiplin. Ia hemat bicara, tepat waktu, dan selalu melihat orang lain dalam perspektif positif. Ia pun sangat agresif dalam berbisnis. Agresivitasnya ini diimbangi sikap cermat, hati-hati, kritis, dan manusiawi. Ia selalu menyatakan, "Ada waktunya mencari uang, ada waktunya beribadah dan berbagi dengan sesama." Prinsip ini yang membuat ia dihormati kawan ataupun saingan bisnisnya.

Proyek Trihatma, di bawah bendera Agung Podomoro, di antaranya adalah Thamrin Residences, sejumlah apartemen/perumahan berlogo Mediterania, The Peak, Central Park, Tanjung Duren, Permata Hijau, dan Kelapa Gading. Hal yang mengejutkan, para eksekutif papan atas Trihatma adalah anak-anak muda enerjik di bawah usia 40 tahun.

Pemain besar lain dari generasi kedua adalah James Riady (52). James, putra Muchtar Riady, mengemudikan banyak bisnis raksasa di bawah bendera Grup Lippo. Ia, antara lain, menangani Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, Kemang Village Jakarta, Tanjung Bunga Makassar, serta sejumlah lembaga pendidikan dan keuangan. Namun, James yang ditemui baru-baru ini menyatakan, ia kini mencoba berjarak dengan semua proyeknya. Ia berhubungan langsung dengan para eksekutifnya dan dari pertemuan itu ia dapat menyampaikan gagasan, apresiasi, atau koreksi atas kinerja.

Tema besar James dalam mengemas proyeknya ialah ramah lingkungan, kemajuan gaya arsitektur, tata letak, desain interior, dan mutu bangunan. James selalu bermain dalam proyek berskala besar.

Pemain besar lain ialah Harun Hayadi. Menantu Ciputra ini di antaranya mengemas proyek ribuan hektar di Citra Raya Surabaya dan beberapa proyek raksasa lainnya di Jakarta serta kota-kota di sekitar Jakarta. Harun, seperti James, Eiffle, dan Trihatma selalu muncul dalam penampilan sederhana. Ia dikenal dekat dengan karyawannya, bisa melakukan olah gagasan dengan para karyawannya secara serius dan rileks. Suasana ini bisa tercipta karena Harun terbuka dan transparan dengan stafnya.

Dalam percakapan dengan Kompas, Harun berulang kali menegaskan bahwa aset utama perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM) yang kuat. Kalau SDM tangguh, mereka semua bisa diajak menghasilkan produk bermutu. "Diajak kerja keras juga oke. Tentu perusahaan harus memberi apresiasi kepada orang- orang yang berkualitas dan bekerja dengan komitmen kuat," kata Harun pekan lalu.

Hal yang menarik disimak, rata-rata eksekutif puncak berusia di bawah 40 tahun. Mereka rata-rata masuk pagi, pulang tengah malam. "Tidak saya minta demikian, mereka sendiri yang suka bekerja keras seperti itu," ujarnya. Kompas
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar