Jumat, 24 Agustus 2007

Mengenal sosok Imelda Akmal

TOKOH DAN BUKU

Imelda Akmal: Mantap Menjadi Penulis

”Siapa bilang menjadi penulis di Indonesia tidak bisa hidup! Saya sudah menjalaninya, bahkan bisa memberikan pekerjaan kepada orang lain,” ungkap Imelda Akmal (36) yang dikenal sebagai penulis buku desain interior ini.

Sejak tahun 2004, untuk keperluan penulisan, baik untuk buku maupun majalah, di studionya di kawasan Rempoa, di bagian selatan Jakarta, Imelda dibantu oleh satu tim yang jumlahnya enam orang, termasuk suaminya sendiri, Sony Sanjaya yang berperan sebagai fotografer. Karena itu, kalau sebelumnya Imelda hanya menerbitkan satu buku dalam satu tahun, tahun ini ia bersama timnya sudah meluncurkan tiga judul buku.

Imelda saat ini tercatat sebagai penulis buku desain interior yang terbilang sukses. Buku-buku interior karyanya mendapat sambutan baik. Buku-buku karyanya yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama mengalami cetak ulang lebih dari dua kali. Bahkan, buku pertamanya, Menata Rumah Mungil, sudah dicetak ulang 11 kali atau sudah laku mendekati angka 80.000 eksemplar.

Profesi sebagai penulis diawalinya sebagai pengasuh rubrik desain rumah dan taman di sebuah majalah wanita tahun 1993 hingga tahun 1996. Terdorong oleh kenyataan bahwa saat itu buku desain interior lokal hampir-hampir tidak ada, sementara kebutuhan banyak, maka tahun 1996 ia mulai membuat buku yang akhirnya terbit tahun 1997. Ia sempat berhenti menerbitkan buku lantaran harus menyelesaikan studi di Australia. Saat itu di Indonesia pun sedang krisis ekonomi.

Tahun 2000, setelah menyelesaikan studi di bidang dekorasi interior di Melbourne Institute of Technology, sekaligus menggondol gelar MBA dari Swinburne University, ia memantapkan dirinya menjadi penulis buku. ”Saya tinggalkan keinginan bekerja kembali di bidang desain dan full time menjadi penulis di bidang desain interior,” ungkap Imelda yang menamatkan jenjang sarjananya di Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Trisakti.

Sebagai penulis, ia memang haus referensi. Saat ini setiap bulannya Imelda tak kurang menghabiskan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta untuk membeli buku, terutama buku-buku desain interior.

”Ke mana pun saya pergi, yang saya cari adalah toko buku yang menjual buku murah. Sampai-sampai kalau pulang dari Singapura, tempat biasanya saya belanja buku, selalu kelebihan beban di pesawat,” kata Imelda yang mengaku menjadi tergila-gila terhadap buku setelah menjadi penulis. (WEN/Litbang Kompas)


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar