Jumat, 24 Agustus 2007

Interior Rumah tinggal

Interior Simpel,Solusi Siasati Keterbatasan Ruang

HARGA tanah yang makin melambung tinggi, khususnya di daerah perkotaan, merupakan faktor penghambat utama bagi pasangan muda mewujudkan rumah tinggal idaman. Tentu saja, mayoritas dari mereka memendam impian untuk tinggal di rumah yang lapang, kebutuhan ruang tercukupi dan punya halaman luas. Sayang, tidak selamanya impian itu bisa direalisasikan. Lantaran keterbatasan anggaran yang ada, mereka pun tak punya pilihan lain. Terpaksa tinggal di rumah kecil-mungil dengan luas ruangan serba terbatas. Kendati begitu, bukan berarti rumah mungil itu tidak bisa menjelma jadi sebuah ''istana'' yang indah dan nyaman. Guna menyiasati keterbatasan luas ruangan, interior yang simpel -- tetapi tetap fungsional -- bisa dijadikan solusi sehingga kesan sesak yang seringkali terlihat pada rumah-rumah mungil bisa diminimalisasi.


Kini, trend penataan interior rumah tinggal pun harus mengikuti fenomena itu. Di samping mempertimbangkan selera pribadi penghuninya, penataan interior juga harus mengacu kepada kebutuhan. Tingkat usia atau generasi juga wajib dijadikan dasar pijakan oleh seorang desainer untuk memperkirakan arah perkembangan interior rumah tinggal.

Tampaknya, saat ini desainer interior Indonesia melihat kecenderungan pasangan muda yang bakal jadi konsumen paling potensial. Karena itu, selera dan kebutuhan pasangan muda itu pula yang akan menentukan arah perkembangan atau trend edesain interior masa kini.

Kebutuhan dan gaya hidup tiap generasi memang berbeda. Kriteria pemilihan rumah pun berlainan. Misalnya, ada yang memilih rumah atas pertimbangan dekat dengan pusat kegiatan. Meskipun rumah-rumah yang dibangun cenderung tidak besar dan compact, tetapi mampu mencukupi kebutuhan dan tuntutan gaya hidup. Rutinitas kegiatan sehari-hari juga menjadi bahan pertimbangan. Tingkat stres yang cukup tinggi mengharuskan adanya konsep desain interior yang bisa menekan tingkat ketegangan itu. Keterbatasan space di dalam rumah juga menjadi faktor yang wajib diperhitungkan.

Berangkat dari pertimbangan itu, akhirnya terwujudlah rancangan interior yang simpel dan bisa memberikan rasa aman, nyaman sekaligus membangkitkan gairah. Bagaimana menjabarkannya?

Kesan simpel bisa diperoleh mulai dari bentuk arsitektur rumah, finishing interior hingga bentuk dan tata letak interior. Bila diuraikan, bakal banyak furniture berbentuk organik dengan garis-garis dinamis yang memiliki kesan lembut dan nyaman, tetapi tetap fungsional. Motif bahan pelapis furniture pun akan beralih dari bunga-bunga ke motif polos.

Lantas, bagaimana dengan tata letak interiornya? Konsep penataan mungkin tidak akan banyak berubah. Konsep dasarnya penataan ruang tetap ditujukan untuk menciptakan kesan lapang dan nyaman. Kesan ini antara lain bisa tercipta dengan menerapkan bukaan besar di dinding rumah. Konsep itu sendiri awalnya diterapkan untuk menyiasati keterbatasan lahan rumah tinggal. Secara arsitektural bukaan besar terbukti mampu memberi kesan ruang yang semakin luas.

Di sisi lain budget pun ikut menjadi bahan pertimbangan ketika menentukan material untuk interior rumah. Demi menekan budget, biasanya kita akan memilih material artifisial. Selain lebih hemat, tetap memiliki kesan alami dan mudah dirawat. Material artifisial biasanya juga ramah lingkungan dan kesehatan. Pilihan motif dan materialnya pun banyak, sehingga mudah dan fleksibel diaplikasikan.

Kombinasi warna juga memiliki peran dalam menghadirkan kesan simpel. Pilihan kita biasanya cenderung kepada warna senada dengan kesan lembut. Yang penting, warna harus memberikan ketenangan jiwa, kedamaian spiritual, rasa tenteram, sekaligus membangkitkan gairah. Hal ini bisa diwujudkan dengan memilih warna-warna yang mempunyai intensitas medium.

Nah, kombinasi dari uraian tadi pada akhirnya bermuara pada tujuan interior kita saat ini: rumah yang simpel, fungsional, nyaman, meredam emosi, sekaligus membangkitkan gairah. (ian, berbagai sumber)
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar