Kamis, 30 Agustus 2007

Pemasok Terbesar Perumahan Baru di Jadebotabek

Bogor dan Depok
Pemasok Terbesar Perumahan Baru di Jadebotabek
Penyebabnya, akses ke perumahan tersebut mudah.

Subsektor perumahan diperkirakan akan terus menggeliat tahun ini karena tingkat kebutuhan masyarakat juga makin meningkat. Para pengamat dan pelaku bisnis properti meyakini, perkembangan subsektor ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Sejumlah asumsi menguatkan keyakinan tersebut. Terutama yang terkait dengan kondisi makro ekonomi yang semakin membaik dan tingkat suku bunga bank yang terus menurun.

Menurut para analisis properti, pada 2006 masyarakat cenderung menahan diri untuk membeli rumah karena daya beli menurun pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir 2005.

Dan, pada 2007, keinginan masyarakat untuk memiliki tempat hunian sendiri akan direalisasikan. Inilah yang ditangkap sebagai peluang oleh para pengembang perumahan.

''Antusiasme masyarakat saat ini memang tinggi. Ini terlihat dari banyaknya pengunjung pada stan kami di pameran perumahan di Jakarta Convention Center, terutama pada Sabtu dan Minggu lalu,'' ujar Marketing Manager Perumahan Permata Depok Regency, M Harrys H, kepada Republika.

Menurut Harrys, kegairahan masyarakat untuk membeli rumah membuat para pengembang bersemangat. Umumnya developer menaruh ekspektasi besar di tahun ini. Salah satunya karena tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) makin turun. Saat ini bunga KPR berkisar 12-13 persen. Kondisi ini akan membuat gairah bisnis properti semakin besar dan akan menguntungkan konsumen.

Depok dan Bogor
Antusiasme masyarakat menjadi salah satu pertimbangan pihaknya untuk membuka cluster baru pada April atau pertengahan tahun ini. Harga satu unit rumah yang ditawarkan sekitar Rp 120 juta - 130 juta.

Karena perumahan dengan kisaran harga di bawah Rp 200 juta yang paling banyak dicari oleh masyarakat saat ini, pihaknya menargetkan kenaikan penjualan hingga 60 persen pada 2007.

''Terus terang, penjualan kami di 2006 anjlok drastis. Ini dialami juga oleh pengembang lain. Karena itu, kami harus menggenjot penjualan pada tahun ini. Paling tidak harus ada kenaikan sekitar 60 persen,'' tegas Harrys.

Menurutnya, Depok dan Bogor masih diminati oleh konsumen karena akses mudah ke daerah tersebut. Karena itu, pengembang perumahan di dua kota ini akan mendapat keuntungan di tahun ini. ''Akses ke Jakarta dari Depok dan Bogor kan mudah. Ada kereta dan juga angkutan umum,'' tuturnya. Cibubur yang sedang berkembang juga diminati.

Sementara itu, dari penelitian yang dilakukan Lembaga Riset dan Konsultan Properti Coldwell Banker Commercial Indonesia, Bogor dan Depok memang menjadi pemasok terbesar perumahan baru di Jadebotabek.

Menurut riset yang dipublikasikan dalam Residential Market Digest edisi Januari - Februari 2007 tersebut, selama periode November hingga Desember 2006, tercatat ada 27 lokasi pengembangan perumahan baru dan 26 lokasi pengembangan cluster baru. Luas areal total perumahan dan cluster baru pada periode tersebut adalah 85,96 hektar dengan total unit sebanyak 4.075.

Berdasarkan lokasi, Bogor menjadi pemasok terbanyak perumahan baru dengan menyumbang 38,09 persen dari total unit rumah baru. ''Depok berada di posisi kedua dengan 20,42 persen. Berikutnya Tangerang sebesar 19,88 persen, Bekasi 11,29 persen dan Jakarta sebesar 10,33 persen,'' ungkap Benjamin M Lamberte dari divisi riset dan konsultansi Coldwell Banker Commercial Indonesia, kepada wartawan.

Sedangkan apabila ditinjau dari sisi segmen pasar, maka rumah menengah mendominasi pasar dengan 2.781 unit (68,25 persen). Sedangkan segmen rumah sederhana berada di posisi kedua dengan jumlah unit 1.053 (25,84 persen). Dan segmen rumah mewah berada di posisi terakhir sejumlah 241 unit (5,91 persen). Tangerang merupakan penyumbang terbanyak untuk segmen rumah mewah dengan 103 unit (42,74 persen).

Untuk rumah menengah, kata Benjamin, pasokan banyak berasal dari Bogor yaitu sebanyak 1.162 unit (41,78 persen). Daerah utama pengembangan untuk segmen ini tersebar dari mulai Cinere, Bintaro, BSD, Serpong, Cibubur, Sentul, dan Depok.

''Jumlah pengembangan perumahan menengah menunjukkan kenaikan yang cukup besar dibandingkan periode sebelumnya. Ini berkat dukungan kemudahan KPR oleh perbankan yang mulai gencar berpromosi seiring dengan menurunnya BI rate,'' jelas Benjamin.

Tren pengembangan
Berdasarkan riset tersebut, tren pengembangan rumah pada saat ini lebih mengarah pada rumah kecil dengan harga di bawah Rp 200 juta. Ini karena mayoritas pembeli rumah saat ini adalah pemakai (end user). Bila sebelumnya mereka menyewa rumah, dengan mulai pulihnya daya beli dan tren suku bunga yang menurun serta gencarnya promosi dari bank dan developer, konsumen mulai memberanikan diri untuk membeli rumah.

Menurut Benjamin, dengan adanya peluang penurunan suku bunga KPR dan kredit konstruksi, maka diperkirakan kredit properti akan tumbuh di atas 15 persen pada tahun ini. Untuk menangkap kondisi positif ini, pemerintah perlu segera mengeluarkan kebijakan yang mendukung program pembangunan perumahan.

''Rencana pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur di Indonesia, terutama di kota-kota besar, diharapkan juga akan membawa dampak positif terhadap perkembangan perumahan. Dengan adanya dukungan infrastruktur yang memadai, pembukaan suatu wilayah baru untuk pemukiman akan berjalan lebih lancar,'' papar Benjamin. Menurutnya, fasilitas infrastuktur yang sangat dibutuhkan adalah jalan dan suplai listrik dari PLN.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar