Minggu, 19 Agustus 2007

Belum Ada Lonjakan Penjualan Rumah Second

Belum Ada Lonjakan Penjualan Rumah Second

Body:Banjir besar yang melanda Jakarta dan sekitarnya beberapa hari lalu berdampak besar pada berbagai sektor, khususnya ekonomi. Sektor properti juga terpengaruh. Sejumlah kompleks perumahan terendam. Diperkirakan harga rumah-rumah yang terkena banjir akan turun sebab para penghuninya akan pergi dan memilih tinggal di lokasi yang bebas banjir.

Apakah perkiraan itu benar? Ya atau tidak bisa dilihat dari penjualan rumah, khususnya di lokasi banjir, apakah mengalami peningkatan atau tidak. Apakah harganya juga akan jatuh?

Menurut Ketua Umum Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (AREBI), Tirta Setiawan, penjualan rumah seken pascabanjir tidak terlalu mengalami perubahan. Masyarakat yang rumahnya terkena banjir juga tidak buru-buru menjual rumahnya. Justru sebagian warga masyarakat yang terkena banjir membeli apartemen. ''Mereka tidak mau menjual rumahnya sekarang sebab harganya pasti akan turun. Uniknya, banyak di antara mereka yang rumahnya terkena banjir justru malah membeli apartemen,'' ungkapnya kepada Republika.

Saat ini, lanjut Tirta, masyarakat menahan diri untuk membeli rumah. Mereka masih berpikir apakah lokasi perumahan yang hendak dibeli akan terkena banjir di tahun-tahun mendatang atau tidak.

Di sisi lain, masyarakat yang rumahnya terendam banjir juga tidak akan buru-buru menjualnya. Sebab kondisinya masih kotor dan belum dibersihkan. Jika dalam kondisi seperti itu dijual, harganya akan turun. ''Menurut saya, ini hanya shock sementara saja,'' tutur Tirta.

Tak terpengaruh
Menurut Tirta, meski terkena banjir rumah di kawasan tertentu harga propertinya tetap tinggi. Contohnya Kelapa Gading. Di kawasan elit ini, banjir sudah terjadi sejak sekitar tahun 2000 lalu namun harga tanah di sana terus naik.

Sebagai bahan perbandingan, pada 2000, harga tanah di Kelapa Gading sekitar Rp 4 juta - Rp 5 juta per meter persegi. Saat ini, harganya sekitar Rp 10 juta per meter persegi.

''Meski terkena banjir, Kelapa Gading masih diminati karena telah menjadi kota satelit. Sehingga harga properti di sana terus naik,'' kata Tirta. ''Untuk lokasi perumahan lain yang juga terkena banjir, harganya tidak akan terlalu jauh. Paling turun sekitar 10 persen,'' papar Tirta.

Hal yang sama juga diungkapkan Rustam, dari perusahaan broker Rajawali Solution. Menurutnya, meski terkena banjir harga properti di Kelapa Gading tidak akan terlalu jatuh. Bahkan harganya cenderung stagnan.

''Memang saya dengar ada pemilik rumah di Kelapa Gading yang mau menjual rumahnya 30 persen di bawah harga pasar. Tapi saya belum menemukannya. Secara umum, harga properti di sana tidak terlalu jatuh,'' ungkapnya.

Di kawasan Teluk Gong yang juga terkena banjir cukup parah banyak orang yang melakukan aktivitas jual beli rumah. Jadi, banjir tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap penjualan rumah.

''Menurut saya, untuk daerah-daerah tertentu permintaan rumah tetap ada. Bahkan untuk rumah menengah yang harganya sekitar Rp 1 miliar tidak terlalu berpengaruh. Artinya penjualan saat ini seperti biasanya,'' Rustam menambahkan.

Sementara itu, Direktur Thomas Property & Cunsultindo, Thomas Sugiarto. Menurutnya, rumah yang terkena banjir sangat mungkin akan mengalami penurunan harga. ''Menurut saya, rumah di lokasi yang kena banjir kemungkinan besar harganya akan turun. Namun itu tergantung lokasinya juga,'' katanya.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar