Rabu, 02 Januari 2008

Bangunan Tropis Kontemporer

Bangunan Tropis Kontemporer

Bangunan Tropis Kontemporer

Filsuf Walter Benjamin mengatakan bahwa sebagian besar orang mempersepsikan arsitektur sebagai gejala sehari-hari. Mereka jarang melihatnya sebagai karya seni.

Pada saat struktur bangunan berdiri, perancangnya sudah menentukan massa depannya berdasarkan aktivitas pengguna bangunan, lokasi, karakter lahan dan gaya bangunannya. Itulah upaya Stefani F. Hasan, arsitek yang merancang dan membangun rumah keluarga Benny Setiawan ini.

Karya arsitek ini patut mendapat perhatian karena memiliki ciri khas berupa bidang-bidang besar dengan volume yang lapang, menjadikan rumah tinggal di kawasan Pantai Ancol ini terlihat kokoh dan lugas. Atapnya datar terbuat dari plat beton dengan dinding beton sebagai penopang. Bahkan sebagian bidang lantainya dijadikan tempat menggantungkan langit-langit. Bahan bangunan reguler dipakai secara kreatif sehingga terlihat putus-sambung namun tetap mendukung kenyamanan sebuah bangunan tinggal yang berada di iklim tropis.

Bukaan tersedia di setiap penjuru rumah, bahkan ada permintaan khusus dari pemilik rumah untuk menerapkan ruang-ruang yang tembus pandang supaya jangkauan visual tetap luas dan menembus batas ruang. Permintaan ini diluluskan oleh Stefani dengan membuat dinding semi transparan yang membingkai inner courtyard sementara ruangan-ruangan yang mengelilinginya diberi dinding tembus pandang. Sebagai contoh adalah kamar tidur pemilik rumah. Di kamar ini dibuat dinding kaca tembus pandang yang lebar sehingga pemandangannya mencapai ruangan keluarga, inner courtyard dan ruangan makan di seberangnya, padahal posisi kamar tidur utama tersebut masih dibatasi ruangan tangga. Maka itu sisi dinding tangga yang menghadap ke inner courtyard pun memakai kaca tembus pandang juga.

Menurut Stefani konsep rancangan rumah ini digubah sesuai dengan karakter pemilik rumah yang masih muda, dinamis dan fleksibel. Tanpa ragu diciptakannya permainan tinggi rendah plafon, naik turun lantai serta volume ruang yang saling berbeda dalam rangka mengatasi iklim lembap di sekitar pantai. Pengaturan berbagai perbedaan ketinggian dan volume tersebut tercipta melalui tangga yang juga berfungsi menciptakan suasana keterbukaan seraya memperkuat orientasi ke inner courtyard. Menurut Stefani tangga ini digubah berdasarkan fengshui yang mengatur jumlah anak tangga. Dari situ terjadilah berbagai volume ruang yang berbeda.

Permukaan lantai mula-mula ditinggikan untuk ruangan tempat duduk tamu. Setelah itu ditinggikan lagi untuk ruangan tempat duduk keluarga, kamar tidur tamu, dapur bersih, ruangan makan dan dapur kotor. Kemudian ditinggikan lagi agar mencapai tangga dengan bordes lebar untuk mencapai kamar tidur utama, selasar dan kamar tidur anak-anak. Sementara itu dari lantai ruangan tempat duduk tamu dibuka sirkulasi ke lantai servis dan garasi.

Karakter bangunannya yang lugas dan kokoh terlihat dari dinding yang tebal dan ukuran pintu yang besar. Meskipun wanita, Stefani tidak ragu bermain dengan karakter yang maskulin seperti itu. Di pihak lain, bangunan di wilayah dekat pantai memang sebaiknya arsitek mengantisipasi datangnya banjir, badai, angin atau penurunan tanah, di samping korosi dan kelembaban yang tinggi.

Yuli Andyono
http://griya-asri.com/article/arsitektur/bangunan_tropis_kontemporer.deo



Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar