Selasa, 31 Juli 2007

Rumah Berjiwa Seni

Benda seni bukan sekadar menjadi unsur dekoratif interior atau koleksi pemilik hunian tetapi juga merupakan ekspresi kepribadian dan ekspresi selera pemilik bahkan memberikan “jiwa” pada huniannya.

Ungkapan di atas tecermin pula pada sebuah kediaman yang berlokasi di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Rumah yang merupakan hasil renovasi ini penuh dengan patung, furnitur antik, lukisan dan kerajinan tangan bernilai seni tinggi yang berasal dari berbagai daerah baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Benda-benda seni ini tampil harmonis dalam penataan interior sehingga menjadi eye catcher dalam suasana yang nyaman. Inilah perwujudan kerja sama apik antara pemilik, dan desainer interior Prasetyo Budi

Dahulu, rumah satu lantai yang terletak di sudut jalan ini tampil bergaya semi klasik dan dikelilingi oleh halaman muka dan halaman samping yang cukup luas dengan pepohonan rimbun. Seiring dengan berjalannya waktu, pemilik ingin mengganti tampilan huniannya menjadi lebih modern dan terbuka tanpa mengubah struktur bangunan. Taman yang mengelilingi hunian dirapikan sehingga tercipta kesan ruang dalam yang “merangkul” lanskap di luar. Begitu juga Interior rumah didesain menjadi galeri benda seni (home gallery) yang mengekspresikan gaya hidup pemilik.

Konsep yang dirasa tepat untuk mewujudkan keinginan pemilik rumah adalah konsep east meet west atau disebut juga gaya eklektik. Pendekatan ini memadukan rancangan modern dari negara Barat dan elemen dekoratif dari negara Timur. Selain furnitur, material dan finishing ruang seperti cat dinding serta kusen pintu juga diganti. Khusus untuk interiornya dibuat “kaya” akan tekstur, motif, detail ornamental dan benda seni bernuansa etnik kontemporer. Tiap ruangan ditata dengan tema yang berbeda sesuai dengan koleksi yang ditempatkan.

Ruang duduk di teras depan dan foyer ditata agar berkesan welcoming dan hangat. Ruangan keluarga berada di bagian tengah rumah dan ruangan makan di teras belakang yang luas. Sebelumnya kedua ruangan ini dipisahkan oleh dinding masif tetapi sekarang hanya disekat oleh jendela dan pintu kaca sehingga berkesan menyatu dengan taman belakang. Pada ruangan duduk di tengah rumah ditempatkan sepasang sofa tiga dudukan dengan pelapis berwarna merah dan coffee table kayu yang atraktif.

Furnitur berukuran cukup besar ini diimbangi oleh deretan lukisan pada dinding sedangkan pada ruang duduk di teras belakang ditempatkan sebuah amben dan satu set kursi tanpa lengan beserta coffee table dari anyaman kulit. Suasana nyaman dan natural di teras belakang juga terasa pada ruangan makan yang diisi dengan sepasang bangku dan meja kayu solid serta lantai yang dilapisi oleh parket. Area yang menjadi pusat aktivitas hunian ini diapit oleh kamar-kamar tidur di satu sisi dan ruang menonton televisi beserta pantry di sisi lainnya.

Berbeda dengan ruangan lain, kamar tidur utama didominasi oleh warna merah yang tampak pada cat dinding, gorden dan karpet. Warna favorit pemilik ini diimbangi oleh panel kayu berukir dan berwarna emas pada bagian kepala tempat tidur dan padded wall berlapis kain warna merah di bagian belakang televisi. Tempat tidur ini juga memiliki bukaan lebar ke arah taman belakang yang menciptakan suasana nyaman, teduh dan dinamis. Kesan serupa juga terasa pada ruangan kerja yang berada di samping foyer.

“Kejutan” lainnya dijumpai pada saat kita melangkah ke kamar mandi utama. Lantai dan bathtub-nya dilapisi oleh teraso dengan motif unik sedangkan dindingnya dihias oleh deretan foto hitam putih zaman dulu sehingga menegaskan nuansa tempo dulu yang eksotik. Renovasi rumah ini meliputi perbaikan dapur dan tambahan ruang fitness di halaman belakang sehingga fasilitasnya semakin lengkap. Secara keseluruhan, rumah ini berhasil mengakomodasi kebutuhan dan gaya hidup pemilik rumah.


Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar