Sabtu, 28 Juli 2007

Menyiasati Rumah Tipe Mungil

Hidup, tak kurang dan tak lebih, adalah seni berkompromi. Tak sedikit keluarga dengan dua anak tak punya pilihan lain selain menghuni rumah-rumah berukuran di bawah standar, misalnya tipe 27.

Bila merujuk pada standar minimal kebutuhan manusia Indonesia akan ruang, yaitu 9 meter persegi untuk satu orang, maka rumah tipe 27 yang artinya memiliki luas 27 meter persegi sesungguhnya diperuntukkan bagi keluarga kecil dengan anggota berjumlah maksimum tiga orang.

Namun, kondisi ekonomi sering kali memaksa warga harus berdamai dengan situasi. Maka kompromi yang perlu disepakati tentu saja adalah mencari siasat agar rumah bisa memberi kesan lebih luas sehingga terasa lebih layak untuk dihuni kendati oleh jumlah yang melebihi kapasitas. Yang bisa ditiru mungkin adalah resep bagaimana warga Tokyo mengorganisasi rumahnya.

Mengapa Jepang? Karena berabad-abad lamanya mereka harus berdamai dengan persoalan ruang, dan bukti dari kompromi yang mereka hasilkan adalah terciptanya barang-barang elektronik berukuran kecil namun kompak, seperti radio transistor, walkman, dan lain-lain yang kini telah menular pada barang-barang jenis lainnya yang lebih canggih. Ide barang kecil adalah selalu hasil kreasi orang Jepang.

Untuk rumah, resep yang bisa dicoba adalah memberinya jendela kaca yang lebar di tempat-tempat yang memungkinkan, seperti ruang tamu, kamar tidur, bahkan juga kamar mandi maupun dapur. Jendela kaca tidak hanya ditempatkan pada bagian yang membatasi ruang dengan bagian luar rumah, namun juga pada tembok yang menjadi sekat antarruang. Dengan demikian, apabila gorden disingkap, ruangan seolah akan menembus dan kemudian menyatu dengan ruangan di balik gorden. Penyatuan ruang yang seolah-olah inilah yang memberikan kesan luas dan lega.

Memindahkan ruang tamu

Ruang bersama pada rumah tipe mungil biasanya hanya ada satu. Untuk menghormati privasi keluarga, maka ruang ini bisa melulu untuk ruang keluarga, dan ruang tamu bisa dipindahkan ke beranda. Menerima tamu di beranda memang—apalagi bila beranda agak terlalu dekat dengan jalan—bisa mengurangi kenyamanan. Apabila ingin obrolan bisa berlangsung lebih santai dan hangat, ruang tamu bisa juga dipindahkan ke tempat yang lebih jauh lagi, yaitu ke kafe atau warung yang terjangkau secara jarak maupun kantong.

Di Jakarta dewasa ini, sebagaimana halnya di kota-kota kosmopolitan lainnya di dunia, banyak acara silaturahmi yang dilakukan di tempat-tempat umum, seperti di restoran, kafe, atau bahkan di taman-taman kota. Ini bukan hanya soal menyiasati jarak, tetapi terlebih-lebih adalah menyiasati ruang.

Akan halnya perabot perlengkapan rumah bisa dibuat sekompak dan seminimal mungkin. Di bawah tempat tidur dimanfaatkan sebagai kotak penyimpan barang-barang dari kain, di atas tempat tidur dipasang rak gantung yang ringan namun kokoh. Kasur yang digelar di atas lantai—tanpa menggunakan tempat tidur—akan mengurangi kesan sesak.

Salah satu dinding di ruang keluarga bisa dipenuhi rak gantung yang menempel tembok. Demikian pula untuk dapur. Untuk lemari dan rak gantung bisa dibuat menyatu dengan bangunan, dan bukan perabot yang bisa digeser atau dipindah. Dengan pemanfaatan seperti ini bisa mengurangi perkakas yang pada umumnya akan memakan ruangan akibatnya membuat ruangan terasa lebih sempit.

Selain bersiasat dengan efek pandangan menggunakan sekat atau jendela tembus pandang, pemanfaatan celah-celah ruangan sebagai tempat penyimpanan barang, memindahkan ruang tamu ke luar rumah, cara lain yang banyak disarankan dalah pewarnaan tembok rumah. Sudah menjadi pemahaman umum bahwa warna-warna terang yang teduh seperti putih dengan berbagai nuansanya (broken white, ash-white, putih sedikit kebiruan, putih sedikit bernuansa gading, putih sedikit bernuansa pink atau hijau) akan membuat pandangan lebih lega dan akibatnya ruangan terasa lebih luas.

Pemilihan warna yang memberi efek luas tidak saja disarankan untuk warna bangunan saja. Warna perabot yang senada dengan warna bangunan akan juga membuat ruangan lebih nyaman dipandang. Aksen warna-warni yang terlalu kuat dan terkesan riuh rendah tidak disarankan untuk ruang sempit karena efeknya bisa membuat ruangan menjadi lebih sesak.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar