Model Rumah Selalu Mengikuti Pasar
Abun Sanda
Jika sedang iseng, perhatikanlah gaya atau model rumah yang dikembangkan oleh pelbagai pengembang di Tanah Air. Pasti campur aduk. Kalau pengembang itu menggunakan model cluster, bisa ditebak model rumahnya umumnya beraneka ragam. Ada cluster yang menekankan pada etnik, ada yang menitikberatkan pada gaya mediterania, dan minimalis. Ada pula yang nekat mengarah ke Romawi dan kespanyol-spanyolan.
Kuat dugaan pengembang ingin menekankan gaya arsitektur atau model rumah yang sejalan dengan tren. Misalnya, ketika gaya klasik sedang digandrungi di mana-mana, pengembang coba menerapkan konsep klasik itu. Maka, semua model rumah di perumahan landed house itu pun dibangun dengan langgam klasik. Akan tetapi apa lacur? Para pembeli rumah mengubah sendiri model rumah yang sudah dikembangkan pengembang. Ada yang mengubahnya menjadi mirip gaya Italia atau rumah putih Spanyol. Ada pula yang dengan berani mengubah dan menekankan rumahnya dengan selera etnik.
Apakah dengan begitu pengembang boleh keberatan? "Keberatan apaan? Wong mereka sudah membeli rumah itu dengan uangnya sendiri. Yang menghuni rumah itu mereka, masak kami harus mengatur bahwa rumahnya harus sejalan dengan pengembang?" ujar Teguh Senoadji, eksekutif pada sebuah perusahaan properti di Jakarta, sambil terbahak, Rabu (12/4).
Apa yang disampaikan Teguh memang terjadi di lapangan. Pengembang tidak bisa apa-apa ketika para pemilik rumah ingin mengubah model rumahnya sesuai dengan selera mereka.
Sebuah perumahan di Jalan Pos Pengumben, Jakarta Barat, misalnya, mengembangkan gaya mediterania, yang serba terang, banyak bukaan jendela, aksesori, banyak lengkung, ornamen oval, jendela tidak sebesar model tropical modern, dan sebagainya. Sebagian besar pembeli rumah puas dan tidak berminat mengubah bentuk rumahnya. Tetapi tidak sedikit pula yang mengubahnya, dengan anggaran fantastis. Misalnya mendekatkan diri dengan gaya klasik, etnik, bahkan minimalis dan tropical modern. Pekerjaan mengubah bentuk rumah ini biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Seperti membangun rumah baru saja.
Pengembang dalam hal ini tidak bisa berbuat apa-apa sepanjang pemilik rumah mengajukan izin membangun bangunan, tidak merebut lahan publik, tidak mengganggu pemandangan, tidak melewati garis batas bangunan, dan sebagainya.
Patokan
Pada akhirnya, para pengembang membangun rumah dengan gaya tertentu hanya sebagai patokan atau sebutlah langkah awal pembangunan rumah. Selera pemilik rumah yang kemudian sangat menentukan.
Pernah terdapat beberapa perusahaan pengembang besar yang melarang pembeli rumah mengubah-ubah bentuk rumah. Ketika dilakukan transaksi jual-beli, pengembang langsung menyodorkan perjanjian yang menyatakan bahwa pembeli rumah tidak akan mengubah bentuk rumah. Ini pada sebagian cukup berhasil. Namun, umumnya pengembang yang "kaku" seperti ini ditinggalkan konsumen. Apa boleh buat, belajar dari pengalaman tersebut, tidak banyak pengembang yang "penuh percaya diri" menerapkan regulasi yang rigid. Para pengembang cenderung lebih fleksibel terhadap tuntutan publik.
"Kami selalu ingin menjadi trend setter untuk model rumah. Akan tetapi, kami tidak menafikan selera pasar. Apabila pasar menghendaki gaya tertentu, kami harus rela membuat rumah dengan gaya itu juga," ujar Muhammad Syukur, anggota staf pada sebuah pengembang besar di Surabaya, hari Selasa.
Ia menyatakan, dalam sejarah perusahaan tempat ia bekerja, sudah terdapat enam gaya rumah yang dikembangkan. Pertama, gaya klasik atau model-model rumah Yunani zaman dulu atau model Roma.
"Lalu muncul tipe lain, misalnya American style, kayak kampung koboi-koboi gitu-lah. Rumah-rumah seperti ini pakai warna-warna berani," ujar Syukur.
Pengembang CitraRaya Surabaya juga mengalami hal serupa. Pengembang besar di Surabaya Barat ini mengembangkan model Amerika. Tetapi kemudian gonta-ganti model, sejalan dengan tren dan tuntutan pasar. Maka, ada kalanya perumahan ini bermain dengan gaya mediterania, klasik, dan pernah pula mengembangkan gaya tropical modern. Gaya yang terakhir ini kerap dikombinasikan dengan sentuhan etnik, yang ternyata cukup diminati pembeli selama beberapa tahun.
Pernah pula perumahan CitraRaya mengembangkan gaya Empire style yang agak mirip dengan gaya klasik. Model rumah seperti itu mirip dengan model rumah-rumah di kawasan Pecinan pada era penjajahan Belanda. Namun, gaya seperti itu juga tidak bertahan lama.
Kini, di era setelah tahun 2002, perumahan di banyak kota besar banyak beralih ke gaya perumahan tropical modern yang banyak menekankan pada aspek kayu, suka menunjukkan serat kayu. Pokoknya, bahan-bahan yang digunakan ditunjukkan sesuai dengan kondisi aslinya.
Gaya arsitektur seperti ini berbeda dengan gaya minimalis yang main warna putih dengan aksen merah. Jendela polos, tanpa penutup jendela. Banyak yang menyebut gaya ini tidak terlalu cocok dengan selera Indonesia, tetapi kenyataannya gaya ini sempat cukup diminati publik kelas menengah Jakarta dan beberapa kota besar lain.
Menurut di lapangan, konsumen rumah makin paham dengan gaya arsitektur yang sedang ngetren. Banyaknya buku bacaan tentang arsitektur dunia, serta makin bertambahnya majalah atau tabloid yang bernapaskan rumah, apartemen, dan desain, membuat warga tidak terlampau awam dengan masalah model perumahan. Warga yang suka bepergian ke luar negeri dan banyak melihat model rumah juga mempunyai selera yang makin bagus dan kritis.
Dalam konteks seperti itu, para pengembang mutlak mempunyai sumber daya manusia yang sangat kuat. Pengembang tidak bisa lagi hanya terpaku pada kemampuan kapital, daya jual, dan "tukang ngecap" kepada konsumen. Pengembang mutlak mempunyai tenaga arsitek yang andal, desain interior yang kampiun, serta tenaga yang secara konsisten mengikuti tren yang berkembang.
Konsumen, seperti diketahui, makin kritis, banyak tahu, dan cerdas. Mereka tidak bisa lagi dikelabui dengan janji-janji gombal yang menyebalkan. Mereka membutuhkan pernyataan yang bisa dipegang.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Rabu, 02 Januari 2008
Model Rumah Selalu Mengikuti Pasar
Label:
Arsitek Bekasi,
Arsitek Bintaro,
Arsitek Bogor,
Arsitek BSD,
Arsitek Depok,
Arsitek Interior,
Arsitek Jakarta,
Arsitek Minimalis,
Arsitek Modern,
Arsitek Perumahan,
Arsitek Pondok Indah,
Arsitek Rumah,
Arsitektur Rumah,
Contoh Rumah,
Desain Arsitek,
Desain Minimalis,
Desain Rumah,
Design Minimalis,
Design Rumah,
Gambar Rumah,
Gaya Rumah,
Interior Rumah,
Membangun Rumah,
Model Rumah,
Pemborong,
Renovasi Rumah,
Rumah Jakarta,
Rumah Kayu,
Rumah Mewah,
Rumah Minimalis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar