Arsitek Taman Minimalis
Metamorfosis Taman Relief
Kini, taman relief mulai tergeser oleh kehadiran taman minimalis.
Di rumah-rumah yang berlahan cukup luas, keberadaan taman seperti sebuah keniscayaan. Taman yang asri akan membuat penghuni makin nyaman berada di rumah. Lantas, taman seperti apa yang cocok untuk hunian Anda?
Menjelang tahun 1990-an, taman relief tampil sebagai bentuk taman yang paling digemari. Keberadaannya seolah ikut menegaskan status sosial pemilik rumah. Maklum saja, untuk membuatnya diperlukan dana yang tidak sedikit. Namun, hasilnya seimbang. Rumah tampak lebih mewah, asri, dan tentunya natural.
Pada masanya, taman relief tampil dengan cirinya yang khas. Ada bebatuan berbentuk ceruk-ceruk tebing, air terjun mini, dan aneka tanaman hias disusun sebagai aksen. Biasanya, taman relief dipasangkan dengan kolam. ''Otomatis, perawatannya lebih rumit lantaran serangan lumut,'' jelas Farah Fakhriyah, arsitek yang menekuni bidang pertamanan (lanskap).
Kini, model taman relief seperti itu sudah tergolong usang. Yang belakangan makin mendapat tempat di hati masyarakat adalah taman minimalis. ''Kemungkinan besar, taman relief sekarang cuma ada di rumah-rumah lama,'' imbuh Farah.
Bisa dibilang, inilah metamorfosis taman relief. Seiring perkembangan arsitektur lanskap, taman relief pun menemukan bentuk baru. ''Menyesuaikan dengan tren arsitektur, taman minimalis makin disukai,'' kata alumnus Universitas Pancasila, Jakarta, ini.
Taman minimalis, lanjut Farah, tidak begitu rumit untuk diwujudkan. Luas lahan pun tak mesti menjadi kendala. ''Lahan luas ataupun kecil bisa dijadikan area taman.''
Meski begitu, jika bidang yang tersedia terlampau kecil, pesona taman tidak akan terpancar optimal. Lahan yang amat terbatas membuat taman kelihatan sempit. ''Agar lebih indah, tentu dibutuhkan luas tanah yang memadai,'' ucap Farah.
Taman akan terlihat lebih menawan jika diletakkan di posisi pinggir. Lahan berbentuk huruf 'L' dengan lebar antara dua sampai tiga meter, cukup ideal untuk dijadikan taman. ''Di bawahnya dapat disediakan kolam seperti gaya zaman dulu ataupun rumput,'' papar arsitek dari perusahaan jasa konsultasi arsitektur PT Genta Cipta Design ini.
Unsur bebatuan alam
Seperti halnya taman relief model lama, taman minimalis juga kerap melibatkan unsur bebatuan alam. Ciri inilah yang membuatnya seolah menjadi kelanjutan gaya taman relief terdahulu.
Meski disebut taman minimalis, tren sekarang sejatinya bukan murni minimalis. Sebab, taman minimalis lebih kental dengan permainan beton atau kaca. ''Yang saat ini digandrungi ialah taman minimalis dengan campuran unsur etnik Bali,'' urai Farah.
Unsur Bali tampak melalui penggunaan batuan alam. Perpaduan gaya minimalis dan etnik menyembulkan kesan tersendiri. ''Hunian terasa dingin dan sejuk.''
Nuansa yang lebih memukau bisa diciptakan dengan permainan air terjun. Agar terlihat lebih alami, tebarkan bebatuan di dasar dan sekitar air terjun. ''Untuk batunya bisa dipakai koral abu-abu atau warna-warni serta batu flores hijau.'' Jangan lupa, tampilkan pula beberapa tumbuhan air. ''Tumbuhan air seperti teratai kecil dapat disertakan sebagai pemanis,'' Farah berbagi tips.
Taman serupa juga dapat dibangun di dalam rumah. Keberadaannya membantu melunakkan dan menyegarkan bangunan bergaya minimalis. ''Kesannya, rumah menjadi lebih terbuka. Soalnya, hunian minimalis biasanya miskin jendela bukaan besar,'' kata Farah yang tengah menggarap taman dalam di Klinik Pasutri milik dr Boyke Dian Nugraha SpOG.
Membuat sendiri atau jasa bangun taman minimalis
Walau tak lagi menjadi tren, sah-sah saja bila Anda ingin mempercantik hunian dengan taman relief. Anda ingin membuat sendiri? Menurut Farah, bisa saja. Namun, jika tidak mengerti triknya, risiko gagal cukup besar. ''Untuk membuat air terjun misalnya, ada teknik yang mesti dikuasai.''
Risiko apa yang mungkin dihadapi oleh mereka yang tidak ahli membuat taman relief? Kebocoran paling sering terjadi. Selain itu, air bisa jadi tak mengalir dengan semestinya. ''Pengerjaan bebatuannya mungkin juga tidak rapi. Otomatis, pemilik rumah akan mengeluarkan biaya lebih banyak.''
Selain air terjun, salah satu elemen yang sangat penting ditambahkan pada taman relief adalah lampu sorot. ''Penempatannya bisa dari dalam air atau dari bebatuan ke dinding relief. Efeknya sangat dramatis dan lebih hidup,'' komentar Farah.
Jika Anda berminat membuat taman relief, jatuhkan pilihan pada taman relief modern. Taman jenis ini cenderung mudah dirawat. Terlebih, bebatuan yang dipakai sebagai relief telah dilapisi bahan tahan air. Alhasil, Anda akan lebih mudah membersihkannya. ''Cukup dibersihkan dengan sikat ketika mulai ditempeli lumut.'' Gampang, kan?
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Sabtu, 05 Januari 2008
Arsitek Taman Minimalis
Label:
Arsitek Bekasi,
Arsitek Bintaro,
Arsitek Bogor,
Arsitek BSD,
Arsitek Depok,
Arsitek Interior,
Arsitek Jakarta,
Arsitek Minimalis,
Arsitek Modern,
Arsitek Perumahan,
Arsitek Pondok Indah,
Arsitek Rumah,
Arsitektur Rumah,
Bangun Rumah,
Contoh Rumah,
Desain Arsitek,
Desain Minimalis,
Desain Rumah,
Design Minimalis,
Design Rumah,
Gambar Rumah,
Gaya Rumah,
Interior Rumah,
Konsultasi Rumah,
Membangun Rumah,
Model Rumah,
Pemborong,
Renovasi Rumah,
Rumah Jakarta,
Rumah Mewah,
Rumah Minimalis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar