Kamis, 07 Agustus 2008

Arsitektur Rumah Sehat Tradisional Sunda


Arsitektur Rumah Tradisional


Arsitektur Rumah Tradisional Bagi Anda yang Menyukainya


Arsitektur Rumah Sehat Tradisional Sunda

Arsitektur rumah yang kita bangun ialah rumah manusia. Oleh karena itu, rumah merupakan sesuatu yang sebenarnya selalu dinapasi oleh kehidupan manusia, watak dan kecenderungannya, serta nafsu dan cita-citanya. Rumah selalu adalah citra sang manusia pembangunnya (Mangunwijaya).

Jika diamati, pada umumnya rumah tinggal tradisional Sunda dirancang berdasarkan kebutuhan-kebutuhan primer sebagai sebuah tempat tinggal, bukan mengutamakan kepentingan-kepentingan sosial, seperti menunjukkan sebuah martabat, gengsi, dan kedudukan pemiliknya.

Secara umum bangunan rumah tinggal tradisional Sunda bersifat sederhana, baik ditinjau dari bentuk atap maupun penggunaan bahan-bahannya. Gaya rumah tinggal tradisional Sunda tersebut sekaligus menunjukkan kepribadian urang Sunda yang sederhana, termasuk menggambarkan mayoritas pekerjaannya, yaitu sebagai petani atau penggarap ladang dan huma. Bahkan, bentuk rumah tinggal tradisional Sunda tidak jauh berbeda dengan bentuk saung yang terdapat di sawah atau di ladang, yakni hanya terdiri dari dua bidang atap.

Untuk keperluan membangun rumah tinggalnya pun urang Sunda banyak memanfaatkan bahan yang terdapat di lingkungan sekitar, seperti kayu, bambu, ilalang, atau ijuk. Maka, bangunan rumah tinggal tradisional itu terasa menyatu dengan lingkungan alam sekitarnya. Konsep rancangan seperti itu banyak diterapkan pada hampir seluruh rumah tinggal tradisional Sunda. Sekadar menyebut salah satu contoh, yaitu bangunan tradisional Sunda di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Sirkulasi udara dan cahaya

Dua aspek penting dalam merancang sebuah rumah tinggal adalah sirkulasi udara dan cahaya yang memadai. Jika peran cahaya dalam konsep bangunan gereja adalah sebagai perwujudan atau simbol cahaya Ilahi, dalam masyarakat Sunda cahaya adalah wujud kehidupan. Sirkulasi keduanya mesti diprioritaskan agar rumah tinggal menjadi sehat.

Pertimbangan terhadap cahaya ditunjukkan dari pola penempatan bangunan-bangunan tersebut yang tidak berusaha menentang arah perjalanan matahari dari timur ke barat, tetapi posisi bangunan rumah diletakkan membujur searah perjalanan matahari. Dengan cara demikian, sinar matahari tidak langsung masuk rumah sehingga rumah tidak panas atau hareudang. Cara penempatan tersebut membuat suhu udara dalam rumah bisa stabil dan nyaman, lamun keur usum halodo teu kapanasan atawa hareudang. Pada dasarnya konsep rancangan rumah tinggal tradisional Sunda berusaha menyesuaikan dengan irama alam sekitarnya.

Umumnya rumah-rumah tinggal tradisional Sunda memiliki kolong yang bertumpu pada batu tatapakan dengan tinggi sekitar 40-60 sentimeter dan diletakkan pada sudut-sudut atau titik-titik tumpuan beban bangunan. Namun, bagian dapur biasanya langsung berdiri di atas tanah agar kotoran, seperti debu dari hawu yang berdiri di atas parako atau air dan asap, dapat langsung dibuang keluar. Dengan ketinggian lantai yang berbeda, kotoran pun tidak akan mudah masuk ke rumah.

Jika ditinjau dari prinsip-prinsip desain, penggunaan kolong rumah dapat memberikan beberapa keuntungan atau fungsi, antara lain menghindari udara lembab dan debu dari tanah. Selain itu, sirkulasi udara bisa leluasa bergerak ke segala arah. Sirkulasi udara yang bebas membuat lingkungan sekitar rumah tetap segar dan sehat.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya banyak kolong rumah dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan alat-alat pertanian, kayu bakar, bahan-bahan bangunan, bilik untuk menjemur padi, ataupun tempat memelihara ayam. Padahal, menempatkan kandang ayam di kolong rumah dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan itu kurang sehat bagi manusia.

Penggunaan lantai dari palupuh awi yang memiliki lubang "pori-pori" bekas cabikan golok dapat dimanfaatkan pula sebagai lubang pembuangan debu atau kotoran dari dalam rumah. Di samping itu fungsinya juga sebagai sirkulasi udara. Pada dasarnya hampir seluruh komponen bangunan rumah tinggal tradisional Sunda memberikan akses untuk udara dan cahaya masuk ke dalam rumah sehingga membuat suhu ruangan tetap stabil dan nyaman.

Cahaya yang masuk berfungsi sebagai penerangan alami sehingga ekonomis. Beberapa pintu kamar dibuat dari sarigsig, seperti yang terdapat di salah satu bangunan rumah adat di Kampung Pulo yang memiliki keistimewaan bersifat transparan. Dari dalam kamar seseorang dapat melihat keluar melalui lubang-lubang sarigsig itu. Sebaliknya orang dari luar tidak dapat melihat ke dalam karena gelap.

Sirkulasi udara dan cahaya juga diperoleh dari jendela-jendela jalosi yang berada di samping rumah atau disebut pipir. Biasanya di antara rumah dan rumah lainnya terdapat lahan kosong atau pipir yang dapat digunakan untuk akses lalu lintas ke belakang atau ke rumah tetangga, tempat menjemur pakaian atau makanan, atau lahan bermain anak-anak. Konsep seperti ini juga diterapkan pada arsitektur perumahan gaya Belanda yang menyediakan lahan yang disebut brandgang di antara beberapa blok rumah dan blok lainnya. Cahaya buatan

Manusia modern kini lebih banyak menggunakan cahaya buatan untuk menerangi rumahnya. Energi tersebut tidak sepenuhnya aman bagi manusia karena tidak ekonomis di tengah krisis energi listrik saat ini. Energi digunakan juga untuk mengatur suhu udara ruangan yang banyak menggunakan AC. Penggunaan bahan-bahan sintetis buatan pabrik-meskipun indah, menarik, dan praktis-turut menciptakan kesan tidak alami, menciptakan rasa "panas", dan bahkan tidak ramah lingkungan.

Bahan asbes dan plastik memang praktis, tetapi dampaknya tidak pernah terpikirkan. Limbah plastik baru larut dalam tanah selama 20-30 tahunan. Sebenarnya tujuan semula menggunakan bahan-bahan buatan pabrik adalah untuk menekan harga karena diproduksi massal dan mempercepat pembangunan, misalnya dengan sistem knock-down.

Tentu saja membangun rumah tinggal bergaya tradisional Sunda di zaman sekarang adalah hal sulit karena konteks dan orientasinya sudah berubah. Namun, tidak ada salahnya prinsip-prinsip mendasar rancangan rumah tinggal tradisional Sunda tersebut-terutama merancang sebuah tempat tinggal yang sehat-dapat diadopsi kembali dengan menggunakan material berbeda agar fungsi utama sebuah rumah yang sehat dapat terwujud. Sehat itu mahal.

Arsitektur Rumah Sehat Tradisional Sunda

Sumber : firta-sari.blogspot.com



Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

1 komentar: