Jumat, 20 Juni 2008

kaca hias bisa menjadi satu pilihan

Sebagai penambah gaya rumah, kaca hias bisa menjadi satu pilihan

BILA menyusuri gedung-gedung tua di kawasan Kota Tua Jakarta atau bangunan berarsitektur Eropa dari abad pertengahan, Anda pasti berdecak kagum terpukau keelokan kaca hias yang berwarna-warni menghiasi bagian tertentu rumah atau gedung itu.

Para arsitek zaman dulu memang banyak bermain dengan kaca hias. Sebab, kaca hias tak hanya membuat bangunan terlihat cantik tapi juga membuat ruangan terkesan anggun. Kaca hias juga mampu menghasilkan pancaran cahaya yang elok.

Di Jakarta, ada banyak bangunan tua yang berhiaskan kaca hias ini. Antara lain, Gereja Katedral, Stasiun Kota dan Museum Fatahilah. Di daerah lain seperti Bandung, ada Gereja Santo Paulus, Hotel Oranje. Di Surabaya, kaca hias tampil apik di Mandarin Oriental Hotel. Gedung-gedung zaman kolonial Belanda ini memajang kaca patri di berbagai sudutnya.

Hanya saja, sejak Belanda pergi dari negeri ini, seni kaca patri juga turut hengkang dari tanah air. Baru pada akhir tahun 1980-an, seni kaca hias atau lebih beken dengan sebutan kaca patri ini bangkit kembali. Bahkan, tren penggunaan kaca hias ini terus meningkat seiring bangkitnya bisnis properti di tanah air.

Berbeda dengan dulu, pengunaan kaca hias ini pun tak sebatas gedung-gedung tua tapi juga masuk ke rumah-rumah. Pengunaan kaca hias bahkan menjadi simbol prestise bagi pemilik rumah. Apalagi, seiring berkembangnya zaman, kaca patri juga semakin variatif dan inovatif.

Makanya, bila dulu hanya terpasang di jendela dan pintu, kini kaca hias ini bisa dipasang sebagai pembatas ruangan, pembatas tangga bahkan kubah.

Pemasangan kaca hias ini tak lagi mengenal bentuk bangunan dan kegiatan di dalamnya. Makanya, tak sedikit hotel, kafe, rumah sakit bahkan musala juga ikut menggunakan kaca hias.

Jangan asal tempel kaca patri

Bila Anda sudah mantap berniat menggunakan kaca hias di rumah maka ada aturan yang harus Anda ikuti. Tujuannya agar penggunaan kaca ini tak mubazir.

Salah satu yang terpenting adalah menyesuaikan penggunaan kaca hias dengan gaya desain rumah serta lansekap sekelilingnya. “Minimal, kaca hias ini harus matching dengan fungsinya,” ujar Arjon, Sekretaris Jenderal Himpunan Desainer Interior Indonesia.

Penghuni rumah sebaiknya memang menggunakan kaca hias sesuai kebutuhannya. Ada yang sengaja menggunakan kaca hias untuk meneduhkan cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah, sebagai pembatas ruangan atau hanya sebagai kamuflase agar bangunan tampak lebih indah.

Salah satu alasan orang menggunakan kaca hias adalah ingin mendapatkan keindahan cahaya yang memantul dari kaca baik itu bersumber dari matahari di siang hari dan juga lampu di malam hari. “Kaca hias oval bisa menjadi pilihan,” ujar Arjon. Sebab, cahaya yang masuk akan menembus dan menimbulkan keelokan warna.

Yang juga penting, penggunaan kaca hias juga harus memperhatikan estetika warna. Serasikan warna kaca patri satu dengan yang lainnya. Kaca warna kecoklatan sebaiknya tak berpadu dengan merah atau hitam. Serasikan pula dengan warna cat rumah.

Bila tepat, “Kaca akan menimbulkan efek psikologis yang luar biasa kala tertembus sinar matahari,” ujar Brian Yaputra, pemilik Eztu Glass Art, perusahaan pembuat kaca hias.

dari : kontan-harian.com



Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar