Menyiasati Kenaikan Harga Material
Kondisi ekonomi global yang kurang stabil saat ini ternyata berimbas pada banyak sektor di dalam negeri. Harga material bangun - an, misalnya, yang juga ikut merambat naik berdampak pada sektor pro - perti, khususnya harga jualnya.
Bahan bangunan yang meng - alami kenaikan harga yang signifikan adalah besi. Kenaikan harga disebab - kan melonjaknya harga minyak dunia yang menembus angka 116 dolar AS per barel.
Menurut Direktur Utama PT Reka Rumanda Agung Abadi, perusahaan yang mengembangkan apartemen bersubsidi (rusun) City Park di Cengkareng Jakarta Barat, Untung Sampurno, kenaikan harga besi sebesar 70 hingga 80 persen. Ini terjadi akibat kenaikan harga minyak mentah dunia yang menembus angka 116 dolar AS per barel.
Harga besi yang sebelumnya Rp 5.000 per kilo, kini menjadi Rp 9.000.''Padahal dalam pembangun an rusun komponen besi sangat vital dan mutlak. Kami tidak bisa membangun jika tidak ada besi. Bisa dikatakan kebutuhan besi yang terbanyak,'' ungkapnya kepada wartawan, Rabu (12/3).
Selain besi, lanjut Untung, harga semen juga naik. Hanya saja, lonjakan kenaikan harganya tidak terlalu signifikan jika dibandingkan kenaikan harga besi.
Kenaikan beberapa jenis material bangunan ini harus disiasati. Sebab pihaknya tidak bisa serta-merta menaikkan harga jual unit rusun yang sedang dibangun. Ini karena harga jual sudah dipatok oleh pemerintah.
''Pemerintah sudah menetapkan harga jual rusun sebesar Rp 4 juta per meter persegi. Jadi, kami tidak bisa menaikkan harga jualnya akibat lonjakan harga material bangunan. Yang bisa kami lakukan adalah mengatur strategi saja agar tidak rugi,'' ujarnya menambahkan.
Salah satu strategi yang akan dilakukan adalah menerapkan kredit pemilikan rumah (KPR) inden. Dengan sistem ini maka perputaran uang lebih cepat dan pihaknya selaku pengembang tidak terkena beban bunga.
''Selain itu, kami sangat meng ha - rap kan dukungan dari pemerintah, misalnya dalam hal perizinan. Selama ini memang sudah oke. Namun kami berharap perizinan ini bisa lebih dipermudah lagi. Juga pemberian bantuan berupa sarana dan prasarana sangat kami nantikan,'' tutur Untung.
Menurut Untung, rusun yang dikembangkan bersama Perum Perumnas di Cengkareng, Jakarta Barat, merupakan bagian dari program pemerintah untuk membangun 1.000 menara rusun. Di atas lahan seluas 41 hektar milik Perumnas ini akan dibangun 10 tower rusun pada tahap pertama dengan total unit sebanyak 3.532.
Hingga saat ini, sudah 2.801 unit yang terjual. Sedangkan jumlah pemohon KPR rusun yang sudah melakukan wawancara dengan BTN selaku bank pemberi KPR berjumlah lebih dari 1.300 orang.
''Saat ini pembangunan dua tower sudah sampai ke lantai lima. Sedangkan delapan tower yang lain masih berada pada tahap konstruksi. Kami targetkan serah terima unit pada dua tower tersebut bisa dilakukan pada Agustus mendatang,'' terang Untung.
Jika permintaan dan minat konsumen tinggi, lanjutnya, maka setelah tahap pertama selesai dibangun pada 2009, pembangunan akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya sehingga totalnya bisa mencapai 28 tower dengan unit sebanyak 28 ribu.
''Tahap pertama ini memang kami targetkan bisa selesai pada 2009. Setelah itu kami akan bangun lagi tahap kedua. Kami yakin potensinya tinggi sebab kebutuhan masyarakat terhadap rusun juga tinggi. Hingga kini pembeli rusun yang kami bangun berasal dari berbagai kalangan, baik PNS maupun karyawan swasta,'' ujar Untung.
arsitek rumah tinggal
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Sabtu, 29 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar