Arsitek Solo dan Arsitekturnya Yang Hilang
Arsitek Solo, Ir. thomas Karsen
Arsitek Solo Genius dan Arsitektur Modern Gaya Belanda dan Jawa
Arsitek Solo dan Arsitekturnya Yang Hilang
Pasar Gede Hardjonagoro (Jawa: Pasar Gedhé Hardjanagara) adalah pasar terbesar di Kota Surakarta atau Solo. Pasar Gede secara harafiah berarti “Pasar Besar” dalam bahasa Jawa.
Sejarah
Pada zaman kolonial Belanda, Pasar Gede mulanya merupakan sebuah pasar kecil yang didirikan di area seluas 10.421 hektar, berlokasi di persimpangan jalan dari kantor gubernur yang sekarang berubah fungsi menjadi Bailaikota Surakarta. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek solo yang berasal dari Balanda, ia bernama Ir. Thomas Karsten. Ia adalah seorang arsitek yang pintar dan cerdas serta banyak mempunyai wawasan. Hal ini terbukti dari matangnya perencanaan dan konsep yang ditaruh pada setiap arsitekturnya. Kota Solo atau Surakarta ini merupakan salah satu kota pertama di Indonesia yang dibangun dengan konsep tata kota modern. Kraton yang dibangun berdekatan dengan Bebgawan Solo selalu terancam banjir. Karena itu dibangunlah tanggul yang hingga kini masih dapat dilihat membentang dari selatan wilayah Jurug hingga kawasan Solo Baru.
Bangunan pasar selesai pembangunannya pada tahun 1930 dan diberi nama Pasar Gedhé Hardjanagara. Pasar ini diberi nama pasar gedhé atau “pasar besar” karena terdiri dari atap yang besar. Seiring dengan perkembangan masa, pasar ini menjadi pasar terbesar dan termegah di Surakarta. Pasar gede terdiri dari dua bangunan yang terpisahkan jalan yang sekarang disebut sebagai Jalan Sudirman. Masing-masing dari kedua bangunan ini terdiri dari dua lantai. Pintu gerbang di bangunan utama terlihat seperti atap singgasana yang kemudian diberi nama Pasar Gedhé dalam bahasa Jawa.
Arsitektur atau Gaya Bangunannya
Arsitektur Pasar Gede merupakan perpaduan antara gaya Belanda dan gaya Jawa. Arsitek Solo yang bernama Karstenlh yang telah merancang bangunan-bangunan di kota Solo dengan gaya barat atau Belanda dengan Jawa. Arsitek inilah yang telah menciptakan suasana yang modern pada arsitektur bangunan-bangunan di kota Solo. Pada tahun 1947, Pasar Gede mengalami kerusakan karena serangan Belanda. Lalu Pemerintah Republik Indonesia yang kemudian mengambil alih wilayah Surakarta dan Daerah Istimewa Surakarta kemudian merenovasi kembali pada tahun 1949. Namun perbaikan atap selesai pada tahun 1981. Pemerintah indonesia mengganti atap yang lama dengan atap dari kayu. Bangunan kedua dari Pasar Gede, digunakan untuk kantor DPU yang sekarang digunakan sebagai pasar buah.
Pengrusakan dan Renovasi
Akhirnya arsitektur-arsitektur indah dan menawan yang dibuat oleh Karsten itu pun menghilang. Arsitek kota solo (Karsten) telah membangunnya dengan susah payah namun sekarang mulai menghilang. Selain pernah terkena serangan Belanda pada tahun 1947, Pasar Gede tidak luput pula terkena serangan amuk massa yang tidak bertanggung jawab. Meski luput serangan pada Peristiwa Mei 1998, pada bulan Oktober 1999 dengan tidak dipilihnya Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Indonesia meski mendapat suara terbanyak, Pasar Gede dibakar oleh amuk massa. Tentu saja pemerintah tidak tinggal diam. Namun usaha renovasi dengan mempertahankan arsitektur asli bisa berjalan dengan cepat dan dua tahun kemudian pada penghujung tahun 2001, pasar yang diperbaiki bisa digunakan kembali. Bahkan pasar yang baru tergolong canggih karena ikut pula memperhatikan keperluan para penyandang cacat dengan dibangunnya prasarana khusus bagi pengguna kursi roda.
Sumber : id.wikipedia.org
arsitek rumah tinggal
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar