Kamis, 30 Agustus 2007

Cermati Kebutuhan Sebelum Memilih Properti

Cermati Kebutuhan Sebelum Memilih Properti

Kumala Iman Dina

Hampir semua media cetak pada akhir pekan lalu memuat iklan tentang penjualan dan penyewaan properti hunian, baik rumah maupun apartemen. Pengembang bisnis properti berlomba-lomba menarik konsumen dengan berbagai cara, mulai dari bermain kata-kata pada iklannya hingga menggelar berbagai acara meriah di lokasi tertentu.

Promosi memang terus dilakukan. Bahkan, sewaktu banjir terjadi pada awal 2007, iklan properti berubah dengan janji-janji "permukiman bebas banjir" lewat berbagai media promosi, mulai dari selebaran, brosur, spanduk, hingga iklan di media elektronik.

Padahal, konsep iklan sebelumnya adalah menjual reputasi pengembangnya, kemewahan desain bangunan, fasilitas umum, keadaan lingkungan, keamanan, fasilitas kredit, sampai harga yang terjangkau. Belakangan, setelah banjir, konsep lama itu tak terlalu penting lagi.

Banjir bagi para pengembang bisnis properti jelas suatu hantaman, sekaligus tantangan untuk memperbaiki strategi promosi pemasaran dan segala infrastruktur yang ada, demi mendapatkan kepercayaan dan kepuasan konsumennya.

Lalu, bagaimana dari sisi konsumen properti? Sebelum memutuskan menyewa atau membeli suatu properti yang menjadi hunian impian, ada baiknya konsumen tidak cepat larut oleh janji-janji yang diberikan pengembang.

Teliti dan cermati dahulu apa yang menjadi kebutuhan dan kemampuan finansial. Selain itu, tentu urusan force majeure mulai sekarang harus dijadikan pertimbangan penting dalam memilih properti hunian masa depan. Mengingat banjir tidak hanya datang lima tahunan seperti yang diprediksi, tetapi sudah mengunjungi kita tanpa mengenal waktu.

Dari sisi kebutuhan, misalnya, para lajang dan pasangan muda yang memiliki tingkat mobilitas tinggi biasanya lebih memilih sebuah hunian di tengah kota yang mempunyai fasilitas cukup nyaman dan suasana aman. Kelompok ini menjadikan apartemen sebagai pilihan yang pas.

Pergi pagi dan pulang malam merupakan aktivitas keseharian para pekerja muda. Kebanyakan dari mereka memerlukan waktu singkat, akses yang cepat dan aman untuk menunjang aktivitas. Karena itu, tak heran jika faktor lokasi hunian menjadi pertimbangan utama.

Lingkungan segar

Pipit Mariana, seorang ibu satu anak sekaligus karyawan swasta di Jakarta Selatan contohnya. Perempuan ini mengaku selalu punya keinginan untuk memiliki rumah. Namun, dengan lalu lintas Jakarta yang selalu macet, membeli apartemen di tengah kota jadi pilihan. Dia mengaku tidak akan punya waktu untuk keluarga kalau tinggal terlalu jauh dari tempat kerja.

Lain lagi dengan pendapat Yuyun Indradi, seorang aktivis lingkungan yang lebih memilih rumah hunian di kawasan Bogor, Jawa Barat. Alasan dia, tingkat hunian yang padat dan polusi udara yang tinggi bisa membuat mood kerja seseorang menurun dan stres meningkat.

Oleh karena itu, Yuyun berpendapat, ruang hijau, keasrian, dan kesegaran lingkungan yang alami lebih menjadi faktor utama dalam memilih tempat hunian sebagai investasi bagi kesehatan. Dia mengibaratkan memilih hunian di tempat yang asri sebagai keputusan "menyelam sambil minum air". Selain bisa memiliki rumah sendiri jika cicilannya kelar, tubuh juga akan tetap sehat saat tua nanti.

Ia menerangkan bahwa dengan fasilitas kendaraan umum yang lumayan, seperti kereta api dan akses jalan tol yang cukup lancar, tak membuat mobilitas aktivitasnya terhambat. Jadi, tidak ada alasan baginya untuk melirik apartemen tengah kota yang kini telah banyak menambahkan fasilitas ruang hijau buatan untuk menarik minat beli konsumen.

Hanya saja, lokasi tempat tinggal di tengah kota masih menjadi pilihan utama bagi sebagian orang, termasuk Pipit. Selain dapat menghemat waktu dan tenaga, dia pun dapat menabung untuk membeli rumah idamannya kelak. Walau mengutamakan lokasi hunian tengah kota, sebenarnya apartemen bukanlah menjadi pilihan utama.

Sebuah rumah, meskipun berhalaman kecil, jauh lebih bagus untuk perkembangan psikologis seorang anak dibandingkan dengan apartemen mewah yang dibatasi dinding-dinding tembok.

Kocek dan kebutuhan

Melihat pertimbangan Pipit, boleh disimpulkan bahwa luas ukuran sebuah hunian di pinggiran kota bukan jaminan kaum muda menjatuhkan pilihan mereka. Mereka akan lebih memilih menyewa atau membeli sebuah rumah atau apartemen/kondominium berukuran studio yang terletak di tengah kota dengan harga sesuai kocek dan kebutuhan.

Terlebih sekarang ini bisnis properti hunian bukan saja mainan para pengembang properti grup besar. Sudah banyak alternatif hunian yang ditawarkan para pebisnis baru, bahkan individual. Bangunan baru di atas tanah tak terlalu luas dan bermodel ala apartemen banyak didirikan di beberapa lokasi strategis kota.

Ruang kamar yang difasilitasi mirip dengan sebuah apartemen ditawarkan dengan harga sewa yang jauh lebih murah dibandingkan apartemen sungguhan. Konsumen yang banyak meminati tawaran ini adalah para karyawan kelas menengah maupun mahasiswa. Hunian seperti ini disebut in-dekost.

Bagi konsumen sendiri, hal ini sangat menyenangkan dan menjadi alternatif yang lain. Tinggal pilih yang mana. Mengutamakan fungsi dan fasilitas yang diterima, prestise (gengsi), atau gabungan keduanya yang tentu saja harus sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Justru di sinilah timbul persaingan pasar yang membuat bisnis properti hunian menjadi semarak.

Ingin memiliki hak kepemilikan properti dalam batas waktu tertentu dengan cara menyewa atau memiliki hak penuh atas kepemilikan rumah/apartemen tersebut. Tentu saja sekarang telah banyak pilihan. Jangan sampai kita berinvestasi dengan cara yang salah. Lihat dan cermati kemampuan dan kebutuhan sekarang serta di masa mendatang.

Banyak konsumen properti yang sering salah berinvestasi. Mereka hanya latah membeli hunian tanpa mencermati kebutuhan dan berprediksi (forecasting) ke depan.

Suatu investasi yang telah dikeluarkan sekarang belum tentu menguntungkan jika properti yang dibeli tidak dihuni. Biaya perawatan yang harus dikeluarkan dapat menjadi beban tambahan bagi sang konsumen. Belum lagi penyusutan nilai buku dan ausnya bangunan.

Karena itu, kembalikan lagi pada tujuan utama dan kebutuhan kita sebagai konsumen. Ingat, apa tujuan awal memilih sebuah tempat tinggal hunian.

Untuk berinvestasikah atau hanya untuk dinikmati masa sekarang dalam jangka pendek? Toh, fasilitas perbankan sudah banyak yang mendukung kemudahan kredit untuk mewujudkan impian memiliki rumah melalui sistem kredit lunak atau kredit pemilikan rumah/apartemen).

Kumala Iman Dina Pemerhati Properti. Kompas
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Bisnis Properti Bukan Sekadar Membangun Gedung Arsitektur

Bisnis Properti Bukan Sekadar Membangun Gedung Arsitektur

Pusat-pusat kota yang berkembang menjadi pusat perdagangan dan jasa menjadi sasaran para pengembang yang hendak membangun pusat perbelanjaan, perkantoran, apartemen, dan hotel. Namun perlu diingat, bisnis properti bukan sekadar membangun gedung berarsitektur dan berinterior indah untuk menarik konsumen.

Maraknya pembangunan properti dapat dilihat dari pembangunan pusat perbelanjaan mewah bagi kalangan atas di Jakarta yang sebelumnya terpusat di kawasan segitiga emas, yaitu Plaza Indonesia (PI) dan Plaza Senayan (PS). Sekarang, kawasan perbelanjaan mewah di Senayan telah melebar ke seberang PS dengan kehadiran Senayan City (Senci) yang berdiri megah pada 2006.

Begitu juga dengan sisi selatan PI. Pusat perbelanjaan mewah hadir dengan tajuk Grand Indonesia (Grando), luas dan jumlah lantainya jauh lebih besar dari PI beserta EX-nya.

Kawasan perumahan masyarakat menengah dan atas tidak mau ketinggalan mengikuti perkembangan. Perumahan- perumahan seperti itu melengkapi diri dengan pusat perbelanjaan, misal Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan Kelapa Gading Mal 1-3 (KGM) serta Mal Artha Gading. Tak mau kalah, perumahan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan, yang sukses mengembangkan konsep mal pertama di Indonesia telah membangun Pondok Indah Mal 2.

Setelah itu, akan menyusul Pacific Place di Sudirman Central Business District (SCBD) pada 2008 dan Kemang Village oleh Lippo Group. Lippo yang sebelumnya banyak membangun plaza kombinasi dengan trade center akan memosisikan Kemang Village sebagai pusat perbelanjaan mewah yang dilengkapi dengan apartemen, rumah sakit, dan sekolah dalam satu kompleks. Selain itu, ada juga rencana pembangunan superblok Gandaria City dan superblok Casablanca City oleh Pakuwon Group pada tahun 2010.

Sejuta meter persegi

Jika pusat perbelanjaan mewah yang terkonsentrasi di kawasan segitiga emas dan permukiman mewah telah selesai dibangun, Jakarta sebagai kota metropolitan pada 2010 akan mempunyai mal dan plaza yang menyediakan tempat usaha seluas 1 juta meter persegi.

Jumlah itu belum termasuk pusat perbelanjaan untuk masyarakat menengah-atas yang sudah berdiri sebelum tahun 2000, seperti Mal Ciputra, Blok M Plaza, Mal Taman Anggrek, Mal Puri Indah, dan Mega Mal Pluit. Arena bisnis perdagangan itu semakin luas jika menghitung pusat perbelanjaan bagi kalangan menengah seperti Mal Artha Gading, Summarecon Mal Serpong (SMS), dan yang sedang dalam proses pembangunan, seperti CBD Pluit, Emporium Pluit, dan Mall of Indonesia. Di seluruh Jabotabek, total tempat usaha yang ada luasnya akan lebih dari 3 juta meter persegi.

Sejak krisis ekonomi berakhir awal 2000, pembangunan yang banyak diminati oleh pengembang dan pembeli properti adalah kios strata title di trade center yang sebelumnya hanya dikenal di kawasan Mangga Dua, Jakarta Barat, dengan ITC dan Pasar Pagi serta Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat. Kawasan tersebut luas totalnya tidak sampai 250.000 meter persegi dan jumlah pedagang tidak lebih dari 25.000 orang.

Namun, sejak 2000, telah tumbuh trade center di luar Mangga Dua dan Tanah Abang, antara lain Kelapa Gading Trade Center, Pusat Grosir Cililitan, Bekasi Trade Center, Jakarta City Center, Mangga Dua Square, dan ITC Depok. Luasnya mencapai lebih dari 1 juta meter persegi dengan jumlah kios lebih dari 50.000 unit.

Apartemen berkembang

Pembangunan permukiman yang lebih terpusat di luar Jakarta serta pembangunan pusat perdagangan dan jasa di kawasan segitiga emas dan permukiman mewah di dalam wilayah kota mendorong pertumbuhan apartemen. Waktu tempuh ke tempat kerja yang relatif lama dan melelahkan memaksa pekerja mencari alternatif perumahan yang lebih dekat dengan tempat kerja.

Kondisi ini membuat pembangunan apartemen yang sebelumnya tidak terjangkau oleh masyarakat menengah banyak diburu. Para pembeli yang belum memiliki rumah akhirnya memilih tinggal di apartemen. Investor juga banyak membeli apartemen untuk disewakan kepada pendatang ataupun dijual kembali untuk mendapatkan capital gain yang jauh lebih tinggi dari deposito.

Jumlah gedung dan unit apartemen yang dibangun sejak 2000 jauh lebih banyak dari sebelumnya. Meskipun meningkat, semua pasokan disambut hangat oleh masyarakat.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, jumlah kredit yang disalurkan naik sebesar 16 persen, sedangkan kenaikan kredit properti mencapai 24 persen dengan posisi per april 2007 sebesar Rp 124,2 triliun. Komposisinya terdiri atas kredit konstruksi Rp 28,6 triliun, real estat Rp 16,5 triliun, KPR dan KPA Rp 79,19 triliun. Posisi kredit properti pada periode yang sama 2006 sebesar Rp 100,41 triliun (Kompas, Rabu, 1/8).

Data memang tidak menyebutkan komposisi antara KPR dan KPA, tetapi dapat disimpulkan adanya kenaikan kredit properti sebesar Rp 23,79 triliun selama satu tahun. Jika dianggap sama besar, kredit untuk KPR dan KPA mencapai 63,76 persen atau sebesar Rp 15,168 triliun.

Apabila diasumsikan setiap pembeli rumah, ruko, atau apartemen mendapat dana kredit Rp 500 juta per unit, berarti telah terjual kurang lebih 30.000 unit pada periode tersebut. Jika kredit pembelian Rp 250 juta per unit, yang telah terjual 60.000 unit.

Dengan total total kredit KPR dan KPA yang Rp 79,19 triliun, berarti telah disalurkan untuk kurang lebih 160.000 unit dengan kredit Rp 500 juta per unit atau kurang lebih 320.000 unit dengan kredit Rp 250 juta.

Jumlah properti yang dibangun dan jumlah kredit yang cair menunjukkan, besarnya aliran kredit dapat diimbangi dengan keberhasilan menjual properti. Oleh karena itu, kekhawatiran akan terjadi kredit macet di pihak pengembang real estat tidak perlu dicemaskan. Pasalnya, pembangunan perumahan vertikal dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan penjualannya.

Sedangkan bagi pihak pengembang apartemen dan trade center lebih banyak menjual saat pembangunan gedung berlangsung dengan memanfaatkan dana pembeli melalui pembayaran secara cash bertahap dan kredit jangka panjang melalui kredit KPR/KPA.

Memberikan keuntungan

Namun yang perlu diperhatikan oleh pengembang, tugas mereka "bukan" hanya sekadar menyelesaikan pembangunan sampai diserahterimakan kepada para pembeli atau penyewa, melainkan bagaimana agar gedung yang dibangun dalam waktu tahunan serta biaya ratusan miliar menguntungkan pembeli dengan naiknya harga di pasar sekunder atau ramainya pusat perbelanjaan oleh pengunjung.

Pembangunan gedung di bisnis properti bukan sekadar membangun gedung "monumen" yang hanya dinikmati secara fisik saja, tetapi juga bermanfaat bagi pemakainya. Dampak positif juga harus dirasakan masyarakat sekitar, seperti warga dapat berbelanja dengan lebih nyaman dan aman atau pengelola apartemen membuka kesempatan kerja bagi warga sekitar dan menyediakan ruang hijau yang lebih indah bagi lingkungan.

Jangan sampai pembangunan di bisnis properti justru memberi dampak lingkungan yang negatif bagi warga sekitar, seperti jalan macet, berkumpulnya kaki lima dan ojek, serta bertumpuknya sampah dan air kotor. Pembangunan di sektor itu juga tidak boleh hanya membentuk gedung mewah yang sepi penyewa atau pengunjung sehingga menjadi monumen yang menciptakan rasa angker.

Marilah membangun dengan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Suwito Santoso Prolease Konsultan. Kompas
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Tren Properti Indonesia 2007

Cermati Fenomena Pembangunan Superblok

Abun Sanda

Trend yang tengah berkembang pesat di DKI Jakarta dan Surabaya ialah pembangunan superblok. Para pengembang besar berusaha keras membangun kawasan bisnis-hunian terpadu itu. Kalau perlu, mengerahkan seluruh energi yang mereka miliki.

Sikap keras ini dilatarbelakangi kecenderungan meraih prestise, yang tanpa disadari merasuk ke benak para pemain besar properti. Sejumlah pengembang baru merasa pas berada di panggung prestise kompetisi bisnis properti apabila sudah membangun proyek superblok dan bukan ruko, seperti yang suka dikerjakan pengembang yang ingin cepat kaya.

Bisa dipahami kalau para pengembang berlomba naik ke pentas superblok. Isu yang paling keras bertiup selama empat tahun terakhir ini adalah ajakan agar warga kembali ke kota. Penduduk yang bekerja di DKI Jakarta digugah pelbagai kalangan untuk berdiam di jantung kota, tidak lagi di kota-kota di luar Jakarta. Atau, kalaupun hendak berdomisili agak ke pinggir, tidak mengapa, tetapi tetap dalam wilayah Ibu Kota.

Inti pesan tersebut, DKI Jakarta makin macet, berisik, polusif, dan muram. Lebih dari dua juta jiwa warga yang berdomisili di pinggiran Jakarta setiap hari mengalir deras masuk Ibu Kota. Mereka naik mobil, sepeda motor, kereta api, bus, ojek, dan sebagainya. Kemacetan luar biasa terjadi di semua akses menuju kota. Seorang warga yang berdomisili di Kemang Pratama, Bekasi, sekadar menyebut contoh, harus menempuh perjalanan setidaknya dua jam untuk tiba di kantornya di kawasan Senayan, Jakarta. Kalau kemacetan mencapai puncaknya, perjalanan sejauh 30 kilometer bisa ditempuh empat sampai lima jam perjalanan meski sudah lewat jalan tol.

Persoalannya bukan pada masalah dua jam atau lima jam. Namun, lebih kepada boros energi, menambah kemacetan, memperburuk kualitas udara kota, dan warga yang berdiam jauh dari lokasi kerja tiba di kantor ketika tubuh sudah letih akibat perjalanan melelahkan. Produktivitas pasti tidak bagus.

Bayangkanlah kalau warga berdomisili di perumahan atau apartemen di dekat kantornya. Ia cukup berjalan kaki ke kantor, pusat belanja, klinik kesehatan, atau ke sekolah, dalam waktu tempuh kurang dari 20 menit. Pilihan ini akhirnya berdampak terhadap penghematan energi, mengurangi kemacetan, tidak memperkeruh udara Ibu Kota.

Pikiran inilah yang sejak empat tahun silam membangkitkan gagasan "kembali ke kota". Warga digugah untuk tinggal di rumah landed house yang lebih kecil (asumsinya rumah di kota lebih mahal daripada di pinggiran), atau malah berdiam di apartemen/kondominium.

Tatkala gagasan itu hanya tinggal gagasan; sebagian warga berkantong tebal tetap enggan berdiam di kota. Jakarta, apa boleh buat, tetap dalam rautnya yang kusut dan lelah. Namun, para penganjur "kembali ke kota" makin kencang berkampanye.

Superblok

Berangkat dari kondisi inilah, para pemain besar properti membangun superblok. Mereka menghimpun dana, kemudian membeli lahan sampai sepuluh hektar untuk merealisasikan mimpi membangun sebuah kawasan utuh. Di kawasan itu, tegak beberapa gedung perkantoran (rata-rata 40 lantai), pusat hunian berbentuk beberapa gedung apartemen 40 lantai (sampai 1.000 kepala keluarga), hotel 40 lantai, pusat perbelanjaan delapan lantai, sekolah bermutu untuk TK sampai SMA, klinik yang diperkuat sejumlah dokter spesialis, ruang terbuka hijau untuk rekreasi, pusat jajan, dan sebagainya.

Bagi para pengembang, gagasan ini bisa jadi peluang bisnis yang baik. Mereka merasa tertantang untuk membuat sesuatu yang megah dan terintegrasi di dalam satu hamparan tanah. Selama ini, mereka sudah sukses dengan bisnis perkantoran, apartemen, perhotelan, pusat perbelanjaan, rumah bandar, dan sebagainya. Mereka ingin keluar dari pakem dan ingin membuat megaproyek yang akan semakin mengibarkan bendera usahanya.

Dalam catatan Kompas, sejumlah pemain properti kini berikhtiar membangun superblok berkelas. Grup Pakuwon, misalnya, membangun superblok di Jakarta Selatan bernama Gandaria City. Proyek beberapa triliun rupiah ini diproyeksikan rampung seluruhnya pada tiga tahun mendatang.

Sebelumnya, Pakuwon sukses membangun superblok dalam bentuk kecil di kawasan Tunjungan, Surabaya. Pakuwon membangun pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza yang fenomenal di Surabaya. Juga apartemen, kondominium, hotel, dan perkantoran. Seandainya Pakuwon membangun pula sekolah, sentra kesehatan, dan infrastruktur lebih baik di sana, ia sudah komplet sebagai superblok kelas satu di Indonesia.

Gandaria City Jakarta diproyeksikan mampu berlaga dengan kawasan superblok lainnya, seperti Plaza Indonesia, Grand Indonesia, kawasan niaga Bakrie di Kuningan, dan dua kawasan elite Jakarta; Mega Kuningan, dan Sudirman Centre Business District (SCBD). Gandaria City juga akan berkompetisi keras dengan dua superblok di Jalan S Parman, yakni mini superblok Taman Anggrek dari Grup Mulia dan superblok Agung Podomoro City dari pemain senior Trihatma Kusuma Haliman. Selain dua superblok di S Parman, kini muncul bakal superblok baru bernama Senayan City.

Superblok baru

Dengan ramainya pembangunan superblok, pada beberapa tahun mendatang DKI Jakarta akan memiliki kawasan lebih terpadu karena antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya bisa direngkuh dengan berjalan kaki selama kurang dari dua puluh menit. Artinya, untuk urusan jalan kaki ini, pengembang harus menyediakan trotoar dan taman yang bagus agar para pejalan kaki tidak kepanasan, tidak pula disergap debu dan hujan.

Secara teoretis, proyek superblok sangat bagus dikembangkan karena akan memperpendek jarak tempuh perjalanan warga, menghemat energi, mengurangi kemacetan dan kebisingan. Akan tetapi, masalah yang muncul sekarang, tidak mudah mendapatkan satu lokasi yang mencapai enam sampai sepuluh hektar di pusat kota dan di dalam satu hamparan. Bisa jadi berkantong tebal, tetapi kalau lokasinya tidak ada, apa yang dapat Anda perbuat?

Menggusur warga merupakan kiat sangat butut. Perlu kecerdasan khusus untuk mendapat lahan tanpa menggusur. Itu bisa dilakukan dengan membeli kawasan permukiman dengan harga sedikit lebih tinggi atau mengubah perkampungan kumuh menjadi kawasan lebih baik.

Masalah lain, superblok biasanya terletak di lokasi seluas enam sampai sepuluh hektar, menelan investasi antara empat triliun rupiah sampai dua belas triliun rupiah. Investasi besar di antaranya untuk membeli tanah, membangun bangunan, dan infrastruktur. Semakin banyak dan tinggi bangunan yang didirikan, semakin besar anggaran yang dibutuhkan. Sekadar gambaran sederhana, tanah di lokasi strategis Jakarta berkisar Rp 10 juta sampai Rp 25 juta per meter persegi. Dan, superblok, selalu dibangun di lokasi strategis.

Adapun biaya pembangunan gedung tinggi cukup besar. "Normalnya" antara sepuluh miliar rupiah sampai lima belas miliar rupiah per lantai, tergantung besaran gedung. Maka, kalau Anda hendak membangun gedung perkantoran 101 lantai seperti di Taipei, Taiwan, kalikan saja (asumsinya, sepuluh miliar rupiah per lantai), Anda akan ketemu angka satu triliun rupiah lebih. Ini baru pembangunan fisik gedung berkualitas bagus. Kalau Anda hendak mendandaninya lagi, anggarannya akan jauh lebih besar dari itu. Catatan lain, ini baru pembangunan satu gedung. Belum termasuk gedung lain, infrastruktur, dan harga tanah.

Apabila superblok disebut sebagai simbol prestise, wajar kalau para pemain properti berupaya keras memilikinya. Perjuangan meraih keinginan itu bukan ringan karena anggarannya amat besar dan mendapatkan lokasi strategis di DKI Jakarta bukan urusan mudah.

"Kami bersyukur kepada Tuhan karena bisa membangun proyek Gandaria City," ujar Melinda Tedja, salah seorang pemilik dan perintis Grup Pakuwon kepada Kompas baru-baru ini.

Menurut Melinda, Pakuwon berusaha keras menangkap tren publik nasional ataupun dunia agar selalu dapat menyodorkan produk berkualitas dan diterima publik. Ia menyebutkan, semua gedung dan fasilitas publik di sana dikerjakan dengan selera yang baik. Ia pun menggunakan pekerja-pekerja profesional agar lahir gedung yang memenuhi harapan publik.

Superblok, sebut Melinda, akan menjadi model di masa depan. Warga modern akan merasakan kenyamanan berdomisili di kawasan terintegrasi. Melinda mengajak masyarakat memanfaatkan superblok itu untuk mengisi hidup yang lebih berwarna.

Infrastruktur

Dalam konteks konsep superblok, dua eksekutif properti di Jakarta, Subianto Satmaka dan AH Marhendra, menyatakan, patut diakui superblok adalah gagasan besar yang pantas didukung. Ini karena superblok menawarkan kenyamanan, memperpendek jarak, transportasi lebih baik, dan menampung aktivitas sampai 100.000 orang.

Akan tetapi, Subianto dan Marhendra menyatakan, para pengembang hendaknya tidak terpukau oleh karakter positif superblok. Sebab, superblok baru disebut ideal kalau disertai pembangunan infrastruktur yang baik. "Jangan sampai terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi proyek. Ini mesti dihindari, caranya dengan membangun fasilitas prima," kata Subianto.

Masalah yang mungkin bisa timbul, sebut Subianto, ialah tidaklah mudah mengajak orang-orang yang berkantor di superblok mendiami kawasan di superblok juga. Sebaliknya, tidak mudah mengajak orang yang menghuni sentra hunian superblok untuk bekerja di kawasan superblok. Ini yang mesti dipahami sebab tidak semua hal dapat terjadi secara otomatis.

Ia menyatakan, memang sebaiknya warga yang bekerja di superblok juga tinggal di kawasan superblok. Namun, itu tidak mudah sebab belum tentu warga mampu membeli. Kalaupun bisa membeli, mereka tidak merasa sreg tinggal di situ. Semua hal bisa terjadi. Oleh karena itu, pengembang perlu memikirkan hal ini secara masak.

Kecuali hal itu, Subianto meminta agar pengembang menciptakan kenyamanan warga, dengan cara memisahkan blok hunian dengan blok usaha. Lalu, blok pemisah itu diisi dengan ruang terbuka hijau. Anak-anak bisa bermain dan warga yang suka kesehatan bisa jogging di sana.

Adapun Marhendra menyatakan, superblok hendaknya tidak hanya menjadi kebijakan pengusaha. Pemerintah yang harus menentukan lokasi tertentu untuk superblok. "Ini agar lokasi superblok menjadi lebih teratur dan terencana," ujar Marhendra.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Pemasok Terbesar Perumahan Baru di Jadebotabek

Bogor dan Depok
Pemasok Terbesar Perumahan Baru di Jadebotabek
Penyebabnya, akses ke perumahan tersebut mudah.

Subsektor perumahan diperkirakan akan terus menggeliat tahun ini karena tingkat kebutuhan masyarakat juga makin meningkat. Para pengamat dan pelaku bisnis properti meyakini, perkembangan subsektor ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Sejumlah asumsi menguatkan keyakinan tersebut. Terutama yang terkait dengan kondisi makro ekonomi yang semakin membaik dan tingkat suku bunga bank yang terus menurun.

Menurut para analisis properti, pada 2006 masyarakat cenderung menahan diri untuk membeli rumah karena daya beli menurun pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir 2005.

Dan, pada 2007, keinginan masyarakat untuk memiliki tempat hunian sendiri akan direalisasikan. Inilah yang ditangkap sebagai peluang oleh para pengembang perumahan.

''Antusiasme masyarakat saat ini memang tinggi. Ini terlihat dari banyaknya pengunjung pada stan kami di pameran perumahan di Jakarta Convention Center, terutama pada Sabtu dan Minggu lalu,'' ujar Marketing Manager Perumahan Permata Depok Regency, M Harrys H, kepada Republika.

Menurut Harrys, kegairahan masyarakat untuk membeli rumah membuat para pengembang bersemangat. Umumnya developer menaruh ekspektasi besar di tahun ini. Salah satunya karena tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) makin turun. Saat ini bunga KPR berkisar 12-13 persen. Kondisi ini akan membuat gairah bisnis properti semakin besar dan akan menguntungkan konsumen.

Depok dan Bogor
Antusiasme masyarakat menjadi salah satu pertimbangan pihaknya untuk membuka cluster baru pada April atau pertengahan tahun ini. Harga satu unit rumah yang ditawarkan sekitar Rp 120 juta - 130 juta.

Karena perumahan dengan kisaran harga di bawah Rp 200 juta yang paling banyak dicari oleh masyarakat saat ini, pihaknya menargetkan kenaikan penjualan hingga 60 persen pada 2007.

''Terus terang, penjualan kami di 2006 anjlok drastis. Ini dialami juga oleh pengembang lain. Karena itu, kami harus menggenjot penjualan pada tahun ini. Paling tidak harus ada kenaikan sekitar 60 persen,'' tegas Harrys.

Menurutnya, Depok dan Bogor masih diminati oleh konsumen karena akses mudah ke daerah tersebut. Karena itu, pengembang perumahan di dua kota ini akan mendapat keuntungan di tahun ini. ''Akses ke Jakarta dari Depok dan Bogor kan mudah. Ada kereta dan juga angkutan umum,'' tuturnya. Cibubur yang sedang berkembang juga diminati.

Sementara itu, dari penelitian yang dilakukan Lembaga Riset dan Konsultan Properti Coldwell Banker Commercial Indonesia, Bogor dan Depok memang menjadi pemasok terbesar perumahan baru di Jadebotabek.

Menurut riset yang dipublikasikan dalam Residential Market Digest edisi Januari - Februari 2007 tersebut, selama periode November hingga Desember 2006, tercatat ada 27 lokasi pengembangan perumahan baru dan 26 lokasi pengembangan cluster baru. Luas areal total perumahan dan cluster baru pada periode tersebut adalah 85,96 hektar dengan total unit sebanyak 4.075.

Berdasarkan lokasi, Bogor menjadi pemasok terbanyak perumahan baru dengan menyumbang 38,09 persen dari total unit rumah baru. ''Depok berada di posisi kedua dengan 20,42 persen. Berikutnya Tangerang sebesar 19,88 persen, Bekasi 11,29 persen dan Jakarta sebesar 10,33 persen,'' ungkap Benjamin M Lamberte dari divisi riset dan konsultansi Coldwell Banker Commercial Indonesia, kepada wartawan.

Sedangkan apabila ditinjau dari sisi segmen pasar, maka rumah menengah mendominasi pasar dengan 2.781 unit (68,25 persen). Sedangkan segmen rumah sederhana berada di posisi kedua dengan jumlah unit 1.053 (25,84 persen). Dan segmen rumah mewah berada di posisi terakhir sejumlah 241 unit (5,91 persen). Tangerang merupakan penyumbang terbanyak untuk segmen rumah mewah dengan 103 unit (42,74 persen).

Untuk rumah menengah, kata Benjamin, pasokan banyak berasal dari Bogor yaitu sebanyak 1.162 unit (41,78 persen). Daerah utama pengembangan untuk segmen ini tersebar dari mulai Cinere, Bintaro, BSD, Serpong, Cibubur, Sentul, dan Depok.

''Jumlah pengembangan perumahan menengah menunjukkan kenaikan yang cukup besar dibandingkan periode sebelumnya. Ini berkat dukungan kemudahan KPR oleh perbankan yang mulai gencar berpromosi seiring dengan menurunnya BI rate,'' jelas Benjamin.

Tren pengembangan
Berdasarkan riset tersebut, tren pengembangan rumah pada saat ini lebih mengarah pada rumah kecil dengan harga di bawah Rp 200 juta. Ini karena mayoritas pembeli rumah saat ini adalah pemakai (end user). Bila sebelumnya mereka menyewa rumah, dengan mulai pulihnya daya beli dan tren suku bunga yang menurun serta gencarnya promosi dari bank dan developer, konsumen mulai memberanikan diri untuk membeli rumah.

Menurut Benjamin, dengan adanya peluang penurunan suku bunga KPR dan kredit konstruksi, maka diperkirakan kredit properti akan tumbuh di atas 15 persen pada tahun ini. Untuk menangkap kondisi positif ini, pemerintah perlu segera mengeluarkan kebijakan yang mendukung program pembangunan perumahan.

''Rencana pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur di Indonesia, terutama di kota-kota besar, diharapkan juga akan membawa dampak positif terhadap perkembangan perumahan. Dengan adanya dukungan infrastruktur yang memadai, pembukaan suatu wilayah baru untuk pemukiman akan berjalan lebih lancar,'' papar Benjamin. Menurutnya, fasilitas infrastuktur yang sangat dibutuhkan adalah jalan dan suplai listrik dari PLN.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Rumah Minimalis ala Indonesia

TREN arsitektur di Sulsel saat ini cenderung melirik kembali gaya rumah minimalis. Bahkan lebih spesifik, minimalis ala Indonesia. Rumah Minimalis ala Indonesia
Bagaimana model minimalis ala Indonesia? Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia Sulsel, Ir Muaz Yahya mengungkapkan, gaya minimalis Indonesia itu cenderung bergaya tropis, tetapi tetap mempertahankan gaya minimalis.

Gaya minimalis dapat dipetakan dalam dua kelompok, yakni gaya minimalis yang diusung masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan masyarakat ekonomi ke atas.

Ekonomi ke bawah, kata Muaz, memilih rumah dengan gaya minimalis dengan tujuan penghematan pada faktor biaya, dengan menonjolkan clean arsitektur tanpa ornamen-ornamen yang menambah pembengkakan biaya.

Sedangkan masyarakat menengah ke atas, desain minimalis tetap mengusung clean arsitektur dengan tetap membatasi ornamen-ornamen. Hanya saja, rumah minimalis kalangan menengah ke atas lebih mengutamakan kualitas. "Jadi walaupun terlihat sederhana, namun tinggi biayanya," katanya.

Menurut Muaz, kecenderungan dunia properti saat ini, akan lebih diutamakan pada gaya minimalis. Alasannya, nilai praktis dan sederhana yang ditawarkan gaya minimalis mendapat perhatian cukup tinggi, di tengah merangkaknya bahan baku bangunan saat ini.

Adopsi dari Eropa

RUMAH dengan gaya minimalis pada dasarnya berasal dari Eropa yang diadopsi masuk ke Indonesia. Hanya, gaya minimalis Eropa, lebih berbentuk kubus, tanpa menggunakan atap. Ia juga simple dan praktis tanpa sekat-sekat.

Awalnya, menurut Muaz, kalangan arsitektur melihat gaya tersebut di tengah krisis moneter melanda Indonesia. Kalangan arsitek kemudian mensiasatinya agar kebutuhan perumahaan tetap terpenuhi.

Alhasil, gaya minimalis di usung ke Indonesia, dengan menambah sedikit gaya Tropis. "Karena kita gaya Tropis, maka rumah minimalis di Indonesia, tetap berbentuk kubus tapi ditambah atap segitiga di atasnya yang berfungsi sebagai arus aliran hujan," kata Muaz.

Rumah minimalis akhirnya menjadi tren dan diminati semua kalangan. Bahkan justru secara tidak sengaja menjadi tren. Maklum, rumah bergaya minimalis lebih mudah perawatannya dan praktis untuk dibersihkan.

Minimalis Lebih Multifungsi

KONSEP rumah minimalis lebih multifungsi. Desain rumah minimalis lebih pada rumah tanpa sekat. Sehingga, suatu ruangan dapat dengan mudah untuk difungsikan berdasarkan selera pemiliknya.
Rumah minimalis sudah meninggalkan ornamen-ornamen karena cenderung mahal dan merepotkan. Karena pada dasarnya konsep minimalis lebih menawarkan kenyamanan, dan praktis dalam perawatannya.
Menurut Muaz, saat ini tidak hanya rumah yang ideal bergaya minimalis, kantorpun sangat memungkinan untuk bergaya minimalis. Sebab gaya minimalis, lanjut Muaz, dapat didesain pada rumah atau ruangan dengan tipe apa saja.
"Minimalis itu cocok untuk semua tipe rumah," katanya.
Di Makassar, konsep rumah minimalis cukup banyak ditemukan. Seperti yang dikembangkan di kawasan Panakkukang sebagai konsep town house.
Perkembangan tersebut, kata Muaz, mengisyaratkan apresiasi arsitektur Sulsel yang tinggi terhadap tren rumah.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Bersantai di Lantai Atas

Jika anda mempunyai ruang lebih di lantai atas, jangan dibiarkan kosong dan tidak berfungsi. Anda dapat melirik salah satu cara untuk memanfaatkannya secara optimal.

Buatlah teras rumah di lantai atas (balkon), selain dapat mengakomodir kebutuhan ruang yang berhubungan langsung dengan alam, teras atas juga bisa menjadi tempat sangat pribadi bagi pemilik yang ingin menikmati suasana sore hari tanpa ada gangguan dari tetangga atau pun orang yang lalu lalang di depan rumah.

Teras di lantai atas bisa terletak di depan atau di bagian belakang tergantung keinginan dan arsitektur rumah. Bila memungkinkan, teras atas yang terletak di belakang rumah akan lebih baik untuk menjaga privacy pemiliknya, Namun jika harus terletak di depan rumah pun, tak jadi masalah asalkan pemilik kreatif membuat suasana teras atas menjadi asri.

Idealnya, kata konsultan rumah, Taka Wong, teras di lantai atas memiliki tempat duduk meja kecil dan pagar pembatas yang disesuaikan dengan arsitektur rumah.

Teras yang terletak di depan misalnya, di bagian samping bisa ditanami tumbuhan peneduh yang merambat. Ini dapat digunakan untuk meminimalisir matahari yang masuk secara langsung. Jika pemilik ingin nuansa alam di terasnya, gunakan papan kayu yang panjangnya sekitar 1,5 meter dan lebar 20 sentimeter yang padat dan bertekstur lembut. Sekelilingnya padat ditanami bunga-bunga kecil dan berdaun banyak dan juga palem yang tahan sinar matahari langsung. Disarankan tanaman di teras atas menggunakan pot, sehingga mudah dirawat dan dapat dipindahkan terlebih dahulu ketika hendak disiram.

Sementara untuk kursi, dapat dipilih kursi kayu yang memiliki sandaran sedikit melengkung, sehingga orang yang duduk dapat sedikit santai. Meja bundar kayu, dikelilingi empat kursi yang cukup untuk satu keluarga.

Yang terpenting dari teras di lantai atas adalah struktur atap di atasnya. Disarankan jika terasnya memiliki ukuran yang sempit maka atap harus menutupi semua ruang teras di bawahnya. Ini berguna agar pemilik masih bisa menikmati suasana teras meskipun hujan turun. Sementara jika terasnya luas, maka atapnya bisa hanya setengah dari teras tersebut. Dengan begitu pemilik dapat menikmati suasananya di saat hari cerah maupun hujan.

Bahan atapnya pun bervariasi sesuai keinginan pemilik, bisa menggunakan fiber atau genting. Fiber yang transparan bisa membuat teras di bawahnya menjadi terang, sementara genting bisa membuat teduh. Fiber juga bisa menjadi teduh jika pada teras itu terdapat tanaman merambat yang bisa tumbuh di bawah fiber. Dengan begitu ada kesan alami dari masuknya matahari yang tertangkap dahulu oleh tanaman.

Jika atap teras menggunakan kayu, Taka menyarankan agar bentuk kuda-kuda atap berbentuk kerucut dan sedikit landai. Ini berguna untuk menahan air hujan yang turun tidak jatuh secara frontal, dan tidak membasahi pinggiran teras.

Jika melihat kecenderungan rumah diperkotaan, teras lantai atas yang sempit sering digunakan untuk ruang menjemur pakaian dan tidak dimanfaatkan secara optimal. Bahkan terkadang teras dilindungi pagar besi yang rapat, hingga berkesan seperti rumah penjara. Untuk itu mulai sekarang cobalah merubah teras yang terabaikan di rumah Anda menjadi ruang pribadi untuk keluarga berkumpul. Meski hanya diisi oleh dua pot bunga dan dua kursi, itu cukup untuk bersantai dan melepas lelah sehabis bekerja, atau mengo-brol santai dengan keluarga. batubata.com
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Generasi Kedua Pebisnis Properti Makin Berkilau

Generasi Kedua Pebisnis Properti Makin Berkilau

Munculnya para pemain properti berkapital besar dalam tujuh tahun terakhir membuat peta kekuatan bisnis properti di Indonesia lebih melebar. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu bahwa para pemain besar tersebut sebagian di antaranya adalah generasi kedua.

Beberapa di antara mereka berusia 50 tahun-52 tahun. Lalu sebagian besar di antaranya berusia 25 tahun-40 tahun. Ciri khas mereka adalah kurang menyukai panggung, hemat bicara, irit anggaran, tetapi sangat agresif dalam berbisnis. Mereka mempunyai jaringan amat luas di dalam dan luar negeri. Dalam usia belia, mereka rata-rata mempunyai hubungan istimewa dengan para pengambil keputusan di kalangan pemerintah dan korporasi besar. Sebagian di antara mereka sangat dipercaya pengelola bank sehingga kredit dalam jumlah triliunan rupiah bisa keluar tanpa proses panjang.

Hemat kata, ciri sebagian di antara orang-orang muda itu ialah smart dalam berbisnis, tidak suka berpolitik, mempunyai jaringan luas, dan hidup sederhana. Kesederhanaan mereka kerap memunculkan kesan kurang asyik.

Apabila dipetakan, generasi kedua tersebut masing-masing mempunyai kekuatan berbeda. Ada yang jago dalam hal jaringan dan utak-atik finansial, ada yang jenius mencari lokasi dan mengegolkan proyeknya. Ada juga yang cerdas memilih tema proyek, mampu merangkum segenap gagasan besar dan menelurkannya dalam bentuk megaproyek.

Dalam konteks tersebut, menjadi tidak proporsional kalau menyebut pemain A yang kini yang terbesar di antara pemain besar, pemain B urutan kedua, pemain C urutan ketiga, dan pemain D, E, dan F hanyalah kelas menengah. Pasalnya, masing-masing mempunyai keunggulan sendiri. Parameter "besar, sedang, dan menengah" pun belumlah jelas. Kalau dalam tulisan ini ada yang disebut pertama, kedua, ketiga, hal itu untuk memudahkan saja.

Pemain besar properti yang masuk dalam lingkup generasi kedua properti Indonesia di antaranya adalah Eiffle Tedja, Nirwan Dermawan Bakrie, Trihatma Kusuma Haliman, James Tjahaja Riady, Rudy Margono, Ronald Kusumaputera, Hardiman Teja, Muchtar Widjaja, Harun Hajadi, Rina Ciputra-Budiarsa Sastrawinata, Priyamanaya, dan Suhendro.

Eiffle Tedja (30), putra sulung pasangan Alexander dan Melinda Tedja, adalah pemilik beberapa megaproyek di Surabaya dan Jakarta. Proyek yang dikemas Eiffle dan orangtuanya dengan bendera Grup Pakuwon, antara lain, adalah superblok Tunjungan Plaza, superblok Pakuwon Surabaya Barat, perumahan dan apartemen skala besar, Blok M Plaza, dan Gandaria City.

Parameter bahwa Eiffle diharapkan orangtuanya memegang tongkat estafet kepemimpinan Pakuwon adalah kehadirannya di semua proyek besar Pakuwon, peran besar dia di korporasi, dan putusan-putusan yang diambilnya. Para staf grup juga suka kepada Eiffle karena anak muda yang belum lama ini menikah itu selalu ramah, bersahaja, dan banyak gagasan.

"Ah, saya masih anak kemarin, belum layak menjadi eksekutif properti," begitu ia biasa menjawab kalau diajak wartawan berbicara. Eiffle, juga saudara perempuannya yang menjadi eksekutif utama Pakuwon, Irene Tedja, mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Anak muda yang pernah bekerja di Hongkong selama empat tahun ini menguasai empat bahasa asing.

Trihatma Haliman (51) kini menjadi pemain properti yang amat kuat. Analis properti Panangian Simanungkalit menyebut Trihatma sebagai begawan baru properti Indonesia. "Proyeknya di Jakarta ada di semua wilayah dan semua dalam skala raksasa. Kalau bicara kapitalisasi, bisa dikatakan Trihatma yang paling besar di antara pemain besar," ujar Panangian.

Trihatma, putra almarhum Anton Haliman, adalah pekerja keras yang amat disiplin. Ia hemat bicara, tepat waktu, dan selalu melihat orang lain dalam perspektif positif. Ia pun sangat agresif dalam berbisnis. Agresivitasnya ini diimbangi sikap cermat, hati-hati, kritis, dan manusiawi. Ia selalu menyatakan, "Ada waktunya mencari uang, ada waktunya beribadah dan berbagi dengan sesama." Prinsip ini yang membuat ia dihormati kawan ataupun saingan bisnisnya.

Proyek Trihatma, di bawah bendera Agung Podomoro, di antaranya adalah Thamrin Residences, sejumlah apartemen/perumahan berlogo Mediterania, The Peak, Central Park, Tanjung Duren, Permata Hijau, dan Kelapa Gading. Hal yang mengejutkan, para eksekutif papan atas Trihatma adalah anak-anak muda enerjik di bawah usia 40 tahun.

Pemain besar lain dari generasi kedua adalah James Riady (52). James, putra Muchtar Riady, mengemudikan banyak bisnis raksasa di bawah bendera Grup Lippo. Ia, antara lain, menangani Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, Kemang Village Jakarta, Tanjung Bunga Makassar, serta sejumlah lembaga pendidikan dan keuangan. Namun, James yang ditemui baru-baru ini menyatakan, ia kini mencoba berjarak dengan semua proyeknya. Ia berhubungan langsung dengan para eksekutifnya dan dari pertemuan itu ia dapat menyampaikan gagasan, apresiasi, atau koreksi atas kinerja.

Tema besar James dalam mengemas proyeknya ialah ramah lingkungan, kemajuan gaya arsitektur, tata letak, desain interior, dan mutu bangunan. James selalu bermain dalam proyek berskala besar.

Pemain besar lain ialah Harun Hayadi. Menantu Ciputra ini di antaranya mengemas proyek ribuan hektar di Citra Raya Surabaya dan beberapa proyek raksasa lainnya di Jakarta serta kota-kota di sekitar Jakarta. Harun, seperti James, Eiffle, dan Trihatma selalu muncul dalam penampilan sederhana. Ia dikenal dekat dengan karyawannya, bisa melakukan olah gagasan dengan para karyawannya secara serius dan rileks. Suasana ini bisa tercipta karena Harun terbuka dan transparan dengan stafnya.

Dalam percakapan dengan Kompas, Harun berulang kali menegaskan bahwa aset utama perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM) yang kuat. Kalau SDM tangguh, mereka semua bisa diajak menghasilkan produk bermutu. "Diajak kerja keras juga oke. Tentu perusahaan harus memberi apresiasi kepada orang- orang yang berkualitas dan bekerja dengan komitmen kuat," kata Harun pekan lalu.

Hal yang menarik disimak, rata-rata eksekutif puncak berusia di bawah 40 tahun. Mereka rata-rata masuk pagi, pulang tengah malam. "Tidak saya minta demikian, mereka sendiri yang suka bekerja keras seperti itu," ujarnya. Kompas
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Gaya Eksekutif Muda

Evelina Setiawan (35) kesal. Baru pulang dari kantor, dia sudah mendapat pengaduan dari mertuanya kalau jemuran kotor lagi. Ini sudah yang kesekian kalinya, pakaian yang sedang dijemur di teras kotor lagi, gara-gara tetangga yang tinggal di atas membuang air sembarangan.

”Rupanya pembantu di atas punya kebiasaan menyiram teras rumah agar debu tidak beterbangan. Kalau tinggal di rumah yang menempel di tanah, ya tidak masalah. Tetapi ini di apartemen. Kalau dia ciprat-ciprat air di teras, kami yang di bawah juga kebasahan,” sungut Evelina yang tinggal di Apartemen Kedoya Elok, Jakarta Barat.

Ha-ha-ha, inilah cerita masyarakat kita tinggal di apartemen. Ada tetangga menggoreng terasi atau ikan asin. ”Usus melintir, kepala pusing. Apalagi kalau ada yang meramu obat china. Baunya makin tidak karuan,” cerita Evelina tentang pengalamannya tinggal di apartemen.

Lain lagi dengan Anastasia Bintang (35), seorang eksekutif muda di bidang periklanan. Walau pernah diganggu tikus yang masuk lewat saluran air, Bintang sangat menikmati tinggal di Apartemen Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan. Saking senangnya, kalau sudah bosan dengan unit apartemennya yang lama, dia pindah ke menara lain karena Apartemen Taman Rasuna memiliki 15 menara.

Selama empat tahun belakangan, Bintang sudah tiga kali pindah menara. Padahal, pindah menara cukup sulit walau letaknya masih satu kompleks. Bintang harus berjuang sendiri mengangkut barang-barangnya karena tidak ada yang membantu.

Bintang juga harus menyewa mobil untuk memindahkan barang ke pintu masuk menara yang lain. ”Sewa mobilnya saja Rp 200.000, padahal cuma menyusuri basement doang,” tutur Bintang.

Setelah sampai di tower yang dituju, perjuangan belum selesai. Bintang harus mengangkat sendiri barang-barangnya naik ke atas lantai apartemennya. Karena berat, Bintang menggunakan troli untuk membawa barangnya masuk ke lift. Menurut Bintang, troli bekas hypermarket yang sudah tutup itu bahkan sampai disewa-sewakan.

Sangat berbeda

* Tinggal di apartemen memang sangat berbeda dengan tinggal di rumah konvensional, rumah yang menempel di tanah.

Banyak aturan atau kebiasaan yang bisa dilakukan di rumah tidak bisa dipraktikkan di apartemen. Begitu juga sebaliknya.

Biar begitu, buat warga kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, tinggal di apartemen mulai menjadi hal yang lumrah.

Apartemen menjadi pilihan bagi warga Ibu Kota karena bisa menjawab masalah jarak dan kemacetan lalu lintas. Warga Ibu Kota tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam di jalan raya untuk pulang ke rumah.

”Bandingkan saja waktu yang harus dia tempuh jika dia bekerja di Sudirman, sementara rumahnya di Bekasi atau di Tangerang. Jika dia tinggal di apartemen, tidak sampai satu jam dia sudah kumpul keluarga. Kelebihan ini juga yang membuat second market dari apartemen tetap tinggi,” kata David, seorang agen properti dari Era.

Selain itu, apartemen juga memberikan privasi bagi penghuninya karena kemungkinan untuk digosipkan tetangga sangat kecil. ”Kapan mau ngegosip. Ketemu saja enggak pernah. Paling-paling saya ketemu dengan tetangga di lift atau saat menunggu mobil di lobi. Itu pun saya tidak tahu, dia itu penyewa atau pemilik apartemen,” kata Evelina.

Soal fasilitas kolam renang atau pusat kebugaran, Evelina mengaku tidak pernah memanfaatkannya. ”Begitulah konsumen kita. Mereka hanya mau membeli apartemen yang fasilitasnya lengkap. Tetapi setelah ada, mereka tidak memanfaatkannya karena terlalu sibuk. Paling-paling yang memanfaatkan tidak sampai 10 persen jumlah penghuni, itu pun sebagian besar anak-anak dan pembantu,” ucap dia.

Walau harga apartemen sangat tidak murah, kelebihan apartemen pada lokasi dan fasilitas membuat pembeli seolah tidak peduli pada harga. Tengok saja harga apartemen Airlangga yang mematok harga 1.818 dollar AS per meter persegi ketika pertama kali dirilis (Kompas, 16/10/2003). Apartemen Dharmawangsa membuka harga 2.700 dollar AS per meter persegi. Bahkan, Apartemen Da Vinci yang terletak di Jalan Sudirman melepas apartemennya dengan harga minimal Rp 22 miliar, sudah lengkap dengan furnitur. Semua apartemen itu laku keras.

Hebatnya, biar harga apartemen selangit, banyak konsumen yang membeli tidak cukup hanya satu unit. Evelina yang juga menjabat Marketing General Manager Kelapa Gading Square mengatakan, ada klien yang memborong semua unit yang ada di satu lantai. Dengan membeli semua unit yang ada di lantai itu, mereka mendapatkan kelegaan dan privasi sendiri.

”Di sini jelas terlihat bahwa masyarakat kita tidak terbiasa tinggal di tempat yang sempit. Mereka ingin tinggal di tengah kota, tetapi juga ingin mendapatkan ruang yang luas. Ini sebenarnya bertentangan dengan konsep apartemen,” jelas Evelina yang juga seorang arsitek.

Konsep apartemen

* Apartemen sebenarnya unit tempat tinggal yang cocok untuk para eksekutif muda, yang bekerja dari pagi hingga malam hari, sehingga tidak menghabiskan banyak waktu di rumah.

Dengan tinggal di apartemen yang terbatas, para eksekutif muda ini juga tidak perlu membuang banyak tenaga untuk membereskannya.

”Ada yang salah dengan konsep apartemen di sini. Budaya masyarakat kita yang tidak bisa hidup tanpa pembantu juga dibawa ke apartemen. Lihat saja, hampir semua apartemen di sini menyediakan kamar pembantu dan kamar mandi khusus pembantu. Padahal, harga apartemen itu dihitung per meter persegi. Ada juga apartemen yang menyediakan dapur basah dan dapur kering. Jadi sebenarnya apartemen di Indonesia adalah rumah biasa yang ditumpuk ke atas,” kata Evelina.

Chaterin Suliawan (34), seorang eksekutif yang juga tinggal di Apartemen Taman Rasuna, mengaku tidak betah ketika pertama kali menempati unit apartemennya. ”Habis luasnya cuma 80 meter persegi. Mau meletakkan barang susah sekali. Tetapi lama-kelamaan saya terbiasa dengan unit mungil ini. Apalagi saya sudah menikmati kelebihan tinggal di apartemen,” kata Chaterin.

Evelina yang telah tinggal di apartemen sejak dia masih kuliah mengatakan tinggal di apartemen sangat memudahkan aktivitasnya sebagai wanita karier sekaligus ibu rumah tangga. ”Paling tidak saya tidak pernah kehujanan turun dari mobil. Di rumah biasa, kalau mau masuk harus buka pagar dulu. Iya kalau tidak hujan, kalau hujan, kan kuyup,” ucap dia.

Walau begitu, beberapa orang menganggap tinggal di apartemen tidak cocok bagi keluarga yang mempunyai anak kecil. Omar Halim (68) memilih tinggal di rumah biasa saat anak-anaknya masih kecil. ”Jika di apartemen, kesempatan anak-anak berinteraksi sosial tidak banyak,” kata penghuni Apartemen Istana Harmoni, Jakarta Pusat, ini.

Begitu juga yang dirasakan Caca Cahyani (31). Setelah ia memiliki seorang anak, apartemen yang luasnya 80 meter persegi ini dirasakan sangat sempit. ”Aku ingin mempunyai rumah yang memiliki halaman sendiri. Kalau di apartemen tidak bisa punya halaman. Kalau ke teras, anginnya kencang sekali. Nanti masuk angin lagi,” kata Caca yang tinggal di lantai 30 Apartemen Taman Rasuna. (Lusiana Indriasari/ Susi Ivvaty)Apartemen, Kenyamanan di Tengah Kesempitan

Jakarta, Kompas


Kirim Teman | Print Artikel
Kompas
Bosan di ruang tertutup, penghuni apartemen asyik dengan laptopnya di areal kebun apartemen

Oleh: Clara Wresti

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Jumat, 24 Agustus 2007

Memilih Rumah Sesuai Gaya Hidup

Memilih Rumah Sesuai Gaya Hidup

Nirwono Joga

Tak pelak salah satu konsep arsitektur yang paling digemari tahun ini adalah bangunan berkonsep arsitektur minimalis. Mulai dari bangunan rumah, vila, rumah toko, kantor, kafe, hingga gedung bertingkat semua bergaya minimalis. Sebagian besar pengembang properti berlomba-lomba menjajakan bangunan rumah berarsitektur minimalis.

Karya arsitektur bangunan, apa pun konsepnya, merupakan pilihan-pilihan terhadap bentuk arsitektur sebagai akibat budaya. Minimalis adalah pola berpikir, bekerja, dan suatu cara hidup. Sebuah cara pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.

Rumah minimalis hadir dengan karakter lebih jelas (bentuk dan ruang geometris, sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih kuat dengan ruang-ruang yang kosong (sedikit ornamen dan perabotan). Prinsipnya, semakin sederhana, maka kualitas desain, ruang yang ada, dan penyelesaian bidang struktur harus semakin lebih baik.

Minimum menjadi tujuan sekaligus ornamen itu sendiri yang sederhana dan murni. Garis-garis lurus, bidang-bidang datar yang mulus, terkadang kasar, dan pertemuan bidang yang serba siku tegak lurus. Blocking massa, material, pencahayaan, pengulangan, sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan berurut.

Pemakaian beragam bahan material, seperti kayu, batu bata, batu kali, kaca, beton ekspos, atau baja, tampil murni. Ekspos dominasi bahan material menghasilkan efek berbeda-beda. Penyelesaian mulai dari lantai, dinding, pintu, jendela, lubang angin, skylight, plafon, hingga atap, dengan kombinasi pemakaian bahan secara konsisten. Rangka (beton, baja), dinding (kaca, kayu, beton polos/ekspos, baja, batu kali, batu bata, hebel, batako), pintu dan jendela (kayu, metal), tangga (beton, baja, kayu, fiberglass), skylight (fiberglass), lantai (semen, teraso, keramik, marmer, parquet), plafon (tripleks, gypsum), atau tanpa plafon (beton ekspos, ekspos rangka atap baja, kayu), dan atap (genteng, sirap, baja).

Pemakaian warna-warna cerah (merah, oranye, kuning) pada beberapa bidang ekspos turut memperkuat aksen rumah minimalis dan menjadi titik pusat perhatian lingkungan.

Rumah minimalis menekankan bentuk desain lugas, polos, sederhana, tidak rumit, kompak, dan efisiensi ruang. Kesan minimalis juga tampil pada sikap arsitek, atas persetujuan klien sebagai calon penghuni rumah, untuk ”sukarela” mengurangi (mereduksi) berbagai kebutuhan yang tidak penting. Hanya bagian esensial fungsi rumah saja yang tetap dipertahankan sehingga jika rumah tersebut berkesan minimalis merupakan hasil dari sebuah proses. Keindahan rumah minimalis secara optimal terjadi dari kemurnian fungsi itu sendiri.

Perabotan rumah mengikuti bentuk dasar geometris bangunan, efisien dan fungsional saja. Penataan cahaya lampu yang cermat dan berseni (lampu sorot, lampu tanam, lampu gantung, lampu taman) membuat rumah minimalis tampak lebih artistik pada malam hari.

Rumah dan taman minimalis, keduanya harus berkolaborasi membentuk tatanan ruang luar, bangunan, dan ruang dalam yang seimbang (yin-yang), berjalinan secara harmonis, dan tidak saling mendominasi.

Konsep rumah dan taman minimalis bertujuan meningkatkan nilai suatu ruang keseluruhan (eksterior dan interior). Filosofi minimalis mewakili gaya hidup yang praktis, dinamis, ringkas, efektif, dan efisien, yang diterapkan dalam semua aspek kehidupan termasuk arsitektur bangunan rumah, interior ruang, dan eksterior taman. Kolaborasi rumah dan taman minimalis justru menjadi media komunikasi antara arsitektur dan lansekap dengan bentuk kekontrasannya, keras-lunak, kaku-lembut, mati-hidup, geometris-dinamis, serta antara buatan manusia (budaya) dan alam.

Konsep minimalis Barat cenderung kepada rasional fungsional yang lebih menekankan pada fungsi ruang dan ekspresi kejujuran material. Adapun konsep minimalis Timur sangat dipengaruhi filosofi Zen-Budhisme yang menekankan kesederhanaan, keselarasan, efisien, dan efektif, dan menyimbolkan kekosongan dan keheningan (nilai spiritual) agar setiap ruang yang tercipta jernih, polos, dan bening, sehingga ruang dapat dihayati kebesaran Sang Pencipta. Menjadi minimalis yang alami.

Tahun minimalis

Penataan rumah minimalis mensyaratkan keseluruhan tampilan yang harmonis, perpaduan antara material keras (beton, batu, koral, kerikil, pasir), struktur fisik bangunan dan tanaman, warna-warni eksotik, serta elemen pendukung (lampu, kolam, bangku, patung, perabot). Minimalis mensyaratkan keselarasan bahan, bentuk, warna, dan tekstur dengan kesan ingin yang disampaikan, hangat, intim, romantis, alami, atau futuristik. Permainan warna dengan tema monokromatik, seperti gradasi satu-dua warna primer, menciptakan kesatuan ruang antara rumah dan taman.

Tahun ini memang merupakan tahun rumah dan taman minimalis yang kompak, trendi, dan praktis menjadi pilihan favorit para konsumen rumah, yang dengan jitu dibaca oleh para pengembang properti. Dan masih laris manis.

Rumah minimalis akan terus berkembang seiring kreativitas arsitek, inovasi desain, dan ditunjang kecanggihan teknologi, yang hadir dengan terobosan segar, detail semakin sempurna, dan harga yang semakin terjangkau karena konsep minimalis sebenarnya bertujuan desain fungsional, esensial, dan terjangkau.

Di tengah krisis ekonomi, lingkungan, dan energi (listrik, BBM) telah mendorong berbagai kalangan (arsitek, arsitek lanskap, desain interior, produsen bahan bangunan, dan lain-lain) untuk berpikir ulang paradigma membangun yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Kehadiran arsitektur hijau sebagai alternatif pilihan sebenarnya secara sadar sudah dilakukan secara individu oleh berbagai kalangan.

Bangunan dirancang dan dibangun hemat energi (minimalisasi listrik untuk penerangan dan pengondisi udara di siang hari) sesuai iklim tropis. Kreativitas dan pengoptimalan bahan dan teknologi lokal yang sudah teruji akan menghemat biaya pelaksanaan dan perawatan. Rancang bangun membudayakan pemakaian hemat air dan memaksimalkan lahan hijau sebagai sumur resapan air (kebutuhan dan suplai air bersih terjaga seimbang). Rancang bangun mengolah limbah air kotor, septic tank, dan sampah secara kolektif, terpadu, dan tuntas.

Rumah dibangun sesuai dengan kebutuhan utama penghuni rumah. Volume bangunan dijaga agar biaya pembangunan dan perawatan dapat dihemat. Perbandingan koefisien dasar bangunan (KDB, 50-70 persen) dan koefisien dasar hijau (KDH, 30-50 peresen) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat.

Arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan (efisien dan efektif), bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. Pembagian ruang efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya.

Keterbukaan ruang-ruang dalam rumah yang mengalir dinamis diwujudkan dengan fungsi-fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar. Ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga di taman belakang, samping, atau di taman teras atas, serta kamar mandi semiterbuka di taman samping.

Rumah memiliki sistem terbuka yang hadir dengan teras-teras lebar yang meneduhkan (hemat pemakaian kipas angin dan AC), distribusi void-void (taman dalam, kelancaran sirkulasi udara dan cahaya), pintu-jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak) (pasokan udara dan cahaya) dan ketinggian lantai yang rata (perluasan ruang), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang) lengkap dengan lubang angin, atap hijau (rumput, taman) disertai skylight (yang bisa dibuka tutup).

NIRWONO JOGA, Penggiat Arsitektur
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Benang Merah untuk Gaya Eklektik

Benang Merah untuk Gaya Eklektik

SERING kali orang bingung menempatkan mebel pada posisi yang tepat, sehingga tak jarang ruang dalam rumah terlihat penuh dan terasa sumpek. Kebutuhan manusia akan mebel sebagai pelengkap ruang memang tidak pernah berhenti.

MEBEL juga mempunyai tren, karena produk ini menyesuaikan diri dengan perkembangan gaya interior yang tengah berlangsung. Tren tersebut biasanya bertahan sekitar lima tahunan. Bila Anda termasuk orang yang suka mengikuti tren, tetapi selama bertahun-tahun tinggal di rumah yang sama, pastilah tatanan interior di rumah Anda telah berganti berkali-kali.

Bila awalnya Anda merasa sudah mengikuti zaman dengan mebel yang Anda beli saat itu, maka beberapa tahun kemudian mebel Anda tersebut sudah menjadi "ketinggalan" zaman. Ada masanya saat orang tengah menyenangi mebel gaya klasik, di mana ruang dipenuhi dengan mebel berukir dengan ukuran besar. Pada saat ini, mebel-mebel ukiran produksi Jepara, misalnya, diminati banyak orang.

Mereka yang merasa mebel bisa menunjukkan gengsi pemiliknya, membeli mebel semacam ini meskipun mungkin luas ruang yang tersedia tidak memadai. Namun, belakangan ini ketika tekanan di tempat kerja semakin keras, sebagian orang tak lagi berpikir soal gengsi pada tatanan ruangnya. Mereka lebih mendambakan rumah sebagai tempat paling nyaman untuk beristirahat.

Maka, timbullah tatanan ruang yang dikenal dengan sebutan gaya minimalis. Penghuni rumah memilih mebel dari sisi kepraktisan, fungsi, dan efisiensi. Mereka yang menyukai gaya minimalis akan menata ruangan rumah dengan perabotan pokok saja, sementara aksesori hanya seperlunya. Bentuk mebel gaya minimalis biasanya sederhana seperti garis atau kotak, dengan sentuhan akhir cenderung licin, tanpa tekstur. Andaikata mebel itu berukir pun, pasti ukiran yang dipilih bermotif lebih sederhana. Pemilihan warna pun tampil dalam satu nada warna atau monokrom.

KEINGINAN untuk mengubah tatanan interior di rumah bukan hanya sebab keinginan mengikuti tren yang tengah berlangsung, tetapi bisa juga sebab lain. Misalnya, karena adanya perubahan pola hidup penghuni. Alasan lain, munculnya keinginan untuk memberi suasana baru pada ruang-ruang di rumah.Namun, bagaimana cara mengubah tatanan ruang bila rumah Anda telanjur dipenuhi perabot "warisan"? Menata ruang berdasarkan mebel yang sudah ada memang kerap menimbulkan masalah.

Apalagi bila mebel yang ada amat beragam modelnya hingga kesan ramai sekaligus sumpek sulit dihilangkan. Untuk mengurangi kesulitan menata ruang tersebut, sebaiknya Anda membiasakan diri tidak membeli mebel hanya karena desainnya sedang populer. Perhitungkan pula luas ruang Anda, dan apakah desainnya cocok dengan mebel yang sudah ada di rumah.

Misalnya, Anda tertarik membeli kursi rotan yang terlihat cantik ketika dipajang di toko, padahal perabot di rumah mempunyai gaya yang bertolak belakang. Kalaupun keinginan itu tak terbendung, berarti Anda harus memilih penampilan gaya eklektik untuk tatanan ruang di rumah. Gaya eklektik sendiri dikenal dalam istilah interior sebagai gaya "gado-gado", yang merupakan paduan dari beragam selera gaya mebel. Meskipun tata ruangnya terdiri dari berbagai gaya atau material, tetapi gaya eklektik tetap bisa tampil menarik, bahkan tidak membosankan.

Suasana ruang bisa diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan apa yang Anda inginkan. Eklektik berarti menyeleksi apa saja yang terlihat bagus, baik dalam dekorasi, suasana, zaman, dan gaya, dalam satu kesatuan. Di sini Anda bisa menggabungkan beberapa gaya mebel dalam satu ruang. Akan tetapi, benang merah yang menghasilkan komposisi yang harmonis tetap mesti diperhitungkan.

ADA beberapa karakter gaya yang bisa dicampurkan dengan harmonis. Misalnya, mebel bergaya klasik oriental cocok dikombinasikan dengan mebel bergaya kontemporer. Kedua gaya tersebut sama-sama mempunyai garis desain yang "bersih" dan sederhana.Ada pula mebel klasik dengan garis-garis sederhana yang bagus bila dipadukan dengan sofa modern. Paduan semacam ini bahkan bisa memberi aksen pada ruangan tersebut.Istilah gaya eklektik minimalis pun bisa dijumpai pada karakter ruangan yang menggunakan perabot secukupnya.

Misalnya tatanan mebel yang menampilkan lebih dari satu gaya, tetapi tetap dalam satu nada warna. Gaya semacam inilah yang belakangan banyak disukai. Salah satu alasannya, pemilik mebel "warisan" biasanya merasa sayang membuang mebel yang mempunyai nilai historis bagi yang bersangkutan. Mebel semacam itu bisa dijadikan aksen pada ruang atau menjadi titik pusat perhatian.

Hal ini bisa terwujud bila Anda menempatkannya dengan tepat, bentuknya lebih mencolok daripada mebel lainnya, atau warna serta ukurannya kontras. Bagaimanapun, penataan mebel akan lebih menarik bila Anda menghayati unsur keseimbangan, harmoni, warna, dan kesatuan dalam ruang. Dari susunan kelompok kursi misalnya, Anda bisa menciptakan suasana tertentu pada ruang dengan memilih penataan berkesan resmi, akrab, santai, atau romantis.

Sekarang ini banyak dijumpai aneka bentuk desain mebel yang inovatif dan nyaman bila digunakan. Banyaknya pilihan material di Tanah Air juga memacu kreativitas desainer dalam membuat mebel yang menarik desainnya. Namun sesungguhnya, hal yang membuat Anda betah di rumah bukan hanya faktor mebel, tetapi suasana yang tercipta lewat tatanannya. Meskipun Anda menyukai gaya minimalis, berbagai suasana ruang yang ingin Anda tampilkan tetap bisa terwujud.

Misalnya Anda menginginkan suasana romantis, Anda bisa menempatkan bunga melati dalam mangkuk penyegar. Anda juga bisa membuat sendiri rangkaian bunga segar, atau memasukkan tanaman hias ke dalam rumah sebagai elemen dekoratif ruang. Aspek pencahayaan pun merupakan faktor penting untuk mewujudkan suasana ruang yang diinginkan. Lampu bercahaya putih kesannya "dingin", sementara lampu dengan cahaya kuning lebih "menghangatkan" ruangan.

Anda bisa menggunakan kedua jenis cahaya lampu tersebut dalam satu ruangan untuk mendapatkan suasana alamiah. Lampu bercahaya putih bisa dipakai sebagai lampu utama, sementara lampu dengan cahaya kuning diletakkan di sudut-sudut khusus.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

3 in One Bangunan Rumah

HUNIAN MODERN THREE IN ONE INTERIOR RUMAH MINIMALIS

Three in one ('3 in 1') tidak saja berlaku untuk lalu lintas, tetapi dapat juga diterapkan pada hunian lebih dari satu massa (bangunan rumah). Dengan demikian, terjadi "komunikasi" yang lebih baik antarmassa itu, maupun bagi penghuninya sendiri,

Ruang foyer ini merupakan daerah transit sebelum masuk ke ruang keluarga yang sekaligus sebagai ruang penerima tamu. Sebagai ruang transisi, dipilihlah meja dan kursi dengan desain minimalis dan simpel supaya tidak berkesan "berat"

Ruang keluarga yang serba terbuka dan luas ini juga sebagai ruang untuk menerima tamu. Pemilihan sofa besar 3 dudukan dengan warna hitam dan cokelat tua, menjadi satu kesatuan dengan ruangan yang berlantai granit hitam. Sebuah lukisan besar karya seniman muda asal Bandung, Deden Sambas menghiasi ruang keluarga. Ruang ini terbuka ke arah halaman belakang yang luas.

Rumah ini terletak di kawasan, Bintaro Jakarta Selatan. Bangunannya memang tidak terlihat langsung dari arah jalan utama, sehingga kita tidak begitu sadar bahwa desain arsitektur rumah ini sangatlah istimewa. Anda akan kami ajak "menikmati"nya, karena hunian ini memang layak disimak lebih jauh. Siapa tahu Anda mendapat sejuta ide setelah melihat "kulit" dan "isi" rumah ini.

Rumah tinggal pasangan muda ini, sangatlah sederhana dan praktis sebenarnya. Walaupun, kesan pertama yang timbul adalah keanekaragaman bentuk yang kaya pada setiap struktur bangunan dan detail nya.

Hunian yang dirancang oleh seorang arsitek Ir.Sardjono Sani,M.Arch. ini mempunyai teras depan yang terlihat sangat sederhana, bahkan halaman depannya sangat minimalis dalam desain maupun jumlah tanaman. Sebuah ruang penerima (foyer), menjadi sambutan selamat datang, ketika masuk melalui pintu utama bangunan. Foyer ini berfungsi sebagai area transisi sebelum menuju ruang penerima tamu yang sekaligus sebagai ruang keluarga. Empat buah kursi tanpa sandaran dan sebuah meja persegi bergaya minimalis modern, menghiasi area tersebut. Selain itu, di sana ada sebuah tangga sebagai poros sirkulasi vertikal menuju ruang lain di lantai bawah dan di lantai atas. Sebagai pengikat ketiga massa, tangga ini sangat menonjol keberadaannya.

MASSA PERTAMA : BENTUK KUBUS
Di dalamnya terdapat ruang keluarga yang sekaligus sebagai ruang untuk menerima tamu. Ruang makan menempati area yang sama. Akses menuju ruang ini adalah tangga dari area foyer tadi. Seperangkat sofa besar 3 dudukan dengan kombinasi warna hitam dan cokelat sangat sesuai dengan lantai granitnya yang berwarna hitam. Ruang ini mempunyai ketinggian plafon sekitar 6m dari lantai. Cukup tinggi, sehingga sirkulasi udaranya sangat bagus.
Ruang yang diapit oleh halaman belakang rumah dan taman kecil di tengah area service ini rupanya menjadi tempat favorit bagi anggota keluarga. Dari ruang ini "komunikasi" dengan anggota keluarga terutama anak, terjalin dengan baik. Karena beberapa ruang, fokusnya ke arah ini. Seperti dari balkon kamar tidur utama, dinding dan lantai ruang kerja, serta bordes tangga, semuanya menghadap ke arah ruang keluarga ini. Suasananya amat nyaman berkat udara bebas yang mengalir di setiap sudut ruang. Hunian ini juga dilengkapi dengan kolam renang di halaman belakang yang luas.

MASSA KEDUA : BENTUK SILINDER
Ruang foyer, kamar tidur utama di lantai atas dan ruang musik berada di dalam satu massa ini. Ruang musik berdekatan dengan ruang keluarga di dalam satu lantai paling dasar. Batas antara ruang ini ditandai dengan kaca tembus pandang, sehingga seolah-olah menjadi satu kesatuan yang harmonis. Ruang musik ini juga menghadap ke salah satu sisi kolam renang.

MASSA KETIGA : BENTUK KIPAS
Di dalamnya terdapat dua kamar tidur anak di lantai atas dengan koridor melengkung ke arah luar bangunan. Di samping itu terdapat ruang bermain anak dan ruang-ruang service di bawahnya seperti pantry dan dapur kotor. Meja untuk sarapan pagi juga terdapat di area ini, berdekatan dengan pantry.

Akses dari ruang ke ruang antara bangunan satu dengan lainnya sangat mudah dicapai dan tidak ruwet. Dengan kemudahan ini, penghuninya dapat berkomunikasi secara lancar.

Ketiga massa di atas, disatukan dengan tangga utama sebagai pengikat antarbangunan.
Di samping itu, penerapan bias cahaya matahari cukup menonjol pada beberapa ruang, seperti ruang keluarga, koridor kamar anak dan pada bukaan yang memakai kaca.

PADUAN UNSUR ALAM DAN UNSUR MODERN
Dalam pemilihan peranti interior rumah tinggalnya, pasangan muda ini banyak memakai furnitur dengan gaya simpel dan modern. Hal ini terlihat dari desainnya yang serba praktis dan minimalis. Kombinasi warnanya juga sangat elegant, antara hitam, putih, cokelat, abu-abu, hijau dan biru.

Kesan bangunan modern juga dapat dilihat pada pemakaian materialnya, seperti kaca, aluminium dan besi. Unsur alam seperti kayu dan batu alam juga dipakai pada beberapa ruang, sekaligus sebagai aksen yang natural. Padu padan material modern dan alami ini tampak serasi dan saling melengkapi sebagai unsur fungsional dan estetika bangunan.

Demikianlah, keseluruhan bangunan rumah ini memiliki bentuk tipikal sebuah bangunan modern tetapi manusiawi dan tidak berkesan kaku. Bagi pemiliknya, dengan bentuk bangunan seperti ini, kemudahan komunikasi sangatlah penting. Sardjono dianggap berhasil oleh pemilik dalam merancang rumah ini. Menurut nyonya rumah, Sardjono mampu merefleksikan jiwa pasangan ini ke dalam sebuah ide rancangan. Semua kebutuhan dan keinginan mereka terakomodasi di dalam rumah yang mempunyai lebih dari satu massa ini.

"Mereka memang menginginkan rumah yang serba terbuka sekaligus berkarakter sesuai dengan pribadi dan gaya hidup mereka. Mereka ingin segala sesuatunya mudah dan praktis" ujar Sardjono .

Kita dapat menyimpulkan bahwa, rumah "3 in 1" ini adalah milik pribadi sepenuhnya yang merupakan refleksi kehidupan penghuni rumah. (Yuli Andyono).
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Interior Rumah Minimalis dalam Arsitektur

Bagi seorang eksekutif muda, rumah bukan hanya sebagai tempat berteduh tetapi juga sebagai tempat untuk memperoleh inspirasi dalam upaya menjalan bisnis. Hal ini yang terlihat pada rumah milik Ir.Arief Sugijono yang berlokasi di kompleks perumahan Jakarta Barat. Sang arsitek, Danny Lumanto mendesain rumah Ir.Arif Sugijono dengan membuat ruang-ruang yang nyaman tetapi tetap mempertimbangkan ciri, karakter dan kebiasaan para penghuni rumah.

Secara keseluruhan rumah ini dideasin dengan konsep minimalis, praktis, tidak ekstrem dan menonjolkan pewarnaan monokromatik di ruang publik. Pewarnaan ruang-ruang privat bergantung pada selera setiap penghuni kamar.

Rumah yang dibangun atas dasar hasil diskusi antara arsitek dengan pemilik rumah ini menerapkan konsep split level, terdiri dari tiga lantai dengan empat level yang fungsinya berbeda. Penerapan konsep split level ini dipakai arsitek karena pemilik rumah ingin meninggikan level terbawah rumah ini dari level jalan.

Layaknya sebuah benteng, untuk menuju ke halaman dalam rumah ini kita dapat melalui pintu gerbang yang terbuat dari besi berwarna hitam. Selanjutnya, pintu gerbang tersebut kita bisa langsung ke garasi privat. Akan tetapi untuk tamu diarahkan ke arah kiri menuju level atas melalui jalan berundak yang lantainya terbuat dari batu berwarna hitam. Di daerah ini terdapat pohon-pohon cemara yang seolah-olah menyambut para tamu yang datang. Kemudian sebelum memasuki ruang tamu, kita akan menjumpai taman bergaya minimalis yang hanya dihampari rumput hijau yang segar.

Dari pintu unik dekoratif bermotif geometris terlihat ruang tamu yang terbagi atas dua ruangan. Ruangan pertama berupa ruang perantara yang diisi dengan seperangkat sofa dan meja. Setelah itu terdapat ruang tamu yang ukurannya lebih besar, diperuntukkan bagi tamu yang sudah akrab dengan penghuni.

Biasanya penghuni rumah sering berada di ruangan ini di siang hari, sedangkan pada malam hari aktivitas penghuni pindah ke ruangan keluarga yang nyaman di level atas yang dilengkapi dengan seperangkat furnitur modern dan sebuah TV besar. Dinding runag keluarga tersebut terbuat dari kaca yang besar sehingga cahaya dapat masuk dengan leluasa. Adapun ruang kerja berada di samping ruang ini.

Ruangan tidur utama dan ruangan makan terletak di split atas. Ruang makan ini menyatu dengan pantry yang dilengkapi dengan island. Ruangan tersebut berhubungan dengan teras samping. Dari sini kita dapat melihat pemandangan langsung kearah kolam samping.

Penataan antar ruang pada bangunan seluas 750 m2 yang berdiri di atas lahan 440 m2 ini,diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan sirkulasi lalu lintas penghuni dari ruang servis di lantai terbawah menuju ruang-ruang privat yang letaknya di lantai teratas. Dalam setiap rancangannya arsitek selalu memperhatikan kelancaran sirkulasi udara dan pencahayaan. Hal ini ditunjang dengan adanya plafon yang diolah setinggi 3 meter sampai 5 meter serta adanya bukaan-bukaan besar berupa kaca jendela, sehingga cahaya dan udara dapat leluasa masuk.

Penerapan material bangunan alami seperti batu paras Yogya pada dinding dan papan kayu merbau pada anak tangga, merupakan upaya arsitek untuk mengurangi kesan kaku dan monoton yang biasanya terdapat pada bentuk desain minimalis.

Lantai granit pearl white dipakai sebagai penutup pada lantai-lantai di level publik dan semipublik. Untuk lantai-lantai semiprivat dan lantai privat seluruhnya dipakai bahan parket kayu solid sebagai upaya untuk memberikan suasana yang lebih hangat dan nyaman.

Secara keseluruhan rumah yang tampak anggun dan berwibawa ini cukup mengekspresikan kepribadian penghuninya yang ramah dan terbuka. Setiap sudut dirancang dengan cermat. Kekuatan desainnya justru tampak dari kesederhanaan yang dipancarkan melalui pemilihan perabot modern yang muncul di antara warna-warna monokromatik. Rumah ini merupakan sebuah rancangan interior rumah tinggal inspiratif yang cukup berhasil. Suasana ruang-ruang yang ada memberikan kenyamanan serta ketenangan jiwa pada penghuninya.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Interior Rumah Minimalis

Paduan Serasi Minimalis-Tropis

Membangun rumah bergaya minimalis membutuhkan banyak semen. Kesan minimalis begitu terpancar dari bagian depan rumah. Garis-garis lurus tampak mendominasi kediaman milik pasangan Sri E Setiasih - Ndaru Endrio ini.

Namun, begitu memasuki bagian sebelah kiri luar rumah yang terletak di Jalan Pendidikan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat itu justru kesan tropis yang begitu kental terasa.Ternyata rumah yang berdiri di atas lahan seluas 500 meter persegi itu memadukan gaya minimalis dan tropis. ''Awalnya, suami saya ingin punya rumah minimalis. Namun, di tengah pengerjaan saya memasukan gaya tropis,'' ujar Sri yang akrab disapa Oonk ini.

Hasil akhirnya adalah sebuah paduan serasi minimalis-tropis.Gaya minimalis memang begitu mendominasi kediaman ini. Hal itu tampak dari desain arsitektur, warna, serta pernak-pernik lainnya. Meski begitu, beberapa bagian tampak dimodifikasi sehingga menghasilkan perpaduan. ''Untuk void misalnya saya beri motif bunga-bunga agar tak berupa garis lurus saja,'' tutur ibu dua anak ini.

Saat memasuki bagian interior rumah ini, kesan sejuk mulai terasa. Langit-langit yang tinggi ditambah sirkulasi udara yang baik berhasil menghasilkan kesejukan. Suasana adem itu pun didukung dari lantai marmer yang menutup semua bagian interior rumah. ''Kita menggunakan marmer bercorak agar terasa sejuk.''Rumah dua lantai ini juga menerapkan pola minim sekat. Sehingga, ruang tamu dan ruang keluarga dibiarkan terbuka.

''Saya memang inginnya punya rumah yang tak banyak sekat, soalnya kalau ada acara biar bisa menampung banyak orang,'' imbuh Oonk. Selain itu, pembagian beberapa bagian interior pun menerapkan split level.Ruang tamu dan ruang santai keluarga dipisahkan dengan ketinggian sekitar satu level. Begitu juga dengan kamar tidur utama yang juga lebih rendah satu level. Menurut Oonk, soal permainan split level itu sengaja dilakukan.

Sebab, kontur tanah pada awalnya memang sudah seperti itu. Di lantai satu ini terdapat beberapa ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur utama, kamar tidur tamu, ruang santai keluarga, kamar mandi, serta dapur. Di bagian belakang ada kamar pembantu. Sedangkan di lantai dua, terdapat dua kamar anak serta ruang untuk hiburan keluarga.Bagian interior ruangan didominasi warna abu-abu.

''Itukan warna khas dari rumah minimalis,'' tuturnya. Namun, agar tak tampak monoton, ia pun menambahkan warna orange pada beberapa bagian dinding rumahnya. Lantai pun juga dipilih warna abu-abu bercorak. Menurutnya, warna abu-abu juga turut menghadirkan nuansa kesejukan. Butuh waktuDesain arsitektur rumah yang luasnya sekitar 300 meter persegi itu dikerjakan oleh Yudhi arsitek dari Studio Lanansa. Namun dalam perjalannya, ia melakukan beberapa modifikasi. Oonk menambahkan, membangun rumah bergaya minimalis ternyata membutuhkan waktu yang lama.

Tak hanya itu, rumah bergaya minimalis juga membutuhkan sangat banyak bahan semen.''Bahan yang paling banyak digunakan adalah semen. Hampir habis 500 zak,'' ucapnya. Untuk mencari bahan-bahan bangunan, Oonk mengaku mencarinya sendiri. Bahkan untuk mendapatkan bahan seperi marmer bercorak, ia harus belanja di daerah Bandung.Di bagian depan dan samping kiri eksterior rumah, ia menghadirkan taman bernuansa tropis. Beberapa tanaman hias dan pohon khas tropis membuat taman tampak indah dan rindang. Agar nuansa tropis semakin terasa, batu-batu alam digunakan sebagai lantai atau penyerap tumpahan air hujan. Nuansa tropis kian terasa, karena dinding rumah sebelah kiri ini menggunakan batu alam palimanan. Nilai historisTaman tropis ini juga dilengkapi dengan gezebo. Dibagian belakang rumah juga dilengkapi kolam renang mungil. ''Kalau untuk kolam renang dikerjakan terpisah,'' paparnya.

Rumah ini pun ternyata memiliki nilai historis bagi pasangan ini. Menurut Oonk, kediaman tersebut merupakan kado ulang tahun pernikahan yang ke-17.Yang unik, di bagian teras belakang terpasang foto-foto rumah yang kebanjiran. ''Itu rumah kami dulu. Tiap hujan pasti kebanjiran,'' tuturnya sembari tersenyum. Di rumah yang baru, pasangan yang dikarunia dua anak ini bisa hidup dengan tenang dan nyaman. ''Sekarang tak khawatir lagi bila turun hujan.''
(idionline/RoL)

Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Interior Rumah tinggal

Interior Simpel,Solusi Siasati Keterbatasan Ruang

HARGA tanah yang makin melambung tinggi, khususnya di daerah perkotaan, merupakan faktor penghambat utama bagi pasangan muda mewujudkan rumah tinggal idaman. Tentu saja, mayoritas dari mereka memendam impian untuk tinggal di rumah yang lapang, kebutuhan ruang tercukupi dan punya halaman luas. Sayang, tidak selamanya impian itu bisa direalisasikan. Lantaran keterbatasan anggaran yang ada, mereka pun tak punya pilihan lain. Terpaksa tinggal di rumah kecil-mungil dengan luas ruangan serba terbatas. Kendati begitu, bukan berarti rumah mungil itu tidak bisa menjelma jadi sebuah ''istana'' yang indah dan nyaman. Guna menyiasati keterbatasan luas ruangan, interior yang simpel -- tetapi tetap fungsional -- bisa dijadikan solusi sehingga kesan sesak yang seringkali terlihat pada rumah-rumah mungil bisa diminimalisasi.


Kini, trend penataan interior rumah tinggal pun harus mengikuti fenomena itu. Di samping mempertimbangkan selera pribadi penghuninya, penataan interior juga harus mengacu kepada kebutuhan. Tingkat usia atau generasi juga wajib dijadikan dasar pijakan oleh seorang desainer untuk memperkirakan arah perkembangan interior rumah tinggal.

Tampaknya, saat ini desainer interior Indonesia melihat kecenderungan pasangan muda yang bakal jadi konsumen paling potensial. Karena itu, selera dan kebutuhan pasangan muda itu pula yang akan menentukan arah perkembangan atau trend edesain interior masa kini.

Kebutuhan dan gaya hidup tiap generasi memang berbeda. Kriteria pemilihan rumah pun berlainan. Misalnya, ada yang memilih rumah atas pertimbangan dekat dengan pusat kegiatan. Meskipun rumah-rumah yang dibangun cenderung tidak besar dan compact, tetapi mampu mencukupi kebutuhan dan tuntutan gaya hidup. Rutinitas kegiatan sehari-hari juga menjadi bahan pertimbangan. Tingkat stres yang cukup tinggi mengharuskan adanya konsep desain interior yang bisa menekan tingkat ketegangan itu. Keterbatasan space di dalam rumah juga menjadi faktor yang wajib diperhitungkan.

Berangkat dari pertimbangan itu, akhirnya terwujudlah rancangan interior yang simpel dan bisa memberikan rasa aman, nyaman sekaligus membangkitkan gairah. Bagaimana menjabarkannya?

Kesan simpel bisa diperoleh mulai dari bentuk arsitektur rumah, finishing interior hingga bentuk dan tata letak interior. Bila diuraikan, bakal banyak furniture berbentuk organik dengan garis-garis dinamis yang memiliki kesan lembut dan nyaman, tetapi tetap fungsional. Motif bahan pelapis furniture pun akan beralih dari bunga-bunga ke motif polos.

Lantas, bagaimana dengan tata letak interiornya? Konsep penataan mungkin tidak akan banyak berubah. Konsep dasarnya penataan ruang tetap ditujukan untuk menciptakan kesan lapang dan nyaman. Kesan ini antara lain bisa tercipta dengan menerapkan bukaan besar di dinding rumah. Konsep itu sendiri awalnya diterapkan untuk menyiasati keterbatasan lahan rumah tinggal. Secara arsitektural bukaan besar terbukti mampu memberi kesan ruang yang semakin luas.

Di sisi lain budget pun ikut menjadi bahan pertimbangan ketika menentukan material untuk interior rumah. Demi menekan budget, biasanya kita akan memilih material artifisial. Selain lebih hemat, tetap memiliki kesan alami dan mudah dirawat. Material artifisial biasanya juga ramah lingkungan dan kesehatan. Pilihan motif dan materialnya pun banyak, sehingga mudah dan fleksibel diaplikasikan.

Kombinasi warna juga memiliki peran dalam menghadirkan kesan simpel. Pilihan kita biasanya cenderung kepada warna senada dengan kesan lembut. Yang penting, warna harus memberikan ketenangan jiwa, kedamaian spiritual, rasa tenteram, sekaligus membangkitkan gairah. Hal ini bisa diwujudkan dengan memilih warna-warna yang mempunyai intensitas medium.

Nah, kombinasi dari uraian tadi pada akhirnya bermuara pada tujuan interior kita saat ini: rumah yang simpel, fungsional, nyaman, meredam emosi, sekaligus membangkitkan gairah. (ian, berbagai sumber)
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Menata Rumah dengan Kebebasan Berekspresi

Rumah selaku tempat hunian kita sehari-hari, bukan hanya mesti menjadi lokasi perlindungan yang sehat dan nyaman. Namun, paling penting, bisa membuat penghuninya betah bila berada di rumahnya sendiri.
Rumah tinggal bukan hanya sekadar tempat beristirahat setelah lelah bekerja. Akan tetapi ia harus bisa menemani sebagai obat relaksasi yang sepadan. Sebab sulit dan merepotkan bila kita sering minggat dari rumah, lantaran kondisinya yang berdisain interior “sakit” atau membuat jemu.
Sebab menata rumah yang tepat, harus dilakukan dengan gaya kemauan diri sendiri sebagai bentuk dari kebebasan berekspresi. Yang pada ujungnya bisa memberi kepuasan tak ternilai bagi seluruh anggota keluarga.
Apalagi pilihan tren penataan dekorasi rumah terus melakukan pengembangan menarik, sejalan dengan tiap individu manusia bergaya busana. Kalau bertanya tren apa saja yang kini digandrungi para pemilik rumah di mana-mana, sebagian diantaranya adalah classic du jour, vintage dan retro.
Produk interior rumah masa kini memang telah melebur dengan jagat fashion, dan menjadi kebutuhan kaum urban. Gaya dan penataan interior kini berputar mengikuti tren global. Bahkan kini beberapa pilihan disain interior memiliki tempat khusus (berbeda dengan department store), yang menyediakan perlengkapan interior dan aksesoris rumah.
Pusat perbelanjaan retail home dianggap penting keberadaannya saat ini, karena menyediakan perpaduan kreativitas disain yang dibutuhkan pemilik rumah, variasi pilihannya berkelas beserta pelayanannya yang sangat mendukung selera pembaharuan para pemilik rumah. Mulai dari living room, dining room, bedroom, bathroom hingga dapur yang antara lain adalah hasil rancangan disainer interior dunia seperti Henry Dean, Tozai, Lene Bjerre, Dolce Vita, Viviane Faye, Drago, Blumarine Home, Typhoon, Butterfly Elite, Portaintavola, dan Arnolfo di Cambio.
Salah satu contohnya adalah tren vintage style dari Thomas Elliott yang kini disukai di Amerika Serikat (untuk ruang tidur). Atau, berbagai vas gaya retro yang penuh warna modern. Serta ruang makan dengan perlengkapan sofa relaksasi bercorak bunga meriah, berwarna oranye cerah, dan kursi-kursi menawan ciptaan Leonard Theosabrata.
Perubahan berbagai gaya interior yang terasa cepat dan perlu diketahui orang, ikut mendorong keinginan Janti J Brasali (owner) dan Nugroho Setiadharma (Presiden Direktur) meresmikan pusat belanja retail home Home & Beyond di kawasan Jalan Warung Buncit Raya, pekan lalu.
Menurut Nugroho, tren sekarang jauh daripada dulu yang minimalis. “Kini tren dunia beralih ke klasik kontemporer dan retro. Kalau dulu kesulitan orang mengatur keindahan interior rumah, karena sulitnya menemukan aksesoris. Kini segalanya mudah ditampilkan dan dihadirkan. Perbedaan lainnya adalah dalam hal servis pelayanan, termasuk konsultasi, tukar pikiran dan saran dari disainer interior yang turut membantu,” tambahnya.
Intinya, pelanggan bisa bebas memilih produk dengan style dan taste masing-masing. “Karena masing-masing orang punya ciri sendiri, agar tampilan rumah benar-benar jadi feel at home sesuai pilihannya sendiri. Kami tinggal perkenalkan berbagai style baru dari home decorations, dan mereka (para pelanggan) bisa menentukan jati dirinya,” sambung Nugroho.Kegiatan mendekor rumah memang aktivitas yang tidak pernah surut. Meski krisis ekonomi begitu menyulitkan siapa saja, investasi demi keindahan rumah berjalan terus. (john js)
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Interior Rumah Tanpa Barang Pribadi

Rumah Tanpa Barang Pribadi

Oleh: Roland Adam

Tatanan interior rumah yang seindah dan senyaman seperti gambar di majalah atau brosur hotel sering kali menerbitkan keinginan orang untuk menirunya. Terpikir, alangkah nyamannya bila kita bisa membawa keindahan dan kenyamanan interior hotel itu ke rumah.

Keinginan mempunyai tatanan interior rumah yang senyaman seperti hotel sebenarnya tidak sulit. Akan tetapi, sebelum Anda mengubah seluruh interior rumah, sebaiknya Anda mempertimbangkan dulu kelebihan dan kekurangan tatanan interior hotel.

Tatanan interior hotel biasanya dirancang khusus untuk bisa memenuhi selera publik, orang banyak (universal taste). Sebelum memilih tatanan interior, umumnya pengelola hotel akan mempelajari dulu konsep tempat penginapan yang ingin ditampilkan.

Umumnya ada dua jenis hotel, yakni hotel resor (resort hotel) dan hotel yang berlokasi di tengah atau pusat kota (city hotel).

Hotel resor merupakan tempat menginap bagi mereka yang ingin berlibur. Biasanya terletak di daerah pariwisata. Sedangkan city hotel yang berlokasi di pusat kota sering digunakan sebagai tempat menginap mereka yang berurusan bisnis.

Kedua jenis hotel tersebut masih dibagi lagi dalam berbagai ”kelas”, ada yang berbintang satu hingga lima sampai yang tidak berbintang atau dikenal dengan sebutan hotel melati. Semua itu merujuk pada fasilitas, detail interior dan eksterior, sampai servis yang diberikan oleh masing-masing pengelola hotel.

Ketika kita bicara tentang tatanan interior hotel, maka ini amat berkaitan dengan konsep yang ingin ditampilkan pemilik atau pengelola hotel bersangkutan. Ada yang memilih konsep interior berdasarkan suatu masa, ada yang konsepnya menyesuaikan diri dengan gaya interior lingkungan lokasi hotel, dan sebagainya.

Keharmonisan interior

Apa pun pilihan konsep hotel yang ingin Anda terapkan dalam tatanan interior di rumah, sebaiknya Anda juga mengingat beberapa ”pakem” yang mesti diperhatikan. Oleh karena hotel bisa dikatakan sebagai ruang publik, maka di sini keberadaan benda yang bersifat ”pribadi” relatif dihindarkan.

Keharmonisan interior menjadi sangat penting untuk tatanan ala hotel, mulai dari warna-warna furnitur yang senada pada seluruh ruangan sampai pilihan mebel yang relatif lebih multifungsi. Sebab, biasanya ruang hotel terbatas luasnya.

Untuk tatanan interior ala hotel, pernak-pernik interior yang biasanya menunjukkan selera pribadi pemilik rumah atau koleksi pribadi justru digunakan seminim mungkin agar tak terkesan ramai. Oleh karena itu, sering kali orang menyebut tatanan interior hotel sebagai impersonal atau tak memiliki kepribadian. Di sini selera perseorangan benar-benar diusahakan ”hilang” karena selera publik lebih dipentingkan.

Hal ini sering kali menimbulkan kesan kurang ramah karena pernak-pernik yang bersifat pribadi seperti foto keluarga atau cendera mata amat terbatas. Akan tetapi, bila Anda menyukai tatanan interior yang tak rumit dan bergaya hidup praktis, mungkin interior ala hotel bisa diterapkan di rumah.

Garis yang dipilih

Interior ala hotel biasanya dipenuhi dengan mebel yang desainnya tidak rumit. Mebel dengan desain yang cenderung lurus-lurus saja (biasa disebut clean line). Warnanya pun dipilih yang natural, warna yang relatif disukai banyak orang, seperti warna kayu atau yang cenderung kecoklatan. Ada pula sebagian orang yang memilih warna biru untuk mendapatkan kesan seperti di pantai atau warna hijau biar terasa seperti di pegunungan.

Sementara untuk aksentuasi ruang biasanya dipilih pernak-pernik yang bentuk garisnya pun cenderung tidak rumit. Aksen bisa berupa patung atau panel sederhana untuk memberi aksen pada dinding yang umumnya diberi warna natural dan sama untuk setiap ruangan.

Sama seperti hotel yang sedikit banyak ingin menghadirkan suasana alami, maka tanaman berdaun hijau juga bisa dipilih sebagai aksen untuk ruang makan maupun ruang keluarga. Pencahayaan dari penempatan lampu juga penting agar kesan hotel terasa. Hotel biasanya menggunakan lampu halogen yang memberi kesan mewah, berbeda dengan rumah yang umumnya memakai lampu neon agar benderang sekaligus irit.

Interior ala hotel juga mensyaratkan penggunaan karpet untuk lantainya. Penggunaan karpet tak harus penuh untuk seluruh ruangan, tetapi bisa dipilih di tempat-tempat tertentu. Misalnya, dekat tempat tidur karena orang bangun tidur biasanya membutuhkan karpet sebelum kaki menyentuh dinginnya lantai.

Karpet juga bisa digunakan di ruang lain untuk memberi aksen pada pilihan mebel yang relatif senada dan bergaris sama.

Roland Adam, Desainer Interior
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Seri Interior Rumah Klasik

RUBRIK INTERIOR

KLASIK DALAM NUANSA PUTIH



Ruang keluarga yang ditata secara diagonal, dimungkinkan karena ruangan cukup lebar. Di tempat ini anggota keluarga sering berkumpul untuk berkomunikasi

Sudut 'Indonesia' memanfaatkan sudut bawah tangga agar lebih cantik dan fungsional

"Dining room" resmi untuk tempat menjamu relasi keluarga. Bukaan lebar ke arah taman lebih memperluas dimensi dari ruang dalam.


Memilih satu gaya untuk penataan interior sebuah rumah membutuhkan waktu yang tidak sebentar.Dalam perjalanan waktu tersebut, sering pemilik rumah mencoba beberapa gaya.Akhirnya sampai pada satu titik dia konsisten terhadap satu gaya yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya.

Proses seperti itu juga dialami oleh Handayani Kiroyan, seorang ibu dengan tiga anak yang sudah beranjak dewasa. Sejak awal berumah tangga, rumahnya tidak pernah luput dari sentuhan tangan seninya. Biasanya dalam menata interior rumahnya, dia menyesuaikan dengan kondisi fisik rumahnya. Demikianlah misalnya dia mencoba menerapkan gaya modern dengan nuansa warna hitam dan putih, pada saat dia tinggal pada sebuah rumah yang sangat modern.

Tetapi setiap kali dia menata, selalu terobsesi untuk memilih gaya klasik untuk rumah dan interiornya. Baginya, gaya klasik sangat fleksibel, tidak bergantung pada waktu. Kapan saja gaya ini masih dapat dinikmati dan tidak ketinggalan zaman. Selain itu, gaya tersebut dirasakan lebih sesuai dengan karakter pribadinya. Akhirnya dengan pertimbangan di atas, pada saat dia membangun rumahnya kali ini, dia mencoba untuk konsisten menerapkan gaya klasik dengan sentuhan modern pada rumah yang didominasi nada putih untuk interior dan eksteriornya.

Dominan Warna Putih
Bangunan dua lantai yang berada pada kavling 'tusuk sate' terlihat kokoh, anggun, dan letaknya lebih tinggi dari jalan raya. Rumah putih tersebut menggunakan krepyak untuk menutupi setiap bidang kaca jendelanya. Selanjutnya kaca jendela hanya ditutup oleh vitrage yang transparan tanpa menggunakan gorden lagi. Jendela dan pintu ukurannya dibuat lebih tinggi dari ukuran normal (275 cm). Dengan cara ini akan lebih terasa kesan lega.

Interior rumah didominasi warna 'putih' bergradasi. Warna putih untuk langit-langit, ivory (gading) untuk dinding dan beige untuk lantai marmernya. Dengan demikian meskipun dengan nada 'putih', masih ada batasan yang tegas antara bidang lantai, dinding dan langit-langit. Warna putih identik dengan gaya klasik, di samping juga memberi kesan terang, lega dan lapang. Ruangan yang putih juga lebih luwes dalam memadukan dengan unsur dekorasinya. Konsep pembagian ruang sangat sederhana. Pada bidang di sisi muka rumah, dimanfaatkan sebagai ruang untuk 'tamu'. Foyer dan ruang tamu berakses ke arah depan, dan ruang kerja, sedangkan kamar tidur tamu dan kamar mandi untuk tamu berakses ke arah dalam. Di belakang daerah entrance tersebut merupakan ruang keluarga, yang menyatu dengan ruang makan formal. Selanjutnya ke arah taman belakang dibuat pintu yang dapat dibuka lebar-lebar. Sebagai transisi ke arah taman belakang dan kolam renang, dibuat teras yang dimanfaatkan sebagai ruang santai dan sebuah meja bundar untuk kegiatan makan sehari-hari. Dengan kondisi fisik seperti ini, sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik dan cahaya alami pun dapat masuk secara optimal.

Furnitur Dan Unsur Dekorasi
Dengan ruang keluarga yang cukup lega dan luas seperti itu, setiap anggota keluarga yang sedang beraktivitas di tempatnya masing-masing masih dapat berkomunikasi. Ayah yang sedang bekerja di ruang kerja, anak yang sedang bersantai di ruang keluarga atau ibu yang sedang melukis di teras belakang, semuanya masih berada dalam jarak yang masih bisa berkomunikasi.

Segi positif lainnya dengan keleluasaan ruang keluarga itu, Yani masih dapat berimprovisasi dalam menata rumahnya. Pada ruang keluarga, ditempatkan lemari etnik untuk tempat menyimpan perlengkapan audio visual, merapat pada dinding. Selanjutnya seperangkat sofa warna off white (dengan 3, 2 dan 1 dudukan) ditata dengan posisi diagonal supaya terasa lebih dinamis.

Untuk furnitur, Yani menyukai mebel klasik - modern dari kayu mahoni yang di-finishing halus warna brown mahogany (coklat kemerahan). Furnitur dibuat dari kayu mahoni, tekstur dan warnanya lebih cantik. Karena kayunya lebih lunak dari kayu jati, maka hasil ukirannya akan lebih halus dan sempurna. Mebel yang cantik dan terlihat luwes dengan unsur dekorasi yang sempurna, paling disukai pemilik rumah. Tetapi tentu saja masih tetap dengan pertimbangan fungsinya yang utama.

Pada beberapa sudut ditempatkan mebel-mebel bergaya etnik dan unsur dekorasi penunjangnya. Penempatan ini pun dilakukan dengan sangat hati-hati, diserasikan dengan gaya keseluruhan dalam ruang. Kain-kain batik dan tenun hasil kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia, dihamparkan pada sebuah kursi antik, dipadukan dengan keranjang bambu dan lumpang kayu. Sudut 'Indonesia' ini mengisi bidang kosong di bawah tangga, sehingga tampak lebih artistik dan fungsional.

Selanjutnya mebel klasik modern tersebut dilengkapi dengan elemen dekorasi untuk lebih menghidupkan suasana. Pernak-pernik unik dan cantik mengisi setiap sudut dengan artistik masih dengan gaya dan warna khas klasik. Beragam lilin dengan bentuknya yang klasik, sepasang wayang golek, tetapi masih dengan dandanan baju warna off white dan emas, semuanya senada dengan nuansa warna ruang keseluruhan. Warna-warna emas dof dipadu dengan renda-renda putih, warna hijau tua dan merah maroon untuk taplak dan karpet, semakin mempertegas karakter klasik di rumah ini.

Kesemua unsur dekorasi ini tertata dengan rapi, karena menata interior rumah telah menjadi hobinya sejak remaja. Sebuah rumah klasik dalam nada putih, dibuat untuk tempat berlindung keluarganya tercinta. (Viva Rahwidhiyasa).
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872